Dua bulan Slamet di Lapas Cipinang, Kasni memang tidak pernah lupa membawa makanan untuk suaminya. Slamet sendiri tidak pernah meminta dibawakan apapun.
Ia hanya meminta agar istrinya membawakan sepatu untuk dipakai di persidangan. Sempat tidak bisa memenuhi permintaan Slamet, Kasini akhirnya membawakan sepatu yang diinginkan suaminya saat sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Kondisi Slamet yang dipenjara membuat Kasni mencari penghasilan tambahan. Ia mengaku hanya menerima separuh gaji sang suami. Jumlah itu tentunya tidak cukup untuk menghidupi 7 anaknya.
Akhirnya, Kasini memutuskan meninggalkan Slamet dan menikah dengan seorang masinis. Kendati demikian, Slamet mengaku sudah mengikhlaskannya.
Baca Juga: Kisah Indra Rudiansyah, Anak Bangsa yang Ikut Mengembangkan Vaksin Covid-19 AstraZeneca
Tragedi Bintaro 1987
Tragedi Bintaro 31 tahun lalu bagian dari sejarah kelam perkeretaapian di Indonesia. Pada 19 Oktober 1987 dua buah kereta api di daerah Pondok Betung, Bintaro, Jakarta Selatan tabrakan. Sebanyak 156 orang tewas.
Tragedi Bintaro menyita perhatian publik dunia. Seperti dilansir dari berbagai sumber, Tragedi Bintaro adalah peristiwa tabrakan kereta api Patas Ekonomi Merak jurusan Tanah Abang - Merak yang berangkat dari Stasiun Kebayoran dengan kereta api Lokal Rangkas jurusan Rangkasbitung - Jakarta Kota yang berangkat dari Stasiun Sudimara.
Hasil penyelidikan kepolisian saat itu menemukan adanya kelalaian petugas Stasiun Sudimara yang memberikan sinyal aman bagi kereta api dari arah Rangkasbitung. Di sisi lain tidak ada pernyataan aman dari Stasiun Kebayoran.
Kecelakaan Tragedi Bintaro itu terjadi di antara Stasiun Pondok Ranji dan Pemakaman Tanah Kusir, Sebelah Utara Sekolah Menengah Umum Negeri 86 Bintaro. Di dekat tikungan melengkung Tol Bintaro, tepatnya di lengkungan "S", berjarak kurang lebih 200 m setelah palang pintu Pondok Betung dan ± 8 km sebelum Stasiun Sudimara.
Baca Juga: Kisah Sunisa Lee, Pengungsi Laos yang Sukses Rengkuh Emas Olimpiade Tokyo untuk AS
KA 220 berjalan dengan kecepatan 25 km/jam karena baru melewati perlintasan, sedangkan KA 225 berjalan dengan kecepatan 30 km/jam. Dua kereta api yang sama-sama sarat penumpang, Senin pagi itu bertabrakan di tikungan S ±km 18,75.
Kedua kereta hancur, terguling, dan ringsek. Kedua lokomotif dengan seri BB303 16 dan BB306 16 rusak berat. Jumlah korban jiwa 156 orang, dan ratusan penumpang lainnya luka-luka.
Berita Terkait
-
828 Calon Penumpang Kereta Api Gagal Berangkat Gara-gara Ini
-
Daftar Stasiun yang Layani Vaksin Lengkap Syarat Dapat Vaksin untuk Naik Kereta Api
-
Catat! Penumpang Kereta Api Lokal Wajib Kantongi SRTP
-
Daftar Aturan Baru Naik Kereta Api Jarak Jauh di PPKM Level 4 Jilid 2, Tak Perlu STRP
-
Avanza Hancur Dihantam Kereta Api di Padang, 2 Korban Kritis
Terpopuler
- 7 Rekomendasi Mobil Bekas MPV 1500cc: Usia 5 Tahun Ada yang Cuma Rp90 Jutaan
- 5 Rekomendasi Pompa Air Terbaik yang Tidak Berisik dan Hemat Listrik
- Diperiksa KPK atas Kasus Korupsi, Berapa Harga Umrah dan Haji di Travel Ustaz Khalid Basalamah?
- 5 AC Portable Mini untuk Kamar Harga Rp300 Ribuan: Lebih Simple, Dinginnya Nampol!
- Istri Menteri UMKM Bukan Pejabat, Diduga Seenaknya Minta Fasilitas Negara untuk Tur Eropa
Pilihan
-
Investor Ditagih Rp1,8 Miliar, Ajaib Sekuritas Ajak 'Damai' Tapi Ditolak
-
BLT Rp600 Ribu 'Kentang', Ekonomi Sulit Terbang
-
Usai Terganjal Kasus, Apakah Ajaib Sekuritas Aman Buat Investor?
-
Bocor! Jordi Amat Pakai Jersey Persija
-
Sri Mulyani Ungkap Masa Depan Ekspor RI Jika Negosiasi Tarif dengan AS Buntu
Terkini
-
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Garut Hari Ini, Berikut Info BMKG
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!