Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya | Nur Afitria Cika Handayani
Sabtu, 10 April 2021 | 12:11 WIB
Tangkapan layar Tengku Zulkarnain [Instagram/@tengkuzulkarnain.id]

BeritaHits.id - Ustad Tengku Zulkarnain atau dikenal dengan Tengku Zul ikut menyoroti perihal Komisaris PT Pelni yang mencopot pegawainya.

Sebuah kajian islam yang digelar secara online oleh pegawai PT Pelni dibatalkan. Penceramah yang mengisi acara tersebut dituding memiliki paham radikal.

Bahkan, pejabat PT Pelni sampai dipecat lantaran diduga ikut terlibat dalam acara pengajian tersebut.

Hal ini pun ramai diperbincangan beberapa tokoh dan masyarakat termasuk Tengku Zul.

Baca Juga: Pejabat Pelni yang Dipecat Karena Izinkan Pengajian Diduga Pendukung HTI

Dirinya turut berkomentar mengenai tindakan petinggi PT Pelni sampai mencopot pegawainya.

Hal tersebut ia cuitkan melalui akun Twitter pribadinya @tengkuzulkarnain, Sabtu (10/4/2021).

Menurutnya, tugas petinggi PT Pelni tidaklah sekedar mengurus pengajian, akan tetapi harusnya menutup kerugian ratusan miliar.

"Semestinya tugas petinggi Pelni adalah menutup kerugian ratusan miliar itu. Bukan ngurusi pengajian," jelasnya, dikutip Beritahits.id.

Cuitan Tengku Zul. (Twitter/@tengkuzulkarnain)

Lebih lanjut, Tengku Zul mengatakan PT Pelni seharusnya malu lantaran perusahaan mengalami kerugian besar..

Baca Juga: Ini Daftar Penceramah PT Pelni yang Dibatalkan Karena Dicap Radikal

Dirinya pun mengungkapkan akan menghindari menggunakan Pelni.

"Apa kalian tidak malu perusahaan rugi besar, malah galaknya ke pengajian yang tidak merugikan apa-apa. Kami suka traveling pakai kapal Pelni, tapi jika begini lebiih baik hindari Pelni," lanjutnya.

Komisaris PT Pelni Dede Budhyaryo menjelaskan duduk perkara masalah pembatalan pengajian ini.

Dede mengkonfirmasi, memang pejabat yang terlibat telah dicopot. Sebagai sikap tegas PT Pelni pada radikalisme.

Dede mengatakan, pencopotan pejabat itu sekaligus peringatan bagi pegawai BUMN agar tidak sembarangan memberi panggung bagi penceramah radikal.

"Selain pejabat yang terkait dengan kepanitiaan acara tersebut telah DICOPOT. Ini pelajaran sekaligus WARNING kepada seluruh BUMN, jangan segan-segan MENCOPOT ataupun MEMECAT pegawainya yang terlibat radikalisme. Jangan beru ruang sedikitpun BERANGUS," tulisnya dalam akun Twitter pribadinya, Jumat (9/4/2021).

"Panitia menyebarkan info terkait pembicara Ramadhan belum ada ijin dari Direksi. Oleh sebab itu kegiatan tersebut DIBATALKAN," lanjutnya.

Diduga Pendukung HTI

Pejabat di PT Pelni yang dipecat oleh direksi karena memberikan izin acara pengajian disebut bernama Profesor Noorhadi.

Direksi PT Pelni mencopot Noorhadi karena penceramah yang diundang dalam kajian Ramadan daring banyak yang dicap radikal.

Mengutip dari Hops.id -- jaringan Suara.com, media sosial beredar nama pejabat PT Pelni yang diduga telah dicopot. Dari jejak digital yang ditelusuri warganet, pejabat PT Pelni itu disebut pernah membela organisasi Hizbut Tahrir Indonesia atau HTI. Organisasi yang dibubarkan pemerintah pada tahun 2017.

Berdasarkan jejak digital yang beredar, Profesor Noorhaidi mengikuti seleksi pimpinan tinggi di Kementerian Desa Pembangunan Desa Tertinggal dan Transmigrasi.

Profesor Noorhaidi tercatat mengikuti seleksi untuk pengisian jabatan Direktur Jenderal Pembangunan Desa dan Pedesaan.

Menurut data, seleksi kompetensi manajerial dan sosial kultural per 3 Maret 2021, Profesor Noorhaidi dijadwalkan mengikuti seleksi tersebut bersama dengan dua nama lainnya.

Warganet menemukan jejak digital Profesor Noorhaidi pernah membela HTI dalam komentarnya yang ditayangkan di media online.

"Aneh sih kalau seleksi pejabat selevel Dirjen ga lihat rekam jejak digital…Padahal dah jelas banget Prof Noorhaidi ini menyebut pembubaran HTI blunder besar. ASN aja biasa dipecat kalau ketahuan pro organisasi terlarang HTI. Ini kok malah diijinkan ikut seleksi," tulis akun @Paltiwest menilai profil Profesor Noorhaidi.

Load More