Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya | Nur Afitria Cika Handayani
Minggu, 21 Maret 2021 | 08:10 WIB
Mantan Komnas HAM Natalius Pigai. (Suara.com/Umay Saleh)

BeritaHits.id - Presiden Joko Widodo ikut menyampaikan simpati terhadap korban dan keluarga korban akibat kekerasan junta militer terhadap pengunjuk rasa di Myanmar.

Atas nama pribadi dan seluruh rakyat Indonesia, Jokowi ikut berduka cita atas kejadian tersebut. Jokowi juga mendesak agar kekerasan di Myanmar terhadap pengunjuk rasa dapat diberhentikan.

Hal ini ditanggapi oleh aktivis sekaligus komisioner Komnas HAM Natalius Pigai melalui akun Twitter, Minggu (20/3/2021).

Menurut Pigai, Jokowi tidak perlu mengatasnamakan rakyat untuk menyampaikan simpatinya terhadap tindak kekerasaan pemerintah Myanmar kepada pengunjuk rasa.

Baca Juga: Soal Jokowi 3 Periode, Ngabalin: Semoga Amien Rais Diberi Hidayah

Natalius Pigai mengatakan rezim Jokowi saat ini lebih memprihatinkan lantaran masih ada yang membunuh dan membantai orang Papua.

"Tidak usah atas nama rakyat, cukup pribadi saja karena rakyat justru prihatin atas rezim Pak Jokowi yang membantai dan membunuh orang Papua dengan Ops Militer," ujar Natalius Pigai, dikutip BeritaHits.id.

Lebih lanjut, Natalius Pigai menyebut kata-kata Jokowi tidak kredibel karena di Indonesia sendiri masih ditemui kejahatan HAM.

"Kata-kata Pak Jokowi jadi tidak kredibel di dunia karena satu-satunya Laporan Komisi Tinggi HAM PBB 2021 untuk Indonesia itu kejahatan HAM di Papua," lanjutnya.

Natalius Pigai tanggapi pernyataan Jokowi. (Twitter/NataliusPigai2)

Sebelumnya, Jokowi menyebut keselamatan dan kesejahteraan rakyat adalah prioritas utama. Oleh karena itu, dirinya mendesak Myanmar untuk memberhentikan aksi kekerasan.

Baca Juga: Gibran Berharap Persis Solo Dikelola Profesional dan Transparan

"Indonesia mendesak agar penggunaan kekerasan di Myanmar segera dihentikan, sehingga tidak ada lagi korban berjatuhan. Keselamatan dan kesejahteraan rakyat harus menjadi prioritas utama," ucap dia.

Tak hanya itu, Jokowi juga mendesak agar ada dialog rekonsiliasi untuk memulihkan demokrasi dan memulihkan stabilitas di Myanmar.

"Indonesia juga mendesak agar dialog agar rekonsiliasi segera di lakukan untuk memulihkan demokrasi, untuk memulihkan perdamaian dan untuk memulihkan stabilitas di Myanmar," kata dia.

Lebih lanjut, Jokowi juga menegaskan dirinya akan segera melakukan pembicaraan dengan Sultan Brunei Darussalam Bolkiah yang merupakan Ketua ASEAN

Load More