Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Dwi Atika Nurjanah
Senin, 08 Februari 2021 | 15:49 WIB
Kisah Pasukan Ibu-ibu 'Kolombus' yang Kian Meresahkan Empunya Hajatan (instagram.com/mak_inpoh)

BeritaHits.id - Beredar tangkapan layar berisi kisah seorang pemuda yang kian resah dengan aksi ibu-ibu 'kolombus' alias kelompok bungkus-bungkus.

Pasalnya, ada sekelompok ibu-ibu yang begitu niat membawa kantong plastik dan tas besar dari rumahnya, untuk mengambil makanan yang telah dihidangkan.

Hal itu diketahui setelah pengguna akun Facebook bernama Teja membagikan kisahnya itu, kemudian dibagikan ulang oleh pengelola akun Instagram @mak_inpoh.

"Apa disini ada yang termasuk pasukan Ibu-ibu Kolombus (kelompok bungkus bungkus)?," tulis keterangan di unggahan itu.

Baca Juga: Divonis Air Ketuban Minim, Perempuan Ini Ngaku Jadi Korban Tipu-tipu Dokter

Dalam tangkapan layar itu tampak Teja tengah menghadiri undangan acara akikah anak tetangganya. Lantaran sedang PSBB, tamu undangan yang hadir hanya kalangan keluarga dan tetangga terdekat saja.

Setelah acara hajatan selesai, pemilik rumah kemudian menyajikan hidangan kampung seperti wajik, bolu, dan lainnya pada tamu.

Namun, saat menikmati hidangan tersebut ada hal yang menarik perhatian Teja, yakni sekelompok ibu-ibu pasukan kolombus.

Teja mengatakan, ada seorang ibu yang begitu niat membawa kantong plastik dan memasukkan sepiring bolu ke dalamnya.

"Ibu yang satu baner-bener niat banget bawa kresek indomar*, lalu bolu sepiring yang disajikan depan para tamu pun diambil sama dia, lalu diam-diam itu boli raib seketika. Oh no, ternyata sepiring bolu itu sudah masuk kantong kresek," cerita Teja.

Baca Juga: Totalitas! Viral Aksi Driver Ojol Nekat Terabas Banjir Demi Antar Makanan

Akibat hal itu, Teja semakin penasaran dan terus memperhatikan gerak-gerik ibu kolombus lainnya. Terkejutnya, ia melihat seorang ibu memasukkan wajik dan kue kacang setoples ke dalam tas berukuran besar.

"Jujur aku makin penasaran, apalagi yang bakalan dilakukan sama ibu-ibu di sebelahnya. Dia bawa tas gede isinya enggak tahu apaan tapi saat ku perhatikan lagi, wajik dan kue kacang diambil sama dia. Awalnya pura-pura nyicip sambil ngobrol sama ibu-ibu yang lainnya, tapi tangan satunya bergerilya memasukan wajik dan setoples kue kacang," terangnya.

"Padahal tasnya ada tulisan merek 'H', dengan seyakin-yakinnya itu tas merek H artinya bukan hermes deh, pasti HASEM," ujarnya.

Tak berhenti di situ saja, ibu-ibu kolombus lainnya kian aktif memasukkan kue nagasari ke dalam kantong kresek.

"Setelah dua ibu-ibu kolumbus yang aku pergoki, eh ternyata ada lagi. Sepertinya pasukan kolumbus ini sedang bergerilya memasukkan kue nagasari. Ujung mataku tajam melirik tangannya yang diambil langsung 5 masuk ke dalam kresek hitamnya," kata Teja.

Kemudian ibu-ibu pasukan kolombus ini kembali memasukkan sepiring kacang rebus dan sekitar 10 potong brownies di depan Teja.

Sampai-sampai Teja tak habis pikir dengan kelakuan ibu-ibu tersebut yang tak tahu malu.

"Mukanya benar-benar muka badak karena ada ibu-ibu lain melihat aksinya tapi dengan wajah tanpa dosanya dia cengengesan seakan-akan tak bersalah," tutur Teja.

Menurut Teja, pasukan kolombus ini memang suka beroperasi di acara hajatan dan semacamnya. Kebanyakan dari mereka memiliki tujuan membungkus makanan untuk dijadikan camilan di jalan atau dibawa pulang dan diberikan pada anggota keluarganya.

Teja menuturkan, hal yang dilakukan oleh ibu-ibu pasukan kolombus ini akan merugikan pemilik hajatan, apalagi jika keterbatasan biaya.

Pasalnya, makanan yang diambil secara sembrono oleh kolombus ini akan membuat tamu lain tak kebagian sehingga empunya hajatan harus membeli makanan lagi.

Teja mengingatkan agar tak membungkus makanan tersebut tanpa seizin pemilik acara karena bisa menjadi haram.

"Jangan sampai cuma karena bungkus-bungkus kita makan yang bukan haknya, nganterin kita ke neraka," tegasnya.

Selain itu, Teja mengatakan untuk berhenti menjadi kolombus dan tak berdalih bahwa makanan yang sudah disediakan oleh pemilik hajatan bisa diambil sesuka hati.

"Jangan bilang 'kan udah disajikan sama yang punya hajat'. Benar sih udah disajikan tapi ya mbok kira-kira dong kalau makan ingat jatah orang lain juga. Karena di samping ibu-ibu kolombus ada ibu-ibu putri malu yang kalau makan suka malu-malu," pungkas Teja.

"Yuk ah berhenti jadi pasukan kolombus kecuali sengaja dibungkusin sama yang punya hajat yah," lanjutnya.

Walhasil, kisah Teja tentang ibu-ibu pasukan kolombus itu pun viral. Tampak sejumlah warganet memberikan beragam komentarnya di kolom unggahan @mak_inpoh.

"Padahal bolu sama brownis kalau males buat, beli juga udah murah. Astaga wajik nagasari di pasar masih ada yang jual seribuan sepotong, beli Rp 10 ribu kenyang bu," imbuh akun @candra.luppita.

"Ya Allah segitunya, semoga pasukan kolombus cepat insaf," ujar akun @puvinda.

"Kalau di kampung sini, biasa sih ibu-ibu bawa snack pengajian pulang atau pas hajatan snacknya dibawa pulang buat anaknya. Tapi itu juga cuma satu bungkus jatah sendiri. Enggak pernah ada kolumbus macam nih," cerita akun @vbryntan.

"Tangannya aktif ya bund. Geraknya pun cepat. Kasian yang punya hajatan dan tamu yang belum kebagian," tutur akun @ulieyaszulia.

"Banyak banget min, acara pengajian acara hajatan panen panen dah," kata akun @senjasri_mukardie.

Load More