Begal Payudara Kembali Meresahkan Perempuan di Jogja, Modus Pelaku Diduga Copot Plat Nomor

BeritaHits.id - Kasus begal payudara marak terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Situasi ini jika dibiarkan tentu bisa merusak reputasi Yogyakarta sebagai kota berhati nyaman. 

Sebab, peristiwa begal payudara di DIY semakin meresahkan perempuan. Berbagai modus dilakukan terduga pelaku untuk melancarkan kejahatannya demi kepuasannya semata.

Kali ini terduga pelaku begal payudara menggunakan modus operandi copot plat nomor kendaraan. Diduga kuat agar aksi bejatnya tidak mudah terdeteksi meski terekaman kamera CCTV. 

Kabar tersebut dibagikan lewat akun Twitter dengan nama @merapi_undercover.

Baca Juga: Kalahkan Vietnam U-19 di Semifinal Piala AFF U-19 2022, Pelatih Malaysia U-19: Ini Permainan Terbaik Kami

Unggahan itu menginformasikan bahwa, kejadian begal payudara ini terjadi di sekitar daerah Jalan Palagan-Jalan Damai, Kabupaten Sleman, belum lama ini.

"Lagi, korban begal payudara sudah niat sih itu sampai plat motornya dicopot," tulis keterangan pada unggahan Twitter dikutip Beritahits.id pada Jumat, (15/5/2022).

Berdasarkan percakapan korban yang dibagikan lewat foto tangkap layar, terduga pelaku begal payudara beraksi mengendarai motor matic merk Vario warna hitam dan helm Honda. 

Terduga pelaku disebut-sebut tidak hanya melakukan kejahatan kepada perempuan kali ini saja, namun sudah banyak orang yang jadi korbannya. Terduga pelaku rupanya masih berkeliaran di area sekitar.

Saat kejadian, korban perempuan yang tak diketahui namanya tersebut sempat melakukan pengejaran. Sial, terduga pelaku berhasil melarikan diri terlebih lagi kondisi jalanan sekitar lokasi kejadian ketika itu dalam keadaan sepi. 

Baca Juga: Kepala Pengantin Terekam Kamera Nyangkut di Jendela Mobil, Warganet: Ini Lagi Ngelawak Apa Emang Ga Sengaja?

"Aku sudah lihat mukanya tapi plat nomornya pelaku dicopot," cuit isi percakapan.

Warganet di sosial media turut menangani kejadian begal payudara yang kerap terjadi di Yogyakarta khususnya area Jalan Palagan, Kabupaten Sleman.

"Saya sama temen saya juga pernah kena, di Jalan Palagan depan RS Puri Husada sudah laporan ke Polres Sleman karena kurang barang bukti dan saksi jadi ya gak bisa ketangkep orangnya," komentar warganet.

"Temanku juga pernah kena min, sekitar jam 9 malam di Jalan Asem Gede, Condong Catur. Persisnya dari arah Anggajaya 2 sebelum jembatan (depan Jogja Amazon Green), motor pelaku Vario juga," beber warganet.

"Tolong banget ki pihak berwajib supaya cepat ditangkap. Korban sudah banyak, pelaku dengan ciri-ciri yang sama," desak warganet.

Serupa, Begal Payudara di Jogja Berkeliaran, Korban di Condongcatur Masuk IGD

Pelaku pelecehan seksual, khususnya begal payudara juga sempat terjadi di Yogyakarta. Lebih miris lagi, aksi yang terjadi di kawasan Condongcatur, Sleman itu dilakukan saat keadaan sekitar masih ramai.

Aksi bejat ini menjadi perhatian warganet setelah diciutkan oleh pemilik akun Twitter @Cat** pada Kamis (11/3/2021) lalu. Saat dimintai konfirmasi, pemilik akun tersebut, yang berinisial MCR (28), menceritakan peristiwa yang dialaminya.

"Jadi waktu itu sekitar hari Kamis (11/3/2021) malam itu sekitar jam 22.00 WIB, keluar kosan mau cari minum," kata MCR kepada awak media, Senin (15/3/2021).

Insiden itu terjadi di daerah sekitar utara Terminal Condongcatur, tepatnya di perempatan jalan yang kondisinya saat itu masih ramai orang.

"Cuma mau keluar gitu aja, kan saya nggak ada motor. Waktu itu galon saya abis. Ya udah saya jalan ke warung sendirian. Nah, warung-warung yang bukanya sampai malam itu ya di sekitar situ," ucapnya.

Dalam perjalanannya tersebut, sekitar pukul 22.00-22.30 WIB, tiba-tiba seorang pengendara sepeda motor mendekatinya. Ketika pada posisi itulah ia mengalami pelecehan seksual dari begal payudara.

"Saat jalan kaki tiba-tiba ada orang naik motor mepetin saya gitu. Terus tahu-tahu begal payudara. Waktu itu saya semacam syok dan misuh-misuh [mengumpat] gitu doang sih. Terus saya putar balik coba cari tempat ramai atau warung yang ramai gitu," ujarnya.

Namun nahas, ternyata aksi tercela itu tidak berhenti di situ. Ketika korban sudah berada di depan angkringan, yang notabene masih ramai orang, ternyata pelaku juga masih mengikutinya.

"Kan udah lari tuh, saya puter balik ternyata orangnya ngikutin. Terus begal payudara kedua kalinya, orang yang sama," imbuhnya.

Ketika ditanya mengenai ciri-ciri pelaku, ia mengaku tidak melihatnya dengan jelas. Pasalnya, kejadian tersebut berlangsung dengan cepat dan kondisi gelap di malam hari.

"Saya cuma lihat pakai helm full face terus pakai baju enggak tau bomber atau parasut, pokoknya yang ngembang gitu warnanya krem. Terus saya enggak tahu juga itu bapak-bapak atau anak muda, enggak kelihatan," terangnya.

Ia juga tidak bisa mengidentifikasi kendaraan yang digunakan pelaku saat itu. Sebab, suara yang dihasilkan dari knalpot sepeda motor tersebut berbeda dari aslinya.

"Suara knalpotnya beda, mungkin diganti ya. Cuma inget suaranya agak beda, lebih kenceng gitu ya, tapi ya kurang tahu juga mungkin karena saya syok juga. Jadi seinget saya saja pelatnya tengah-tengahnya saya enggak lihat jelas, tapi AB dan belakangnya TI gitu," sebutnya.

MCR tidak tinggal diam begitu saja setelah kejadian tersebut. Keesokan paginya, ia mencoba mencari CCTV di sekitar lokasi kejadian.

Namun, usaha itu belum membuahkan hasil. Dari sekian banyak CCTV yang terpasang di warung, minimarket, hingga kot eksklusif, semuanya tidak ada yang langsung menghadap ke jalan. Semua CCTV itu hanya memantau tempat mereka masing-masing.

Hingga kini, ia masih mencoba mencari berbagai solusi agar bisa melaporkan kejadian tersebut ke pihak kepolisian. Namun tidak dipungkiri, peristiwa tidak terpuji tersebut masih meninggalkan rasa trauma di benaknya.

Bahkan ia juga sempat dilarikan ke IGD dua hari pascakejadian tersebut karena ia tidak bernafsu makan, sehingga asam lambung naik.

"Saya mau lapor polisi juga masih yang, 'sek' [nanti dulu] belum tenang." Mau menenangkan diri dulu. Nanti aku mencoba cari cara," tuturnya.

Menurutnya, sebelum kejadian begal payudara yang menimpa dirinya tersebut, ia masih merasa aman ketika mencari makan atau pulang kerja larut malam di daerah itu. Namun setelah kejadian tersebut, ia masih berusaha terus menghilangkan traumanya.

Perempuan asal Jakarta yang sudah cukup lama tinggal di Jogja itu menyebutkan, pakaian bukan menjadi hal yang seharusnya dipersoalkan dalam kejadian pelecehan seksual. Justru tindakan pelaku yang nekat berbuat asusila tersebut yang harus disalahkan.

Ia berharap, dengan kejadian yang menimpanya ini, semua orang, baik perempuan atau laki-laki, bisa lebih waspada. Menurutnya, orang yang sudah berniat jahat tidak akan memperhatikan keadaan.

"Bahkan pelaku pelecehan seksual sekarang enggak lihat pakaian. Jadi buat temen-temen, kalau ada korban pelecehan seksual, tolong jangan dilihat pakaiannya apa, tapi lebih dikasih support mental gitu. Pesannya enggak usah takut, tapi waspada," pungkasnya.