Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito
Kamis, 06 Mei 2021 | 12:29 WIB
Foto hanya sebatas ilustrasi. Foto asli: Anggota Satuan Tugas Jogo Tonggo saat memantau rumah karantina untuk warga yang nekat mudik di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Kamis (29/4/2021).(ANTARA/Bambang Dwi Marwoto)

BeritaHits.id - Pemudik yang masih ngeyel pulang kampung ke Sragen harus siap-siap bermalam di gedung SD yang angker. Gedung Sekolah Dasar ini disebut sudah 12 tahun mangkrak.

Laporan Solopos.com -- jaringan Suara.com, Pemerintah Desa Sambirejo Sragen telah menyiapkan SD yang kosong 12 tahun dan memang terkenal angker sebagai rumah isolasi mandiri bagi pemudik yang ngeyel.

Suparjo selaku Kepala Desa/Kecamatan Sambirejo, Sragen menyampaikan bahwa Pemdes Sambirejo telah membuat video yang isinya berupa larangan mudik bagi warga di perantauan, tetapi tetap saja ada warga yang ngeyel mudik.

Kades Sambirejo ini mengatakan bahwa sudah ada 122 pemudik yang tercatat per Rabu (5/5/2021).

Baca Juga: Nekat Mudik, Puluhan Mobil Diduga Pemudik Terobos Pembatas Jalan Tol Japek

"Kami sudah memprediksi sebelum larangan berlaku itu pasti pemudik banyak yang berdatangan," kata Suparjo seperti dikutip BeritaHits.id dari Solopos, Kamis (6/5/2021).

INFOGRAFIS: SIKM Mudik: Masa Berlaku dan Siapa yang Berhak

Suparjo menambahkan, potensi perantau di Sambirejo mencapai 800an orang, mereka mudik dari Jakarta, Sulawesi, dan luar Sragen lainnya.

"Pemudik harus lapor ke Satgas Desa. Kalau tidak bawa dokumen antigen maka kami minta tes di puskesmas," kata Suparjo.

Kepala Desa/Kecamatan Sambirejo ini juga mengatakan bahwa setelah tes mereka wajib isolasi mandiri di rumah masing-masing selama lima hari.

Bagi warga yang membandel, ujar dia, maka Pemdes sudah menyiapkan bangunan bekas SD yang terkenal angker untuk rumah isolasi.

Baca Juga: Tukang Sayur Kramat Jati Lolos Mudik ke Serang, Ditangkap di Tangerang

“Kalau ngeyel ya saya masukan ke rumah angker,” kata Suparjo.

Berdasarkan data terbaru dari Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen sebanyak 1.886 pemudik memasuki wilayah Kabupaten Sragen per Rabu (5/5/2021).

Para pemudik yang lolos dari penyekatan aparat Polri tersebut ada yang sudah membawa dokumen hasil rapid test antigen dan ada yang belum membawa dokumen perjalanan.

Jaga Tangga

Camat Kedawung, Sragen, Nugroho Dwi Wibowo, menyampaikan ada pemudik yang berdatangan di sejumlah desa tetapi datanya masih direkap. Dia mengatakan mereka yang lolos dari penyekatan Polri.

“Kami perintahkan petugas RT dan Satgas Jogo Tonggo untuk proaktif mendata dan mengimbau mereka untuk isolasi mandiri. Rata-rata mereka tidak bawa dokumen hasil antigen. Kami perintahkan mereka untuk periksa ke puskesmas,” jelasnya.

Di Desa Blimbing, Sambirejo, juga ada 45 pemudik yang tiba. Kepala Desa Blimbing, Margono, mengatakan para pemudik yang datang itu wajib isolasi mandiri di rumah selama lima hari.

“Mereka ada yang bawa dokumen antigen dan ada yang tidak. Bagi yang tidak bawa harus periksa ke puskesmas,” ujarnya.

Pemudik di Desa Sambi, Sambirejo, paling banyak karena mencapai 259 orang per Rabu. Kepala Desa Sambi, Kresna Widya Permana, mengatakan sesuai kesepakatan sembilan desa di Kecamatan Sambirejo, penanganan pemudik diseragamkan dengan optimalisasi Satgas Desa, kerjasama yang baik dengan semua pihak, dan melibatkan TNI, Polri, dan puskesmas.

“Kami mengimbau mereka karantina lima hari di rumah. Peran Satgas Jogo Tonggo juga dioptimalkan,” imbuhnya.

Load More