Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Minggu, 11 April 2021 | 11:23 WIB
Pekerja menyelesaikan pembangunan Tugu Sepeda di Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin (5/4/2021). [Suara.com/Angga Budhiyanto]

BeritaHits.id - Pakar Ekonomi Emil Salim mengkritisi pembangunan Tugu Sepeda di DKI Jakarta yang menelan anggaran hingga Rp 800 juta.

Emil mempertanyakan alasan Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membangun tugu tersebut dan tidak mengutamakan sektor pendidikan ketimbang patung.

Hal itu disampaikan oleh Emil melalui akun Twitter miliknya @emilsalim2010.

"Mengapa uang tidak utamakan pendidikan ketimbang patung?" kata Emil Salim seperti dikutip Beritahits.id, Minggu (11/4/2021).

Baca Juga: Masjid di DKI Jakarta Siap Menggelar Shalat Tarawih

Keputusan Wagud DKI membangun tugu sepeda tersebut menggelitik rasa penasaran Emil.

Pasalnya, sepeda merupakan barang komersil sehingga seharusnya tak membutuhkan anggaran daerah untuk pembangunan tugu tersebut.

"Ketika Wagub DKI Jakarta sediakan Rp 800 juta bangun 'patung sepeda' guna membantu para pemahat, kita bertanya bukankah sepeda barang komersial yang ada importir dan pengusaha bengkel sehingga tak perlu anggaran daerah?" ungkap Emil Salim.

Emil Salim kritisi pembangunan tugu sepeda (Twitter/emilsalim2010)

Kontroversi Tugu Sepeda 

Tugu Sepeda rencananya akan dipasang di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Saat ini tugu masih dalam proses pengerjaan.

Baca Juga: Tahun Ini Jakarta Kemungkinan Buka Kuliah Tatap Muka Lagi

Tugu itu juga menjadi bagian dari rencana pembangunan jalur sepeda permanen dengan panjang 11,2 kilometer dan lebar jalur 2 meter.

Meski memakan anggaran Rp 800 juta, dana yang dipakai tidak menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pihaknya didanai oleh swasta yang memiliki kewajiban dari kerjasama senilai Rp 28 miliar.

Anggaran pembangunan tugu sepeda juga dipertanyakan sejumlah kalangan, di antaranya anggota DPRD Jakarta dari Fraksi PDI Perjuangan Gilbert Simanjuntak yang mengatakan proyek tersebut hanya untuk menghamburkan anggaran.

Menurut Gilbert, dana tersebut mestinya dialokasikan ke kebutuhan lain, seperti pendidikan.

Tetapi Wagub DKI Riza mengatakan tiap-tiap sektor pembangunan di Jakarta, seperti pendidikan, sudah ada alokasinya tersendiri.

"Semua kan ada aplikasinya, pendidikan, sosial, kesehatan olahraga, agama semua dialokasikan. tentu aplikasinya sangat proporsional," kata Riza.

Load More