Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Aprilo Ade Wismoyo
Minggu, 07 Februari 2021 | 11:04 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan kepada wartawan saat tiba di Mapolda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (17/11/2020). [ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak]

BeritaHits.id - Polemik terkait penghargaan yang diberikan kepada Anies Baswedan sebagai satu dari 21 pahlawan transportasi 2021 masih berlanjut. Kali ini muncul sorotan dari publik terhadap TUMI (Transformative Urban Mobilty Initiative), organisasi yang memberikan  penghargaan tersebut.

Akun Facebook Karjo Wijono menuliskan ulasan tentang TUMI pada Sabtu (6/2/2021). Ia mengatakan bahwa lembaga tersebut bukanlah LSM seperti GreenPeace yang cukup besar dan bonafide.

"Lantas siapa sih TUMI itu.. yang memberi penghargaan tersebut?" tulis akun Karjo Wijono.

"TUMI itu suatu lembaga semacam LSM nir profit yang berbasis di Jerman. Hasil check di webnya mereka memberikan pelatihan, konsultasi dll tentang transportasi, mobilitas warga di perkotaan," lanjutnya.

Baca Juga: Soal Kemungkinan Dukung Anies Baswedan di Pilkada, PDIP Jawab Begini

"Hasil check lebih dalam dari akun twitter, FB, IG-nya, LSM ini bukanlah LSM semacam GreenPeace yang cukup besar dan bonafide," tulisnya lagi.

Ulasan tentang organisasi TUMI (facebook/Karjo Wijono)

Lebih lanjut Karjo Wijono menjelaskan tentang akun media sosial milik TUMI. Ia mengambil kesimpulan, dilihat dari jumlah followers dan interaksi dalam media sosialnya, TUMI bukanlah organisasi besar.

"Perhatikan dari akunnya. Twitter: akunnya tidak terverifikasi (centang biru), followernya hanya 11900 an.dan aktivitas tweetnya juga sepi," tulis Karjo.

Dalam ulasan tersebut juga dijelaskan bahwa unggahan TUMI di Facebook yang mengumumkan penghargaan untuk Anies hanya dikomentari oleh belasan akun, yang kebanyakan adalah orang Indonesia. Begitu pula dengan akun IG TUMI yang hanya memiliki sedikit followers.

"Facebook: akun fanpage-nya baru dibuat tahun 2018, followers-nya 8000an, yang like kurang dari 8000an. Lucunya, saat mengumumkan penghargaan yang membuat Anies seperti dilambungkan itu, postingnya hanya dapat emoji 63, 12 komen dan 34 share. Hebatnya yang komen dan share itu kebanyakan orang-orang Indonesia yang fansboynya Anies," lanjutnya.

Baca Juga: Ketika Anies Baswedan Membantah Riza Patria Terkait Lockdown Weekend

"IG. : Ini yang membuat terbelalak, katanya kelas dunia, akun IG-nya hanya 21 post dan 188 followers. Itu juga kalah sama akun IG ku. Yang begitu Kelas dunia?" tulisnya lagi.

Unggahan di akun Facebook TUMI (Facebook/Karjo Wijono)

Karjo Wijono juga menyoroti soal kriteria dalam penghargaan tersebut. Di akun media sosialnya, pengumuman akan adanya penghargaan tersebut bahkan diberikan sehari sebelum penghargaan diberikan.

"Memperhatikan lebih dalam lagi dari akun medsosnya si TUMI ini, sehari sebelum mengumumkan penghargaan itu baru posting bahwa besok akan ada Lounching penghargaan itu. Dan hampir nggak ada yang merespons, dan tiba-tiba memberikan penghargaan tersebut, tanpa ada kriteria misalnya skoring dan lain-lain," tulisnya.

TUMI disorot Ferdinand Hutahaean

Senada dengan ulasan tersebut, Ferdinand Hutahaean juga menyampaikan pernyataan terkait organisasi TUMI. Ia menyebut bahwa TUMI adalah organisasi kecil dan bukan merupakan lembaga internasional yang terkenal.

"Ini akun Twitter TUMI, follower dan followingnya bikin geli, kupikir dia ikut program Follback. Sudah 2 hari 21 Heroes dirilis, ternyata yang komen cuma 91, RT 286 dan Like 349. Sungguh ini menunjukkan TUMI cuma organisaai kecil dan bukan lembaga internasional yang dikenal," tulis Ferdinand pada Minggu (7/2/2021).

"Padahal Anies dan pendukungnya sudah sangat bangga menerima penghargaan tersebut. Apa tidak melihat dulu latar belakang lembaganya? Saya sih bisa memahami kalau mental inlander, melihat asing itu sudah pokoknya hebat luar biasa semua. Ternyata potensi karakter jadi antek asing sangat tinggi," lanjutnya.

Lebih lanjut, Ferdinand menyindir soal Anies yang disejajarkan dengan Elon Musk dalam penghargaan tersebut. Menurutnya, Elon bahkan tak pernah membahas soal penghargaan itu.

"LSM seperti itu banyak banget jumlahnya, kalau saya sih malu menerima penghargaannya," tulis Ferdinand.

"Jualan opininya disebut sejajar dengan Elon Musk Tesla. Padahal Elon Musk tak sedikitpun bicara tentang TUMI dan penghargaannya wkwkwkwk. Memasukkan nama orang hebat sih bebas saja, tapi apakah orang itu berkenan dan menerima? Belum tentu," pungkas Ferdinand.

Load More