BeritaHits.id - Politisi Partai Demokrat, Benny K Harman meminta agar Menteri Sosial Tri Rismaharini menjelaskan secara terbuka soal kabar tentang penerima Bansos fiktif yang jumlahnya mencapai 16,7 juta jiwa.
Informasi mendetail soal 16,7 juta penerima Bansos yang diduga tidak memiliki Nomor Induk Kependudukan (NIK) tersebut dituntut untuk dipaparkan ke publik oleh Mensos Risma.
Permintaan itu disampaikan oleh Benny K Harman lewat jejaring Twitter miliknya pada Selasa (19/2/2021).
"Mensos Ibu Risma yang terhormat, mohon jelaskan terbuka informasi beredar luas tentang 16,7 juta penerima Bansos fiktif, tidak ada NIK," ujar Benny K Harman seperti dikutip Suara.com, Rabu (20/1/2021).
Benny K Harman mengatakan, pengusutan lebih lanjut oleh Mensos Risma sejatinya wajib dilakukan agar persoalan Bansos tidak terus menerus membuat gaduh.
Menurut dia, apabila hal tersebut dibiarkan, soal penerima Bansos fiktif bisa menjadi skandal yang besar.
Benny K Harman bahkan menyinggung soal penurunan pemimpin yang salah satunya bisa terjadi karena ada pusaran korupsi di sekitar pimpinan.
"Kalau tidak, ini bakal menjadi skandal besar yang meledak awal tahun. Ingat, protes menurunkan pemimpin antara lain karena pusaran korupsi sekitaran Istana!" tandas Benny K Harman.
Temuan penerima Bansos fiktif sebelumnya disampaikan saat KPK bertemu dengan Mensos Risma usai Juliari P Batubara tersandung kasus korupsi Bansos Covid-19.
Baca Juga: Berkali-kali ML dengan Nakes Gay, Pasien JN Ternyata Berstatus Bujang
Mensos Risma mendadak menyambangi gedung KPK pada Senin (11/1/2021), tetapi kedatangannya bukan untuk diperiksa oleh penyidik komisi antirasuah.
Kedatangan Risma ke gedung KPK adalah untuk berkoordinasi terakit hasil kajian lembaga antirasuah mengenai masih adanya permasalahan dalam pengelolaan bantuan sosial.
"Hari ini KPK menerima kehadiran Menteri Sosial, Tri Rismaharini untuk melakukan koordinasi terkait surat rekomendasi KPK tanggal 3 Desember 2020 tentang penyampaian hasil kajian pengelolaan bantuan sosial," kata Plt Juru Bicara Bidang Pencegahan Ipi Maryati Kuding, dikonfirmasi, Senin (11/1/2021).
Sebelumnya, KPK telah menyampaikan sejumlah kajian terkait penyaluran Bansos yang dilakukan oleh Kementerian Sosial.
Dari hasil temuan KPK persoalan utama dalam penyelenggaraan bansos adalah akurasi data penerima bantuan, yang meliputi kualitas data penerima bantuan, transparansi data, maupun pemutakhiran data.
Dari kajian yang telah dilakukan. Masih ditemukan bahwa, data terpadu kesejahteraan sosial atau DTKS tidak padan data NIK dan tidak diperbaharui sesuai data kependudukan.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- Kata-kata Miliano Jonathans Tolak Timnas Indonesia
- Miliano Jonathans: Hati Saya Hancur
- Dari Premier League Bersama Crystal Palace Kini Main Tarkam: Nasib Pilu Jairo Riedewald
- Insiden Bendera Terbalik saat Upacara HUT RI ke-80, Paskibraka Menangis Histeris
- Dicari para Karyawan! Inilah Daftar Mobil Matic Bekas di Bawah 60 Juta yang Anti Rewel Buat Harian
Pilihan
-
Berani Banget! Alex Pastoor Bikin Heboh Publik Belanda Gegara Ucapannya
-
10 HP Kamera Terbaik Agustus 2025, iPhone Kalah dari Merek Ini
-
Fakta Unik A-Z Padel: Olahraga Hits yang Bikin Penasaran
-
BEI Beri Peringatan Kepada 167 Emiten, Imbas Lambatnya Lapor Keuangan
-
Danantara Tunjuk Bupati Gagal jadi Komisaris Utama Perusahaan BUMN
Terkini
-
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Garut Hari Ini, Berikut Info BMKG
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!