BeritaHits.id - Seorang perempuan membagikan pengalaman pahitnya usai menjalani perawatan pada tubuhnya. Bukannya tampil cantik, kulitnya justru keluar efek samping yang cukup banyak.
Pada unggahan video TikTok dengan nama @Vira yang dibagikan kembali di akun Instagram @lagi.viral, perempuan tersebut mengaku bahwa efek samping itu merupakan buah hasil infus putih jangka panjang yang dia jalani selama kurang lebih 2, 5 tahun.
"Sudah 2,5 tahun lebih dari 2016 akhir sampai 2018 awal," tulis keterangan pada video dikutip Beritahits.id pada Rabu, (22/6/2022).
Awalnya perawatan kecantikan yang dia jalani itu berjalan mulus. Dia rela merogoh kocek Rp.700 ribu setiap dua Minggu demi keinginan memiliki kulit putih dan cerah berseri. Bahkan pernah mencoba 'Kromosom' jenis perawatan yang dinilai cukup bagus.
Namun hal itu berubah setelah beberapa kali perawatan. Tubuh perempuan tersebut kemudian muncul beberapa gejala ruam kemerahan yang tak biasa seperti terlihat pada video.
Tak hanya itu, sejumlah keluhan yang dia rasakan lainnya diantaranya sering tak enak badan, rambut rontok parah, ruam-ruam muncul terus menerus, sesak nafas, sakit tenggorokan sampai mudah merasa lelah.
Perempuan tersebut bilang, selama perawatan infus putih, dia menjalani pola hidup sehat sesuai yang disarankan oleh dokter. Dengan rutin minum 2,5 liter air putih setiap hari, olahraga, makan sayur, buah, protein hewani dan lain lain.
Pun selama infus putih, perempuan itu juga dilarang mengkonsumsi minuman sejenis collagen oleh dokter yang merawatnya, karena bisa memperberat kerja ginjal.
"Lari ke rumah sakit eh gejala autoimun. Tolong jangan dihujat karena saya mau berbagi pengalaman saja," kata perempuan.
Baca Juga: Ada-ada Saja, Pesanan Es Siswa SD Sekelas Diantar saat Guru Mengajar
Apa itu penyakit Autoimun?
Penyakit Autoimun merupakan salah satu penyakit yang sulit disembuhkan. Meski begitu, pakar mengatakan ada cara mengontrolnya agar penyakit tidak semakin parah.
Dilansir ANTARA, pakar autoimun sekaligus Ketua Pimpinan Pusat Perhimpunan Alergi Imunologi Indonesia Prof Iris Rengganis mengatakan kondisi penyakit autoimun sebenarnya dapat terkontrol dengan baik jika faktor pencetusnya bisa dikendalikan.
"Penyakit autoimun itu akan berfluktuasi naik turun tergantung dengan kondisi," kata dia saat diskusi daring dengan tema mitos seputar autoimun yang dipantau di Jakarta, Senin (8/9/2020).
Untuk mengetahui indikasi pasien biasanya dilakukan tanya jawab dan terkadang mereka malah tidak mengetahui apa faktor pencetus autoimun tersebut.
Di lain sisi, bahkan pasien biasanya mengalami stres saat mengetahui faktor pencetus penyakit mereka, namun dengan terus memberikan edukasi tentunya mereka dapat mengerti atau memahaminya.
"Nanti saat telah diberi edukasi biasanya pasiennya bilang pantesan saya setelah makan ini jadi begini, jadi pasiennya sadar," kata dia.
Terkait dengan kesembuhan total, ia terus mengingatkan kepada para pasien penyakit autoimun bahwa hal itu jangan terlalu dipikirkan.
Sebab, sesederhana alergi saja tidak bisa sembuh atau tergantung faktor pencetusnya.
Apalagi penyakit autoimun tidak diketahui pasti penyebabnya dan yang dapat dilakukan hanyalah mengendalikan faktor pencetus agar tidak kambuh.
Kenapa Wanita Lebih Rentan Gangguan Autoimun? Ternyata Ini Sebabnya
Beberapa penelitian menunjukkan bahwa gangguan autoimun lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria.
Dr Ruma menjelaskan wanita memiliki sistem kekebalan yang lebih kuat daripada pria. Hal itulah yang menjadi alasan tingkat kematian anak perempuan lebih rendah daripada anak laki-laki.
Sebagian besar gen terkait kekebalan terletak di kromosom X dan wanita memiliki dua kromosom X. Oleh karenanya, sistem kekebalan mereka dianggap lebih kuat.
Selain itu, hormon estrogen bersifat proinflamasi yang membuatnya semakin berisiko bagi wanita jika selnya menyerang diri sendiri.
Meskipun tidak ada data konkret tentang gangguan ini menjadi umum di kalangan wanita, banyak di antaranya yang disebabkan oleh faktor-faktor di sekitar Anda.
Lalu, apa saja jenis penyakit autoimun yang paling banyak diidap masyarakat? Dilansir Hello Sehat, ini 6 penyakit autoimun paling umum:
1. Rematik
Rematik atau radang sendi merupakan penyakit autoimun yang menyerang sendi. Sistem kekebalan tubuh menghasilkan antibodi yang menempel pada lapisan sendi, sehingga sel imun menyerang sendi dan menyebabkan radang, pembengkakan, dan nyeri.
Orang dengan rematik biasanya merasakan gejala seperti sendi sakit, kaku, dan bengkak, sehingga dapat mengurangi geraknya. Jika tidak diobati, rematik dapat menyebabkan kerusakan sendi permanen secara bertahap.
2. Lupus
Lupus atau lupus eritematosus sistemik dapat terjadi saat antibodi yang dihasilkan tubuh menempel pada jaringan di seluruh tubuh. Beberapa jaringan yang umumnya terkena lupus adalah ginjal, paru-paru, sel darah, saraf, kulit, dan sendi.
Orang dengan lupus dapat mengalami gejala, seperti demam, berat badan turun, rambut rontok, kelelahan, ruam, nyeri atau bengkak pada sendi dan otot, sensitif terhadap sinar matahari, sakit dada, sakit kepala, dan kejang.
3. Psoriasis
Psoriasis merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kulit baru yang sangat cepat sehingga menumpuk di permukaan kulit. Penyakit ini menyebabkan kulit menjadi kemerahan, lebih tebal, bersisik, dan terlihat seperti bercak putih-perak. Selain itu, juga dapat menyebabkan gatal dan nyeri pada kulit.
4. Penyakit radang usus
Sistem kekebalan tubuh yang menyerang lapisan usus disebut dengan penyakit radang usus (inflammatory bowel disease/ IBD), karena dapat menyebabkan radang kronis pada saluran pencernaan. Penyakit ini dapat muncul dengan gejala diare, perdarahan pada dubur, buang air besar yang mendesak, sakit perut, demam, berat badan turun, dan kelelahan.
Penyakit Crohn dan kolitis ulseratif merupakan bentuk penyakit radang usus yang paling umum. Gejala penyakit Crohn disertai dengan ulkus mulut, sedangkan gejala dari kolitis ulseratif sering disertai dengan kesulitan buang air besar.
5. Diabetes melitus tipe 1
Penyakit ini disebabkan oleh antibodi sistem imun yang menyerang dan menghancurkan sel penghasil insulin (hormon yang dibutuhkan dalam mengontrol kadar gula darah) di pankreas. Akibatnya, tubuh tidak bisa menghasilkan insulin, sehingga kadar gula darah Anda menjadi tinggi.
Gula darah yang terlalu tinggi ini kemudian dapat memengaruhi penglihatan, ginjal, saraf, dan gusi Anda. Penderita diabetes mellitus tipe 1 membutuhkan suntikan insulin secara rutin untuk mengontrol penyakitnya agar tidak bertambah parah.
6. Sklerosis ganda
Multiple sclerosis atau sklerosis ganda adalah penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung di sekitar saraf. Hal ini dapat menimbulkan kerusakan yang memengaruhi otak dan sumsum tulang belakang.
Orang dengan sklerosis ganda dapat menunjukkan gejala, seperti kebutaan, koordinasi yang buruk, kelumpuhan, otot menegang, mati rasa, dan lemah. Gejalanya bisa bervariasi karena lokasi dan tingkat serangannya berbeda-beda antar individu.
Berita Terkait
-
Mengenang Kejayaan Grand Mall Bekasi, Dulu Primadona Kini Sepi Bak Rumah Hantu
-
4 Fakta Tutupnya Grand Mall Bekasi, Kalah Saing hingga Tinggalkan Kenangan Manis
-
Modal Rp 20 Ribu, Pria Ini Bikin Geger Pasar Malam Usai Sabet Dua Sepeda Listrik Sekaligus
-
Senda Gurau Bahlil Singgung Selalu Viral di Media Sosial
-
Pesta Nikah Paling Heboh Berakhir dengan Cek Palsu 3 Miliar! Pengantin Pria Kabur Bawa Motor Mertua
Terpopuler
- 4 Link DANA Kaget Khusus Jumat Berkah: Klaim Saldo Gratis Langsung Cuan Rp 345 Ribu
- Owner Bake n Grind Terancam Penjara Hingga 5 Tahun Akibat Pasal Berlapis
- Beda Biaya Masuk Ponpes Al Khoziny dan Ponpes Tebuireng, Kualitas Bangunan Dinilai Jomplang
- 5 Link DANA Kaget Terbaru Bernilai Rp 434 Ribu, Klaim Sekarang Sebelum Kehabisan!
- Unggahan Putri Anne di Tengah Momen Pernikahan Amanda Manopo-Kenny Austin Curi Perhatian
Pilihan
-
Grand Mall Bekasi Tutup, Netizen Cerita Kenangan Lawas: dari Beli Mainan Sampai Main di Aladdin
-
Jay Idzes Ngeluh, Kok Bisa-bisanya Diajak Podcast Jelang Timnas Indonesia vs Irak?
-
278 Hari Berlalu, Peringatan Media Asing Soal Borok Patrick Kluivert Mulai Jadi Kenyataan
-
10 HP dengan Kamera Terbaik Oktober 2025, Nomor Satu Bukan iPhone 17 Pro
-
Timnas Indonesia 57 Tahun Tanpa Kemenangan Lawan Irak, Saatnya Garuda Patahkan Kutukan?
Terkini
-
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Garut Hari Ini, Berikut Info BMKG
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!