Risma Curhat Jadi Mensos Berat, Roy Suryo: Mensos Sebelumnya Tak Dianggap?

BeritaHits.id - Pernyataan Menteri Sosial Tri Rismaharini terkait beratnya pekerjaan Kemensos menuai sorotan dari berbagai kalangan, termasuk Pakar Telematika Roy Suryo.

Sebelumnya dikabarkan, Mensos Risma saat menghadiri acara Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) di Serang, Banten, pada Minggu (7/2/2021) sempat mengungkap betapa beratnya mengemban jabatannya sekarang.

Bahkan, Mensos Risma sempat mengeluarkan pernyataan yang mengejutkan. Pasalnya, apabila dia tidak sanggup, maka amanahnya sebagai Mensos akan dikembalikan kepada Presiden Jokowi.

Curhatan itu lah yang membuat Roy Suryo kembali melempar kritikan tajam untuk Mensos Risma.

Baca Juga: Benarkah Diam-diam Jokowi Sudah Pakai Dana Haji 38,5 Triliun? Ini Faktanya

Kritikan tersebut disampaikan oleh Roy Suryo lewat jejaring Twitter miliknya, Selasa (9/2/2021).

Roy Suryo lewat cuitannya mempertanyakan apakah Mensos Risma tidak pernah menganggap ada beberapa Mensos sebelumnya.

"Tweeps, kalaupun 2 Mensos sebelumnya tidak dihitung (karena Korupsi dan ditahan KPK RI). Namun bagaimana peran para pendahulunya di sama-sama era Presiden Jokowi?" tulis Roy Suryo seperti dikutip Suara.com.

"Apakah bu @khofifahip dan Pak @agusgumiwangk dianggap tidak pernah ada?" sambungnya.

Roy Suryo lalu mengatakan, pernyataan sebagaimana dilontarkan Mensos Risma tersebut sungguh terwelu.

Baca Juga: Tabuh Ember Sambil Bersorak, Aksi Warga Terjang Banjir Bak Pawai Ini Viral

"Statemen Mansos ini sungguh terwelu," tandasnya.

Roy Suryo menyematkan tangkapan layar foto artikel beberapa media yang mengabarkan tentang Mensos Risma curhat soal jabatannya.

Cuitan Roy Suryo menuai pro dan kontra di kalangan warganet. Sejumlah orang mendukung Mensos Risma, tetapi segelintir lain berpihak pada Roy Suryo.

Pernyataan serupa, tentang beratnya sebagai seorang Mensos juga pernah dilontarkan Mensos Risma beberapa saat setelah ditunjuk menggantikan Juliari P Batubara.

Namun saat itu, dia tidak sekali menyebut soal diletakkannya kembali jabatan kepada Presiden Jokowi.