Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Senin, 08 Februari 2021 | 18:40 WIB
Nama Ganjar di buku PAI (Twitter/gus_raharjo)

BeritaHits.id - Nama Pak Ganjar menjadi sorotan publik usai muncul dalam buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti untuk Sekolah Dasar kelas 3 dan 4.

Dalam buku tersebut, sosok Pak Ganjar digambarkan sebagai seorang Muslim yang tak pernah bersyukur dan juga enggan menunaikan ibadah salat.

Penampakan buku tersebut diunggah oleh akun Twitter @gus_raharjo. Akun tersebut mempertanyakan alasan penerbit buku Tiga Serangkai dalam menggunakan nama Ganjar.

Sebab, publik mengetahui nama Ganjar merupakan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.

Baca Juga: Lagu Genjer-genjer Kini Viral di TikTok, Tuai Pro dan Kontra

"Kenapa kok harus pakai nama Ganjar ya, padahal kan ada banyak nama yang bisa dipilih," tulis akun itu seperti dikutip Suara.com, Senin (8/2/2021).

Nama Ganjar di buku PAI (Twitter/gus_raharjo)

Nama Ganjar tersebut muncul di sebuah soal di buku tersebut. Berikut bunyi soal tersebut:

"Walaupun mendapatkan rezeki yang banyak, Pak Ganjar tidak pernah bersyukur. Sebagai orang Islam, ia pun tidak pernah melaksanakan salat. Pak Ganjar termasuk orang yang..."

Menurut akun tersebut, buku tersebut merupakan PT Tiga Serangkai Solo terbitan tahun 2020.

"Buku yang ditulis Ali Shodiqin ini tidak beredar di Jateng, namun diedarkan di SDIT Bekasi," ungkapnya.

Baca Juga: Video Viral Emak-emak Nemu Uang Rp 2 Juta, Warganet Malah Galau

Hingga berita ini disusun, Suara.com masih mencoba menghubungi pihak terkait guna mengklarifikasi mengenai buku tersebut.

Penampakan buku dengan narasi nama Ganjar tersebut langsung viral di media sosial dan menjadi sorotan publik.

Banyak warganet mengecam pihak penerbit agar bisa memberikan klarifikasi atas buku tersebut.

"Enggak layak beredar buku macam ini," kata @parwatyrizky.

"Menurut saya bentuk soal penilaian sikap jelek dengan menyebut orang lain apalagi menyebut nama tokoh ini sangat tidak mendidik. Mestinya guru tidak memberikan soal penilaian sikap tapi lebih ke pembentukan sikap diri siswa," ungkap @gantarkasalo.

"Penanaman image jelek terhadap korban," ucap @menurutsaya2.

"Ini tendensius dan meracuni anak-anak," ujar @lucukami.

Load More