Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Nur Afitria Cika Handayani
Rabu, 31 Maret 2021 | 19:14 WIB
Tsamara Amany Alatas‎ [suara.com/Erick Tanjung]

BeritaHits.id - Ketua DPP Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany kembali mengingatkan fenomena aksi teror bom yang pernah terjadi di Surabaya pada tahun 2018 silam.

Aksi teror bom di Surabaya yang terjadi pada tahun 2018 menenyentak publik Indonesia hingga dunia.

Kejadian itu terjadi di Mako Brimob dan tiga gereja yang ada di Surabaya. Adanya insiden tersebut membuat banyak korban jiwa.

Beberapa hari yang lalu, aksi bom meledak kembali terjadi di sebuah gereja. Bom meledak di Gereja Katedral Makassar pada Minggu (28/3/2021) pagi hari itu menghebohkan publik.

Baca Juga: Istri Pergi Sama Cowok, Calon Suami Kepergok Ngamar Bareng Pria Idaman Lain

Kemudian, ada Rabu (31/3/2021) sore, Mabes Polri diserang oleh orang bersenjata api sampai terdengar suara tembakan dari dalam gedung Bareskrim Polri.

Rupanya, kejadian yang baru-baru ini terjadi membuat Tsmara Amany kembali teringat dengan insiden teror bom di Surabaya.

Hal tersebut dia ungkapkan melalui akun Twitter pribadinya, @TsamaraDKI.

Dirinya mengungkapkan, adanya kejadian aksi teror yang terjadi baru-baru ini harus segera diselesaikan.

Tsamara meminta agar semua warga Indonesia sama-sama menyelesaikan akar persoalan dari aksi teror ini agar tidak kembali terjadi lagi.

Baca Juga: Kecam Aksi Pasutri Bomber Gereja Makassar, PBB: Keji dan Pengecut!

"Tahun 2018, gereja di Surabaya dan Mako Brimob diserang aksi teror. Tahun 2021, gereja di Makassar dan Mabes Polri diserang aksi teror lagi. Kita mesti menyelesaikan akar persoalannya agar tak terjadi lagi," ujar Tsamara, dikutip Beritahits.id.

Cuitan Tsmara Amany. (Twitter/Tsmara Amany)

Perlu diketahui, polisi menembak seseorang yang tak dikenal di dalam gedung Markas Besar Polri, Jalan Trunojoyo, Jakarta Selatan.

Berdasarkan video yang beredar di kalangan jurnalis, orang yang ditembak polisi mengenakan pakaian serba hitam. Dia terkapar di pelataran.

Terduga teroris tersebut seorang perempuan.

Sampai berita ini dilaporkan, belum ada pernyataan resmi dari kepolisian mengenai kronologis kejadian tersebut.

Aksi Teror Bom tahun 2018

Kerusuhan Mako Brimob, 8-10 Mei 2018

Penyanderaan sejumlah anggota brimob dan densus 88 selama 36 jam oleh 156 Napi Terorisme di Mako Brimob, Kelapa Dua, Depok. Dilaporkan, 5 perwira Polri gugur dan 1 napi teroris tewas, sedangkan 4 perwira Polri luka berat/ringan.

Bom Surabaya, 13-14 Mei 2018

Sedikitnya lima belas orang tewas dan puluhan lainnya terluka setelah serangkaian pengeboman bunuh diri di tiga gereja di Surabaya, Jawa Timur. Pada malam harinya, sebuah bom meledak di Rusunawa Wonocolo, Sidoarjo, Jawa Timur. Keesokan harinya, sebuah bom meledak di Mapolrestabes Surabaya, Jawa Timur, pada 14 Mei 2018, pukul 08.50 WIB.

Semua pelaku yang melakukan rentetan teror bom di Surabaya dan Sidoarjo ini merupakan anggota dari jaringan Jamaah Ansharut Daulah (JAD), yang berafiliasi dengan Negara Islam Irak dan Syam (ISIS).

Serangan Mapolda Riau, 16 Mei 2018

Mapolda Riau diserang oleh kelompok teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Setidaknya, satu orang polisi gugur, dua orang polisi luka-luka, dan dua jurnalis luka-luka. Empat orang teroris tewas tertembak, sedangkan satu orang teroris yang berperan sebagai pengemudi mobil melarikan diri.

5 Juli 2018

Tiga bom meledak di sebuah rumah di Desa Pogar di Bangil di Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur, melukai anak pelaku, Pemilik bom kabur, tapi istrinya ditangkap polisi.

Load More