Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Selasa, 02 Maret 2021 | 13:20 WIB
Mantan Presiden ke enam Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). (Sekretariat Presiden)

BeritaHits.id - Eks politisi Partai Demokrat, Jhoni Allen Marbun menuding Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) sebagai pelaku kudeta sesungguhnya di internal Partai Demokrat.

Tuduhan tersebut disampaikan oleh Jhoni melalui video berdurasi sembilan menit yang beredar luas di media sosial.

Jhoni merupakan mantan politisi Partai Demokrat yang dipecat oleh partai secara tidak terhormat.

Jhoni disebut terlibat dalam Gerakan Pengambilalihan Kepemimpinan Partai Demokrat (GPK-PD) atau upaya kudeta di Demokrat.

Baca Juga: SBY Dituding Kudeta Anas Urbaningrum, Begini Respon Demokrat

Berikut Suara.com merangkum rentetan tuduhan Jhoni Allen kepada SBY, Selasa (2/3/2021).

1. Dua Kali Rekayasa Kongres Partai Demokrat

Jhoni menuding SBY telah merekayasa hasil kongres Partai Demokrat sebanyak dua kali. Rekayasa pertama dilakukan pada Kongres IV Partai Demokrat di Surabaya, Jawa Timur pada 2018.

Jhoni menyebut SBY merekayasa jalannya kongres agar ia terpilih sebagai calon tunggal ketua umum partai.

"Kongres ke-4 SBY merekayasa jalannya kongres agar dia menjadi calon tunggal ketua umum. Inilah bentuk pengingkaran janjinya terhadap diri sendiri dan kader Partai Demokrat di seluruh Tanah Air," ungkap Jhoni.

Baca Juga: Cara SBY Rekayasa Kongres Demokrat Sampai Usir Peserta, Versi Jhoni Allen

Rekayasa kedua terjadi pada Kongres V Partai Demokrat pada 2020 lalu. Dalam Kongres tersebut, Agus Harimurti yudhoyono (AHY) dikukuhkan sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Keluarnya AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat diklaim oleh Jhoni merupakan hasil manipulasi yang dilakukan oleh SBY.

"SBY mendesai seluruh ketua DPD seluruh Indonesia mendeklarasikan AHY sebagai ketua umum yang mereka sebut aklamasi. Makanya AHY berada di puncak gunung tapi tidak pernah mendaki," kata Jhoni.

2. Pelaku Kudeta Sebenarnya

Jhoni menuding SBY sebagai pelaku kudeta yang sebenarnya. Kudeta tersebut berhasil dilakukan dengan menggulingkan Anas Urbaningrum yang kala itu masih menjabat sebagai Ketua Umum Partai Demokrat.

Kala itu, SBY yang masih menjabat sebagai Ketua Dewan Pembina Partai dan menjadi Presiden RI ke-6 berusaha mengambil alih kepemimpinan partai dengan membentuk presidium.

Ditengah-tengah kepemimpinan Anas, Anas tersandung masalah hukum. Saat itulah SBY menggunakan kekuatannya sebagai Ketua Dewan Pembina Partai dan Presiden RI mengambil kekuasaan Ketua Umum Partai Demokrat.

"SBY mengambil kekuasaan Ketua Umum Anas Urbaningrum dengan membentuk presidium, dimana ketuanya SBY. Wakil Ketua Anas yang tidak memiliki fungsi dalam menjalankan roda partai," tuturnya.

Setelah Anas ditetapkan sebagai tersangka, terjadi KLB pertama atau Kongres III Partai Demokrat di Bali pada 2014.

"Inilah kudeta yang pernah terjadi di tubuh Partai Demokrat. terjadi KLB untuk melanjutkan sisa kepemimpinan Anas hingga 2015, dimana beliau (SBY) mengatakan hanya akan meneruskan sisa kepemimpinan Anas," ungkapnya.

Jhoni mengaku diperintahkan oleh SBY untuk membujuk Ketua DPR RI Marzuki Alie agar tidak maju sebagai kandidat Ketua Umum Partai Demokrat.

"Padahal di Kongres II 2010, Marzuki memperoleh suara kedua terbesar setelah Anas Urbaningrum," ujarnya.

3. Partai Dinasti

Jhoni menyebut Partai Demokrat telah menjadi partai dinasti sejak kepemimpinan SBY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat pada 2013.

Dalam Kongres III Partai Demokrat di Bali, SBY ditetapkan sebagai ketua umum dengan sekretaris jenderal dipegang oleh anaknya, Edhie Baskoro Yudhoyono.

"Sudah tertanam di masyarakat Partai Dmeokrat telah dicap partai dinasti sejak KLB pertama di Bali 2013. SBY jadi ketua umum dan anak kandungnya sebagai sekretaris jenderal partai," ucapnya.

4. Bukan Pendiri Partai Demokrat

Jhoni mengaku bersaksi, SBY tidak terlibat dalam pendirian Partai Demokrat.

Menurutnya, partai tersebut didirikan oleh 99 orang tanpa SBY pada 2001 silam.

"Demi Tuhan saya bersaksi, SBY tidak berkeringat sama sekali, apalagi berdarah-darah sebagaimana pernyataannya dalam berbagai kesempatan," ujarnya.

Jhoni menyebut SBY bergabung ke partai tersebut setelah lolos verifikasi dengan memasukkan sang istri, Ani Yudhoyono sebagai satu di antara wakil ketua umum.

SBY juga disebut hanya menyumbangkan uang senilai Rp 100 juta dalam bentuk travel check di Hotel Mirah, Bogor.

"SBY setelah mundur daro kabinet bu Megawati baru muncul dalam acara Partai Demokrat di Hotel Kinasih, Bogor, saat itu saya ketua panitianya. Ini menegaskan SBY bukanlah pendiri Partai Demokrat," tukasnya.

Load More