Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Aprilo Ade Wismoyo
Kamis, 07 Januari 2021 | 16:22 WIB
Tri Rismaharini dilantik Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Sosial RI, Rabu 23 Desember 2020 / [Foto: Laily Rachev - Biro Pers Sekretariat Presiden]

BeritaHits.id - Pro kontra blusukan Menteri Sosial Tri Risma Harini masih bergulir. Nama Mensos Risma ramai diperbincangkan publik karena aksinya tersebut.

Risma bahkan disebut melakukan pencitraan hingga setting-an dalam aksi blusukannya. Berbagai tagar terkait hal tersebut pun viral di Twitter.

Salah seorang pengamat politik, Hendri Satrio angkat bicara soal pandangannya mengenai aksi blususkan tersebut.

Dalam sebuah avideo dari kanal Youtube Apa Kabar Indonesia TvOne, Rabu (6/1/2020) Hendri menyebut tak ada hal yang salah dari aksi blusukan yang dilakukan oleh mantan wali kota Surabaya itu.

Baca Juga: Polemik Blusukan, PSI: Risma Bukan Tipikal Pemimpin di Belakang Meja

Menurutnya, blusukan adalah hal yang sah dilakukan oleh pejabat negara, termasuk Menteri Sosial.

Menanggapi banyaknya pihak yang menyerang Risma soal daerah blusukan yang hanya berkisar disekitaran Jakarta saja, Hendri menduga hal tersebut sebagai cara yang dilakukan Risma untuk memperkenalkan diri.

"Ya justru itu, kalau memang pertanyaannya kan 'Risma perlu nggak (blusukan)? Mungkin perlu di Jakarta, orang dia jadi wali kota Surabaya, gitu kan," ujar Hendri dalam video tersebut.

"Itu harus dilakukan untuk memperkenalkan diri mungkin ya," lanjutnya.

Hendri juga menyebut, Risma melakukan blusukan di Jakarta karena memang kantornya berada di Jakarta, sehingga memilih lokasi di sekitar kantornya terlebih dahulu.

Baca Juga: Kontroversi Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma, Ternyata Begini Sosoknya

"Apalagi kalau ditanya ke Bu Risma pasti jawabnya 'Ya kantorku di Jakarta ya blusukannya di Jakarta dulu' gitu," ucap Hendri.

"Jadi nggak ada yang salah dengan itu," lanjutnya.

Bicara soal blusukan, Hendri menyebut aksi tersebut tak hanya dilakukan oleh Risma. Di Jakarta khusunya, Jokowi dan Ahok sama-sama melakukannya juga saat masih menjabat sebagai gubernur.

Menurut Hendri, penyebab munculnya tudingan bahwa Risma melakukan pencitraan saat blusukan adalah karena tak adanya perubahan gaya blusukan dari versi Jokowi, Ahok, maupun kepala daerah yang lain. 

"Kenapa kemudian langsung ada tuduhan 'Wah ini pencitraan?'" ujar Hendri.

"Soalnya Bu Risma enggak mengubah model blusukan. Cara begini kan sudah dilakukan Pak Jokowi, Pak Ahok, banyak pemimpin daerah juga melakukan ini." ujarnya lagi.

"Makanya begitu dilakukan lagi 'Wah nyontek, pencitraan pasti'," sambungnya.

Alih-alih melakukan blusukan, Mensos Risma menurut Hendri bisa melakukan banyak hal yang efektif dan berpotensi mendapat sambutan baik. Salah satunya ialah dengan mengupayakan kembali momentum dan pencapaian terbaik saat menjadi wali kota Surabaya.

"Jadi kalau mau ada hal yang berbeda ya lakukan yang berbeda," ujar Hendri.

"Bu Risma momentum yang terbaik di Surabaya kan waktu itu penutupan Doli, gitu ya, ya coba dilakukan di daerah-daerah lain wong Menteri Sosialkan, bisa begitu, itu yang pertama," lanjutnya.

"Kemudian momentumnya sudah diset sama Pak Jokowi tentang bansos, yaudah take care bansos," ujarnya lagi.

Pada akhirnya Hendri menekankan lagi tak ada yang salah dari aksi blusukan yang dilakukan Risma. Hanya saja, masyarakat dinilai megalami kebosanan terkait gaya blusukan itu. Ada baiknya jika Risma mengubah gaya pendekatan pada masyarakat.

"Ada yang salah enggak dengan apa yang dilakukan Bu Risma? Enggak ada, cuma mereka bosen aja, begitu lagi mestinya gantilah," tutupnya.

Video selengkapnya bisa dilihat di sini.

Load More