Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya | Hernawan
Rabu, 06 Januari 2021 | 08:29 WIB
Salah satu insiator Partai Gelora Indonesia, Fahri Hamzah. (Suara.com/Ria Rizki).

BeritaHits.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini kembali menjadi sorotan usai melakukan aksi blusukan ke wilayah Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat, Senin (4/1/2021).

Mensos Risma disebut-sebut menyambangi para tunawisma dan membujuk mereka untuk pindah ke tempat rehabilitasi.

Aksi blusukan Mensos Risma tersebut menuai kritikan tajam dari sejumlah tokoh, salah satunya adalah politisi asal NTB, Fahri Hamzah.

Lewat jejaring twitter miliknya, Fahri Hamzah melempar kritikan atas sikap Mensos Risma yang belakangan hanya tampak terpusat di Jakarta.

Baca Juga: Blusukan, Risma Ajak Pemulung dan Penjual Masker ke Balai Rehabilitasi

Fahri Hamzah mengatakan, semestinya staf Mensos Risma bisa memberi tahu perbedaan tupoksi sebagai menteri dan wali kota.

Ada beberapa hal yang diuraikan Fahri Hamzah seperti perbedaan antara pemilihan menteri dan wali kota, sampai lingkup kerjanya di mana menteri mencakup wilayah seluruh negeri.

"Staf-nya Bu Risma harus kasih tahu beliau beda jadi wali kota dan menteri. Perbedaan tidak saja pada filosofi, skala, juga metode," tulis Fahri Hamzah seperti dikutip Suara.com.

"Menteri tidak dipilih tapi ditunjuk, kerja sektoral saja dan berlaku di seluruh negeri. Wali kota dipilih, non sektoral tapi terbatas kota," sambung dia.

Dalam cuitan lainnya, Fahri Hamzah menyinggung kemiskinan yang tidak hanya terjadi di wilayah Jakarta saja, tetapi menyeluruh di daerah lainnya.

Baca Juga: Wagub Riza Kasih Tahu Risma, Ada Sosok Pak Haji Kasih Duit ke Gelandangan

Namun, kritikan menohok Fahri Hamzah lagi-lagi mengarah kepada para 'penjilat dalam demokrasi' yang dinilainya teramat jahat.

Fahri Hamzah menyarankan kebijakan pengentasan kemiskinan dilakukan berdasarkan data.

"Tadinya aku gak mau tulis tapi ya salah. Kemiskinan itu bukan di jakarta, tapi di daerah terpencil sana. Itu rakyat bunuh diri, bunuh keluarga, ada ibu bunuh 3 anaknya karena mlarat. Tapi para penjilat dalam birokrasi ini jahat. Tega amat sih. Ayolah mulai dari data," tutur Fahri Hamzah.

"Kalau ada data, analisa, keluar konsep, lapor presiden, hearing di DPR, muncul kritik, muncul koreksi, publik nimbrung lalu bikin kesimpulan akhir, lalu eksekusi secara massif nasional melalui jalur-jalur struktural. Barulah masalah selesai. Itu kerja negara bukan kerja media," tandasnya.

Cuitan Fahri Hamzah Menyinggung Blusukan Mensos Risma, Tugas Mensos, dan Kemiskinan (Twitter).

Video Blusukan Mensos Risma

Video yang merekam aksi blusukan Mensos Risma mendatangi tunawisma di Jakarta tersebut salah satunya dibagikan oleh akun Twitter resmi PDI Perjuangan.

Dalam video berdurasi sekitar 1 menit itu, terlihat Mensos Risma mengenakan pakaian dinas hitam putih, dilengkapi masker.

Pada kesempatan itu, Risma mendatangi pria tunawisma yang duduk di emperan pagar sebuah ruangan.

Risma menawarkan tempat tinggal dan jaminan hidup lebih layak kepada pria yang katanya berprofesi sebagai pemulung itu.

"Pak saya carikan rumah ya. Ikut saya ya Pak. Nanti bapak di sana tetap bisa jadi pemulung," kata Risma seperti dikutip Suara.com.

"Kalau bisa pulang," balas bapak itu.

"Oke saya pulangkan. Tapi ikut ke kantor saya dulu ya Pak," timpal Risma lagi.

Load More