Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Jum'at, 22 Januari 2021 | 10:35 WIB
Maya Nabila, mahasiswi S3 termuda di ITB usia 21 tahun (ITB)

Saat melanjutkan pendidikan S2 di ITB dengan beasiswa PMDSU Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), Maya sempat mengalami kendala cukup berat.

Ia harus menyesuaikan pelajaran yang sebelumnya ia dapatkan saat mengambil program sarjana di Universitas Andalas.

Maya mengaku sama sekali tak menyangka bisa menjadi mahasiswi termuda di ITB. Namun, menjadi mahasiswi termuda tak membuatnya berpuas diri.

"Perasaan ya senang sih ya, tapi ini belum jadi apa-apa, baru jadi mahasiswa termuda saat ini, aku belum punya kontribusi apapun untuk kampus atau negara," ungkap Maya.

Baca Juga: Vulkanolog ITB: Ada Hubungan Antara Letusan Gunung Api dan Pemanasan Global

Maya berharap ia bisa menambah ilmu dan pengetahuannya selama melanjutkan kuliah hingga S3.

Ia memiliki mimpi besar menjadi seorang dosen hingga mendirikan sekolah untuk anak-anak kurang mampu secara finansial.

Maya menilai membangun karakter dan pola pikir merupakan hal penting dalam hidup yang bisa didapatkan dari pendidikan nonformal.

Namun, kemampuan sosialisasi, sopan santun hingga perkembangan ilmu dan teknologi bisa juga didapat dari bangku pendidikan formal.

"Aku punya cita-cita ingin jadi dosen, aku ingin mengajar dan membagikan ilmu yang aku dapatkan selama kuliah di ITB ini," tukasnya.

Baca Juga: Tega! Mahasiswi Magang RSJ Magelang Bunuh Bayinya Sendiri di Toilet Asrama

Load More