Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Ruth Meliana Dwi Indriani
Jum'at, 23 Juli 2021 | 17:02 WIB
Koordinator Gusdurian Alissa Wahid (Instagram/@alissa_wahid)

BeritaHits.id - 23 Juli menjadi tanggal yang tidak akan dilupakan oleh Alissa Wahid. Ia mengenang pemakzulan ayahnya, Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus Dur dua dekade silam, tepatnya tanggal 23 Juli 2001.

Melalui akun Twitternya, Alissa Wahid mengenang peristiwa detik-detik Gus Dur dilengserkan dari jabatannya oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).

"Hari ini 20 tahun lalu, mengingatkan saya pada sharing saya ini," cuit Alissa Wahid di Twitter seperti dikutip oleh BeritaHits.Id, Jumat (23/7/2021).

Alissa me-retweet ulang cuitannya mengenai momen di Istana jelang pemakzulan Gus Dur. Ceritanya ini telah diunggah pada 27 Mei 2020 lalu di Twitternya.

Baca Juga: Hari Anak Nasional 2021, Megawati Beri PR: Dari Mana Asal Kodok?

Ia menceritakan Gus Dur menyuruh dirinya pulang ke Ciganjur dengan membawa ibu dan adik-adiknya. Kala itu, Gus Dur mengatakan situasi sudah berbahaya sehingga ia memutuskan menghadapi semua sendiri di Istana.

"Dulu di Istana, saya disuruh #GusDur membawa Ibu dan adik-adik pulang ke Ciganjur. 'Keadaan sudah bahaya, biar Bapak hadapi sendiri saja di Istana'," tulis Alissa Wahid.

Alissa Wahid Kenang Detik-detik Pemakzulan Gus Dur Saat di Istana. (Twitter/@AlissaWahid)

Namun, Alissa tidak mau disuruh pergi. Hal ini karena dirinya teringat dengan nasib yang dialami oleh Presiden RI pertama Soekarno.

Karena itu, Alissa keukeuh tetap menemani ayahnya di Istana. Ia bahkan mengaku siap ikut Gus Dur jika sampai ditangkap sehingga ayahnya tidak akan sendiri.

"Karena ingat nasib Bung Karno, saya melawan. Eyel-eyelan. Apapun yang terjadi, kalaupun Bapak ditangkap, kami akan ikut. Dia tidak akan sendiri," kata Alissa.

Baca Juga: CEK FAKTA: Gibran Rakabuming Raka Lumpuh Total Akibat Covid-19, Istana Banjir Tangis

Walau begitu, Gus Dur tetap tidak bisa tenang memikirkan keluarganya masih di Istana. Apalagi, saat ini sampai ada kabar panser sudah mengarah ke Istana.

"Info moncong panser sudah mengarah ke istana, sudah saya dengar. Kata #GusDur, beliau nggak bisa tenang kalau kami tetap ada di istana, apalagi cucu pertama, bayi saya, baru berumur 40 hari," beber Alissa.

Namun, Alissa tetap tegas tidak mau pergi. Ia mengaku dihantui dengan kisah Bung Karno sehingga berniat menjaga ayahnya sampai akhir. Baginya, sulit membayangkan jika ayahnya sampai diasingkan seorang diri seperti yang menimpa Soekarno.

"Tapi kisah Bung Karno menghantui saya. Makanya saya ngeyel nangis tidak mau pergi. Saya terus membayangkan Bung Karno sendirian, keluarganya sulit menjenguk, tidak terawat dengan baik," aku Alissa.

"Saya tidak ingin itu terjadi pada #GusDur. Kalaupun beliau kalah secara politik dan harus diasingkan, kami harus tetap bersama beliau. Kami siap. That's it. That's all," tegasnya.

Alissa Wahid Kenang Detik-detik Pemakzulan Gus Dur Saat di Istana. (Twitter/@AlissaWahid)

Beruntung, nasib Gus Dur tidak seperti Soekarno. Ia dilindungi dengan rakyat yang membanjiri Istana. Bahkan, ribuan rakyat mengawalnya saat keluar Istana secara bermartabat.

Load More