Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Minggu, 14 Februari 2021 | 08:59 WIB
Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Muhammad Sirajuddin Syamsuddin menemui Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (25/9/2018) sore. [Suara.com/Dwi Bowo Rahardjo]

BeritaHits.id - Anggota DPR RI Fadli Zon angkat bicara mengenai kabar dosen UIN Syarif Hidayatullah, Din Syamsuddin dilaporkan ke Komisi Aparatur Sipil Negara (KASN) dengan tuduhan radikal.

Melalui akun Twitter miliknya @fadlizon, Fadli Zon justru merasa iba dengan pelapor Din Syamsuddin.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu menilai, si pelapor memiliki keterbatasan pengetahuan sehingga mengambil tindakan gegabah menuding Din Syamsuddin radikal.

"Radikal? Kasihan yang menuduhnya karena terlalu terbatas pengetahuannya," kata Fadli Zon seperti dikutip Suara.com, Minggu (14/2/2021).

Baca Juga: Mahfud MD Sebut Ada yang Ngadu Din Syamsuddin Radikal ke Menpan-RB

Fadli Zon mengaku telah mengenal sosok Din Syamsuddin sejak 1990 lalu.

Bahkan, Din Syamsuddin juga menjadi orang yang berjasa mengenalkan Fadli Zon dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto yang kini menjadi bos Fadli Zon di Partai Gerindra.

"Saya kenal bang Din Syamsuddin sejak 1990 ketika Ketum Pemuda Muhammadiyah. Pernah jadi bos saya di CPDSm mengenalkan saya pada pak @prabowo awal 1990-an," ungkap Fadli Zon.

Komentar Fadli Zon soal Din Syamsuddin dituduh radikal (Twitter/fadlizon)

Fadli Zon juga mengungkapkan, Din Syamsuddin juga aktid memimpin Asian Conference on Religion and Peace (ACRP).

Oleh karenanya, tuduhan bahwa Din Syamsuddin sebagai seorang radikal merupakan tuduhan tak berdasar.

Baca Juga: Akui Berseberangan dengan Din Syamsuddin, Ulil Abshar Kecam Tuduhan Radikal

"Ia lama aktif pimpin Asian Conference on Religion and Peace (ACRP)," tukasnya.

Dituduh Radikal

Din Syamsuddin dilaporkan Gerakan Anti Radikalisme Alumni ITB (GAR ITB) karena dianggap radikal.

Hal itu diprotes berbagai kalangan, salah satunya Cendekiawan muslim, Azyumardi Azra.

"Mengimbau agar GAR ITB menarik laporannya," kata Azyumardi dalam keterangan tertulisnya, Jumat (12/2/2021).

Menurut Azyumardi, apabila terdapat konflik kepentingan terkait dengan posisi Din sebagai anggota MWA ITB, maka sebaiknya diselesaikan secara baik-baik di lingkungan almamater-sivitas akademika dengan semangat perguruan tinggi yang berdasarkan obyektivitas dan kolegialitas.

Selain itu, apabila pelaporan itu juga dilatarbelakangi oleh sikap kritis Din kepada pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi, menurutnya tidak disikapi lingkungan perguruan tinggi secara kontra-produktif dan divisif.

"Kelompok yang mengatasnamakan sebagai kelompok alumni sepatutnya menempuh cara-cara yang tidak menimbulkan perpecahan dan konflik dalam masyarakat," ujarnya.

"Pada saat yang sama pimpinan KASN dan Kementerian Agama hendaknya dapat menilai masalah ini secara obyektif dan adil. Dengan begitu dapat diciptakan suasana kepegawaian yang lebih kondusif terkait isu sosial-politik," sambungnya.

Terlebih lagi, Azyumardi juga menganggap pelaporan tersebut hanya mengada-ada. Pasalnya, Din telah banyak berkontribusi selain kepada UIN Jakarta, tetapi juga kepada PP Muhammadiyah dan negara dengan mensosialisasikan pentingnya dialog dan perdamaian untuk membangun peradaban dunia yang lebih adil.

Load More