Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara
Minggu, 25 April 2021 | 13:57 WIB
Kapal selam KRI Nanggala-402 saat latihan Pratugas Satgas Operasi Pengamanan Perbatasan (Pamtas) Maphilindo 2017 di Laut Jawa, Jumat (20/1/2017). [Antara/Syaiful Arif]

BeritaHits.id - Pakar Kapal Selam dari Fakultas Teknik Kelautan Institut Teknologi Sepuluh November, Wisnu Wardhana memprediksi kapal selam KRI Nanggala-402 lebih dulu dalam kondisi hancur saat dinyatakan hilang kontak.

Dalam wawancara di acara Sapa Indonesia yang ditayangkan lewat kanal YouTube KompasTV, Wisnu memprediksi kondisi kapal selam yang hancur menyebabkan sonar-sonar mati sehingga tak lagi terdeteksi.

"Iya, saya pikir prediksi gitu hilang kontak karena hancur," kata Wisnu seperti dikutip Beritahits.id, Minggu (25/4/2021).

Wisnu menjelaskan, kapal selam hanya memiliki kemampuan maksimum ketenggelaman sejauh 200 meter.

Baca Juga: 5 Fakta Tragedi Kapal Selam Kursk Rusia, Kecelakaan Terburuk 21 Tahun Silam

Namun, KRI Nanggala-402 terdeteksi berada di kedalaman mencapai 800 meter. Hal itu menunjukkan adanya ketidakberesan pada sistem kapal selam.

"Itu sudah menunjukkan adanya ketidakberesan pada sistem antara kedalaman 200 sampai 700 meter, di situ proses kecelakaan terjadi," ungkapnya.

Prediksi tenggelamnya kapal KRI Nanggala-402 (Youtube/kompastv)

Wisnu menjelaskan, dalam perjalanan dari kedalaman 200 menuju ke 700 meter bukanlah perjalanan mulus.

Ia menggambarkan posisi kapal selam yang turun hingga ke kedalaman 700 dalam posisi menukik dan mengakibatkan seluruh sonar yang berada diujung-ujung kapal rusak.

Hal inilah yang menyebabkan kapal KRI Nanggala-402 hilang kontak karena sonar pada kapal tersebut rusak.

Baca Juga: KRI Nanggala Tenggelam, Seluruh Prajurit Pantas Dianugrahi Pangkat Anumerta

"Waktu kapal meluncur ke bawah ada kemungkinan dia rusak karena tabrakan atau rusak karena tekanan hidrostatis itu," tuturnya.

Sementara itu, eks Kepala Intelijen Strategis (Bais) TNI, Soleman B. Ponto menjelaskan hancurnya kapal selam tidak seperti pesawat terbang yang menunjukkan kondisi hancur berkeping-keping.

Ia menyebut bangkai kapal selam masih utuh berada di kedalaman yang telah ditemukan tim.

"Wujud KRI Nanggala tidak hancur berkeping-keping. Kapal selam berbeda dengan pesawat. Sisa-sisanya (fisik) sepanjang diketahui posisinya, pasti ada. Karena itu dia penyok-penyok begitu. Makanya keluar yang kecil-kecilnya (serpihan) ke atas permukaan laut," ungkapnya.

Bangkai kapal KRI Nanggala-402 juga bisa diangkat ke permukaan. Hanya saja pengangkatan bangkai kapal tersebut perlu menunggu keputusan politik ke depan.

"Itu semua tergantung keputusan politik ke depan," tuturnya.

Simak video selengkapnya di sini.

KRI Nanggala-402 Dinyatakan Tenggelam

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menyebut kapal selam Nanggala-402 tenggelam. Sebab, TNI AL dan tim pencarian lainnya menemukan bukti otentik kalau kapal selam tersebut.

"Unsur-unsur TNI AL telah menemukan tumpahan minyak dan serpihan yang menjadi bukti otentik menuju fase tenggelammnya KRI Nanggala," kata Hadi dalam konferensi pers yang disiarkan melalui YouTube Puspen TNI, Sabtu (24/4/2021).

TNI AL menemukan bukti-bukti otentik yang dapat dipastikan merupakan bagian dari kapal selam KRI Nanggala 402. Bukti-bukti tersebut dapat terangkat karena kapal selam diduga mengalami tekanan air dari kedalaman 850 meter.

Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono menjelaskan bukti-bukti otentik itu ditemukan oleh tim pencarian di sekitar lokasi yang diduga menjadi posisi kapal selam Nanggala-402 itu menyelam.

"Yang diyakini merupakan bagian atau komponen yang melekat di dalam kapal selam," kata Yudo.

Tim pencarian meyakini kalau barang-barang temuan itu milik KRI Nanggala-402 karena bukan merupakan benda yang dimiliki masyarakat pada umumnya.

Selain itu, tidak ada kapal lain yang ditemukan di sekitar radius 10 mile.

"Dan dari para ahli dalam hal ini adalah mantan-mantan ABK KRI Nanggala dan juga komunitas kapal selam diyakini bahwa ini adalah barang-barang milik dari Nanggala," tuturnya.

Load More