Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Evi Nur Afiah
Rabu, 25 Mei 2022 | 15:50 WIB
Ilustrasi perkelahian. [shutterstock]

BeritaHits.id - Sebuah rekaman video memperlihatkan seorang pria terlibat perselisihan di jalan Lorong Gotong depan Universitas PGRI Palembang, Kota Palembang. Salah satu pria tersebut diduga Warga Negara Asing (WNA). 

Lewat video yang diposting akun Instagram dengan nama @majeliskopi08 menulis keterangan bahwa, terduga pelaku yang disebut-sebut warga WNA itu mengamuk dan memukul seseorang pengendara mobil. Insiden terjadi pada Selasa, (24/05/2022). 

Dugaan sementara, kegaduhan di jalan ini berpangkal ketika pengendara motor WNA hendak mendahului mobil yang ada di depannya. 

Lebih lanjut, karena tak mendapat jalan oleh pengemudi mobil, pemotor WNA tersebut pun tersulut emosinya. Alhasil dia spontan menyalip lalu memberhentikan kendaraan roda empat berwarna hitam itu. 

Baca Juga: Penumpang Ojol Duduk Mepet Hingga ke Jok Pengemudi, Netizen: Mau Negur tapi Nanti Dikasih Bintang Satu

WNA terlibat perselisihan dengan pengendara mobil di Palembang (Instagram/ @majeliskopi08).

Tak butuh basa basi, warga WNA itu langsung memberikan salam olahraga  berupa pukulan yang mendarat di wajah pengemudi mobil.  Sementara korban tak memberikan perlawan atas kekerasan yang menimpanya.

Ironisnya, terlepas siapa yang salah, warga setempat yang menyaksikan kejadian tersebut tidak melerai perselisihan yang berujung kekerasan itu. Warga malah sibuk memvideokan insiden.

"Miris dengan masyarakat sekarang, melihat orang dipukuli selalu nonton dan memvideokan," kata neter.

"Walau terlihat miris namun video ini membuktikan benar adanya bahwa pribumi emang engga punya nyali dihadapan orang asing (berani berantem + ribut cuma ke sesama pribumi saja)," ujar warganet.

"Waduh sebanyak itu orang diam saja . Berani banget WNA di negri kita," cuit publik.

Baca Juga: Pamer Jam Tangan, Pemuda Ini Malah Bikin Tertawa Saat Ucap Kota Tempatnya Beli

"Sebagai warga Palembang saya jelaskan mereka itu bukan engga mau memisahkan tapi takut karena banyak anak SMP," kata warga lokal.

Load More