Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Kamis, 18 Februari 2021 | 15:23 WIB
Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (kiri) berbincang dengan Presiden Ke-5 Megawati Soekarnoputri (kanan) saat menghadiri pemakaman ibu negara Ani Yudhoyono di Taman Makam Pahlawan Nasional Utama (TMP) Kalibata, Jakarta, Minggu (2/6). [Suara.com/Muhaimin A Untung]

BeritaHits.id - Eks Sekretaris Kabinet era Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), Dipo Alam angkat bicara mengenai kabar Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri kecolongan dua kali di Pilpres 2014.

Hal itu disampaikan oleh Dipo Alam melalui akun Twitter miliknya @dipoalam49.

Dipo menyebut isu yang dihembuskan tersebut bersumber dari sumber yang tidak jelas, sehingga sia-sia isu tersebut dihembuskan.

"Kok diajak-ajak bahas cerita serial 'kecolongan dua kali' yang basi? Dari sumber enggak jelas? Mubazir!" kata Dipo seperti dikutip Suara.com, Kamis (18/2/2021).

Baca Juga: Andi Arief Balas Hasto PDIP: Kader Demokrat Tak Diajar Bully Eks Presiden

Dipo menjelaskan, saat ini rakyat Indonesia sedang sibuk menghadapi gejolak ekonomi di tengah pandemi Covid-19.

Pemerintah juga sedang sibuk menimbang hukuman mati bagi menteri koruptor kasus bansos dan benih lobster atau benur.

"Woy, orang lagi subuk ekonomi hadapi ekonomi Covid-19, mau vaksinan, ramai bahas usul Wamenkumham: hukuman mati menteri koruptor bansos dan benur, revisi UU ITE," ungkap Dipo.

Komentar Dipo Alam soal Megawati kecolongan dua kali (Twitter/dipoalam49)

'Kecolongan Dua Kali'

Kabar Megawati kecolongan dua kali diungkapkan oleh Marzuki Alie dalam perbincangannya di kanal YouTube Akbar Faisal.

Baca Juga: Eks Mensos Julihari Terancam Hukuman Mati, Politisi PDIP Murka

Marzuki bercerita, SBY kala itu berkisah disaksikan oleh Hadi Utomo di Hotel Sheraton bandara Internasional Soekarno-Hatta.

"Pak SBY menyampaikan, Pak Marzuki saya akan berpasangan dengan Pak JK, ini Bu Mega akan kecolongan dua kali ini. Artinya, kecolongan pertama dia (SBY) yang pindah, kecolongan dua kali dia ambil Pak JK. Pak Marzuki orang pertama yang saya kasih tahu, nanti kita rapat," kata Marzuki menceritakan ucapan SBY.

Marzuki tidak menjelaskan secara detail maksud dari istilah kecolongan dua kali. Ia hanya menyampaikan apa yang SBY katakan kala itu.

Ditanggapi PDIP

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menilai pengakuan Marzuki Alie menjadi bukti bahwa SBY memiliki desain pencitraan sendiri.

Hal itu terbukti pada 2004 lalu SBY tampil seolah menjadi sosok yang dizolimi.

"Apa yang disampaikan oleh Marzuki Alie tersebut menjadi bukti bagaimana hukum moralitas sederhana dalam politik itu tidak terpenuhi dalam sosok Pak SBY. Terbukti bahwa sejak awal Pak SBY memang memiliki desain pencitraan tersendiri termasuk istilah 'kecolongan dua kali' sebagai cermin moralitas tersebut," kata Hasto dalam keterangan pers.

Hasto menyebut, rakyat bisa menilai sendiri mengenai apa yang dituduhkan oleh SBY kala itu merasa dizalimi oleh Megawati.

"Kebenaran sejarah membuktikan bahwa Pak SBY menzalimi dirinya sendiri demi politik pencitraan," ungkapnya.

Load More