BeritaHits.id - Deputi VII Badan Intelijen Negara (BIN), Wawan Hari Purwanto menyebut generasi milenial menjadi sasaran empuk yang rentan terpapar paham-paham radikalisme.
Terlebih, para generasi milenial yang tidak berpikir secara kritis akan sangat mudah disusupi dengan paham radikalisme.
Hal itu disampaikan oleh Wawan saat menjadi pembicara di acara webinar 'Mencegah Radikalisme dan Terorisme untuk Melahirkan Keharmonisan Sosial' yang disiarkan di kanal YouTube TVNU Televisi Nahdlatul Ulama.
"Media sosial disinyalir telah menjadi inkubator radikalisme khususnya bagi generasi muda," kata Wawan seperti dikutip Beritahits.id, Jumat (2/4/2021).
Wawan menjelaskan, rentang usia generasi muda yang menjadi incaran penyebaran paham radikal adalah antara usia 17 hingga 24 tahun.
"Ini yang menjadi target utama, selebihnya di atas ini second liner," ucapnya.
Fakta tersebut juga diperkuat dengan survei Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) yang menyebut sebanyak 85 persen generasi muda rentan terpapar paham radikalisme karena cenderung tidak berpikir kritis.
"Generasi milenial cenderung menelan mentah, tidak melakukan check, recheck dan crosscheck dan sikap intoleran ini biasanya muncul pada generasi yang tidak kritis dalam berpikir," ungkapnya.
Wawan menjelaskan, generasi muda berada dalam zona usia rawan karena mereka masih melakukan pencarian jatidiri dan eksistensi.
Baca Juga: Ibunda Menangis di Depan Kuburan Teroris Zakiah Aini: Allah Memanggilmu
Terlebih paham-paham radikalisme yang disebarkan seringkali dibumbui dengan narasi heroisme.
"Kemudahan-kemudahan mengakses internet, dan banyaknya waktu luang. Kemudian konten dan narasi radikal kemudian disebar dengan mudah dan diakses oleh generasi muda," tuturnya.
Bahkan, kehadiran penyebar paham radikalisme melalui media sosial itu juga dapat bersinggungan secara langsung dengan targetnya melalui dunia maya.
Para target bisa melakukan interaksi tanya jawab langsung dengan mereka sehingga semakin memudahkan proses rekrutmen pada generasi muda.
Oleh karenanya, Wawan mengaku kini BIN terus berupaya meningkatkan literasi publik dan menggencarkan patroli siber.
"Kita selalu memberika literasi dan patroli siber kita, menyampaikan untuk untuk berpikir menanyakan kepada mereka-mereka yang berkompeten, sumber-sumber yang bisa dipercaya dan sahih," tukasnya.
Simak video selengkapnya di sini.
Tag
Berita Terkait
Terpopuler
- 4 Daftar Mobil Bekas Pertama yang Aman dan Mudah Dikendalikan Pemula
- 6 Rekomendasi Mobil Bekas Kabin Luas di Bawah 90 Juta, Nyaman dan Bertenaga
- Dua Rekrutan Anyar Chelsea Muak dengan Enzo Maresca, Stamford Bridge Memanas
- Calon Pelatih Indonesia John Herdman Ngaku Dapat Tawaran Timnas tapi Harus Izin Istri
- Harga Mepet Agya, Intip Mobil Bekas Ignis Matic: City Car Irit dan Stylish untuk Penggunaan Harian
Pilihan
-
50 Harta Taipan RI Tembus Rp 4.980 Triliun, APBN Menkeu Purbaya Kalah Telak!
-
Agensi Benarkan Hubungan Tiffany Young dan Byun Yo Han, Pernikahan di Depan Mata?
-
6 Smartwatch Layar AMOLED Murah untuk Mahasiswa dan Pekerja, Harga di Bawah Rp 1 Juta
-
4 Tablet RAM 8 GB dengan Slot SIM Card Termurah untuk Penunjang Produktivitas Pekerja Mobile
-
3 Fakta Perih Usai Timnas Indonesia U-22 Gagal Total di SEA Games 2025
Terkini
-
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Garut Hari Ini, Berikut Info BMKG
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!