Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Ruth Meliana Dwi Indriani
Kamis, 05 Agustus 2021 | 18:08 WIB
Ilustrasi Didepak dari Grup Whatsapp (Unsplash/@rachitank)

BeritaHits.id - Orang tua yang memprotes guru anaknya karena memberi tugas terlalu banyak menjadi viral. Pasalnya, ia sampai dikeluarkan dari grup WhatsApp kelas, sehingga anaknya tidak bisa mengikuti pelajaran lagi

Curhatan orang tua itu dibagikan oleh akun Instagram @nenk_update. Akun ini membagikan tangkapan layar protes orang tua murid di Twitter, sampai chat WhatsApp mereka dengan guru.

"Orang tua murid membuat cuitan di media sosial, disimak ajah yah guys," tulis @nenk_update sebagai keterangan Instagram seperti dikutip BeritaHits.Id, Kamis (5/8/2021).

Dalam protesnya, orang tua itu menyebut sekolah sudah menjadi otoriter. Ia mengeluh dirinya dan sang istri begitu kewalahan saat membantu anaknya mengerjakan tugas.

Baca Juga: Ketahuan Deh! Ngeluh Soal Kuliah Online, Mahasiswa Ini Lupa Mute Microphone

"Gila! Gaya otoriter sudah masuk sampai ke ranah sekolah. Pagi ini bini gue sedikit kasih masukan ke guru anak gue yang pertama. Soal pemberian tugas harian mulai dari LKS yang bisa sampai 5 lembar, belum ditambah tugas dari buku paket. Adiknya pun sama seperti itu," keluh orang tua.

"Mengingat kemampuan kita orang tua yang gak punya basic mengajar, ditambak kesibukan untuk bertahan hidup. Dapat dipastikan kami gak selalu bisa mendampingi putra-putri kami untuk menjawab tugas-tugasnya."

Orang Tua Didepak dari Grup Kelas Usai Sebut Guru Otoriter. (Instagram/@nenk_update)

Orang tua ini pun memberi masukan secara baik-baik ke guru. Mereka menyarankan agar tugas untuk murid-murid diambil dari salah satu buku saja, LKS atau paket, bukan keduanya.

Namun, saran ini justru ditanggapi dengan dingin oleh pihak guru. Ia menyebut sang guru sampai mendepak mereka dari grup kelas orang tua murid.

"Dan pagi ini bini gue udah merasa kewalahan dengan tugas-tugas yang diberikan, hingga beberapa halaman sekaligus. Saat memberikan masukan ke sang guru, endingnya bini gue malah di kick dari grup tersebut."

Baca Juga: MUA Curhat Pengantin Wanita Tidak Mood saat Dirias, Publik: Aura Tidak Terpancar

Orang tua ini pun menyayangkan sikap sang guru, yang terkesan tidak mau mendengar masukan. Ia akhirnya menyebut sikap guru itu otoriter.

"Ini sikap guru yang sangat otoriter dan tidak terbuka dengan masukan dari orang tua murid."

Sikap gurunya itu merugikan sang anak. Pasalnya, anaknya menjadi tidak bisa mengikuti pelajaran yang biasa dibagikan ke grup tersebut. Orang tua pun mempertanyakan hal ini ke Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor.

"Gue mau bertanya pada Dinas Pendidikan Kabupaten Bogor, apa sikap ini bisa dibenarkan? Saat kita dikeluarkan dari WhatsApp Group (WAG) kelas, otomatis anak gue gak bisa lagi mengikuti pelajaran apapun dan putus semua informasi dari sekolahnya."

"Apalah artinya anak gue dengan ini otomatis dikeluarkan dari sekolah? Jika memang memberikan masukan sudah menjadi sesuatu yang haram di negeri ini, jangan salahkan kami jika akhirnya kami menempuh banyak jalan haram untuk sesuatu yang kami anggap benar."

Orang tua ini turut membagikan percakapan dengan sang guru. Disitu, sang guru membalas jika semua tugas sudah sesuai dengan program pemerintah. Guru itu tidak mau disalahkan begitu saja.

Orang Tua Didepak dari Grup Kelas Usai Sebut Guru Otoriter. (Instagram/@nenk_update)

"Karena LKS dan paket harus disampaikan. Itu program pemerintah, bukan se-enaknya guru. Kalau ada wartawan yang tanya, jangan salahkan guru. Ibu harus siap jawab," tulis guru tersebut.

Curhatan tersebut langsung menuai sorotan warganet. Banyak dari mereka yang membela orang tua tersebut, apalagi setelah membaca tangkapan layar yang dibagikan.

"Padahal bahasa dalam penyampaian protesnya sopan loh," komen warganet.

"Itu guru nya gak sopan banget. Kalau langsung begitu sih protes ke kepala sekolah langsung," saran yang lain.

"Kok bahasa gurunya malah seperti bukan bahasa pendidik," tambah warganet.

"Kayanya gurunya yang harus belajar lagi deh. Belajar buat menerima masukan, belajar buat lapang dada, belajar memahami situasi pihak lain bukan hanya mementingkan diri sendiri. Tujuan sekolah itu kan dapet ilmu, kalau keterlaluan dan orang tuanya yang jadi kesusahan ngapain anak disekolahin lagi," tulis warganet.

"Tapi emang rata-rata semenjak sekolah online tugas yang diberikan emang banyak banget daripada sekolah offline. Kita yang orang dewasa aja mumet kewalahan ngerjain tugas sebegitu banyak, apalagi anak-anak kita," curhat warganet.

Load More