Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Chyntia Sami Bhayangkara
Selasa, 27 April 2021 | 15:19 WIB
Sejumlah prajurit TNI-AL awak kapal selam KRI Nanggala-402 berada di atas lambung kapal setibanya di Dermaga Koarmatim, Ujung, Surabaya, Jatim, Senin (6/2/2012). Kapal selam tersebut kembali bergabung dengan TNI AL usai menjalani perbaikan menyeluruh di galangan kapal Daewoo Shipbuilding & Marine Engineering, Okpo, Korea Selatan. [Antara/M Risyal Hidayat]

BeritaHits.id - Anggota Komisi I DPR RI, Sukamta menyoroti uang jalan para kru KRI Nanggala-402 yang tak layak karena terbilang sangat kecil.

Bahkan, menurutnya uang jalan tersebut tak cukup digunakan untuk ongkos naik ojek.

"Awak kapal kita yang berlayar seperti Nanggala yang kita semua berduka, kalau dilihat dari kompensasi kesejahteraannya dalam keadaan normal menurut saya tidak layak," kata Sukamta dikutip dari Hops.id -- jaringan Suara.com, Selasa (27/4/2021).

Saking kecilnya, Sukamta menyebut kompensasi perjalanan yang didapat tiap kru per harinya tidak cukup digunakan untuk membayar jasa transportasi ojek.

Baca Juga: UAS Galang Dana Beli Kapal Selam, Ferdinand: Hampir Pasti Tak Terwujud

"Kompensasi perjalanan itu per harinya masih untuk naik ojek ke kantor saja enggak cukup gitu," ungkapnya.

Meski demikian, Sukamta tak merinci berapa besaran kompensasi perjalanan yang diterima oleh kru KRI Nanggala 402 dan berapa jumlah kompensasi perjalanan yang ideal.

Menurut Sukamta, kecilnya kompensasi perjalanan yang diterima kru KRI Nanggala 402 merupakan imbas dari penggabungan anggaran alutsista dan kesejahteraan.

Sukamta meminta agar pemerintah bisa membuat kebijakan yang memisahkan antara pemberian anggaran untuk alutsista dan kesejahteraan anggota TNI, terutama awak kapal.

"Kesejahteraan prajurit ini tidak boleh dikorbankan untuk belanja perlengkapan alutsista, karena kesejahteraan ini harus terus didorong," ungkapnya.

Baca Juga: Posting KRI Nanggala-402, Nurhadi Dildo Kini Harus Berurusan dengan Polisi

Ia berharap pemerintah bisa membuat rumusan kebijakan yang mengatur adanya penambahan anggaran untuk alutsista.

Meski pengadaan dan pemeliharaan alutsista membutuhkan biaya besar, jangan sampai mengesampingkan kesejahteraan para awak kapal yang mempertaruhkan nyawa mereka.

"Belanja alutsista harus dengan kebijakan untuk menambah anggaran, bukan diambil dari porsi yang ada. Kalau selama ini cukup enggak cukup dibagi-bagi sendiri, sehingga teman-teman TNI ini kesulitan untuk membagi antara kesejahteraan atau alutsista," tukasnya.

Load More