Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Hernawan
Jum'at, 29 Januari 2021 | 17:36 WIB
Pendeta Gilbert Lumoindong ketika berfoto dengan Habib Rizieq Shihab. (Istimewa)

BeritaHits.id - Pendeta Gilbert Lumoindong mengomentari kasus pegiat media sosial Permadi Arya alias Abu Janda, yang dilaporkan ke polisi karena diduga melakukan penghinaan rasis terhadap eks komisioner Komnas HAM Natalius Pigai.

Menurut kacamata Pendeta Gilbert, pernyataan Abu Janda bersifat multitafsir sehingga dia meminta publik untuk cerman dan jeli apakah pelaporan Abu Janda bersifat perorangan atau mewakili istitusi.

Pendeta Gilbert merasa, saat ini masyarakat belum jernih dalam memandang laporan terhadap Abu Janda oleh KNPI. Oleh sebab itu, dia menyarankan sebaiknya publik menunggu proses hukum dan persidangan.

Lebih lanjut, kata Pendeta Gilbert, kasus dugaan rasisme oleh Abu Janda harus dilihat mendalam. Sebab, bisa saja terjadi banyak penafsiran soal kata-kata yang dilontarkan Pegiat Media Sosial itu.

Baca Juga: Dipolisikan, Abu Janda: Ketua KNPI Dendam, Sakit Hati Rizieq Dipenjara

"Yang perlu dipahami maksud dari pembahasan, apakah ada mens rea-nya untuk penghinaan atau mungkin ada penafsiran berbeda. Karena kita tak bisa lihat sesuatu dari sudut pandang kita sendiri (saja). Yang paling tahu cuitan itu ya Abu Janda," terang Pendeta Gilbert kepada Hops.id -- Jaringan Suara.com, Jumat (29/1/2021).

Menyoroti soal kata 'evolusi' yang membawa Abu Janda dipolisikan, Pendeta Gilbert mengulas istilah itu lebih dalam. Apakah yang dimaksud Abu Janda merupakan teori evolusi Darwin, atau teori evolusi yang lain.

"Evolusi itu multitafsir, apakah ini teori Darwin? Kalau kita baca sejarah, evolusi itu mulai pada abad 7-6 SM dari Aristoteles. Dia membahas tentang evolusi, baru abad ke-19 ada teori evolusi. Jadi yang pasti, satu harus kita jelaskan," ujar Pendeta Gilbert.

Kendati begitu, Pendeta Gilbert sangat sependapat apabila penghinaan jelas tidak bisa dibenarkan. Namun, menurut dia, jangan cepat memvonis penghinaan tanpa melihat proses hukumnya.

Pendeta Gilbert menegaskan, dalam kasus semacam ini, perlu dikedepankan yang namanya asas praduga tak bersalah.

Baca Juga: Ajak Netizen Unfollow, Abu Janda: Ibu Susi Pudjiastuti Jangan Sumbu Pendek!

Kemudian, Pendeta Gilbert menyinggung evolusi dalam doktrin agama Kristen. Kata dia, Kristen sudah finas tidak lagi meyakini teori.

Pendeta Gilbert lalu menggambarkan soal Abu Janda yang dia kenal sebagai sosok pecinta Pancasila dan menghargai perbedaan.

Menurut dia, Abu Janda merupakan pria yang teramat mencintai Indonesia dan gigih memperjuangkan keberagaman dan persatuan bangsa.

"Abu Janda itu hanya tak suka melihat Pancasila direndahkan, dirobek, atau diserang," tukasnya.

Load More