Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Sabtu, 24 Juli 2021 | 12:02 WIB
Fetish bantal dan guling kapuk warna pink (Twitter)

"Semoga saja dah pas ninaninu sama gulingnya, gulingnya berubah jadi pocong," balas warganet lainnya.

Arti Fetish

Menyadur dari Psychology Today, fetish adalah daya tarik seksual pada benda mati atau bagian dari tubuh yang secara tradisional tidak dipandang sebagai seksual.

Fetish sebenarnya normal bagi seksualitas manusia. Tetapi, apabila tingkat gairahnya menganggu fungsi seksual dan sosial, fetish dikatakan bermasalah.

Baca Juga: Terharu! Tak Minta Uang, Pria Tua Datangi Rumah Taqy Malik Minta Nasi dan Kerjaan

Individu yang memiliki fetish akan memiliki ketergantungan dan fokus yang sangat spesifik pada hal yang menurutnya menarik dan bisa mendapatkan gairah dan kepuasan seksual.

Fetish disebut gangguan fetishistic apabila ada tekanan pribadi dan mengganggu fungsinya dalam bidang sosial, pekerjaan atau fungsi lainnya.

Mereka yang mengidentifikasi dirinya memiliki fetish tetapi tidak melakukan pengaduan ke psikolog, akan dianggap hanya memiliki fetish dan bukan gangguan fetishistic. Sementara gangguan fetishistic lebih banyak diidap pria daripada wanita.

Benda fetish yang umum di antaranya pakaian dalam, kaos kaki, barang dari karet, dan pakaian dari kulit.

Sedangkan bagian tubuh yang berhubungan dengan fetish termasuk kaki, jari kaki, dan rambut. Tak jarang, beberapa orang juga memadukan benda mati dan bagian tubuh seperti penggunaan kaos kaki di kaki.

Baca Juga: Viral Video Preman Palak Teknisi HP di Medan, Polisi Tangkap Pelakunya

Gambar benda fetish bisa meningkatkan gairah pada beberapa orang, meskipun lebih membutuhkan objek yang sebenarnya.

Selain itu, orang dengan fetish biasanya akan memegang, menggosok, mengecap, atau mencium objek fetish untuk mencapai kepuasan seksual. Bisa juga meminta pasangannya untuk mengenakan objek fetishnya selama berhubungan seksual.

Itulah arti fetish. Jika Anda memiliki fetish yang mengganggu fungsi kehidupan, ada baiknya segera memeriksakannya ke psikolog.

Load More