Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Evi Nur Afiah
Sabtu, 13 Agustus 2022 | 10:38 WIB
Mahfud MD hadir dalam podcast Deddy Corbuziar (Sumber Youtube).

BeritaHits.id - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Indonesia (Menko polhukam) Mahfud MD bicara soal kasus yang menyeret Irjen Ferdy Sambo, tersangka pembunuhan berencana Brigadir J. Mahfud bilang pengungkapan insiden tersebut terbilang sulit.

Dalam perbincangannya bersama Deddy Corbuzier yang ditayangkan lewat channel Youtube, Mahfud MD berkata bahwa, dirinya turut memberikan dorongan terhadap usul usul masyarakat yang masuk akal.

Pasalnya sejak awal kasus tersebut dirilis oleh pihak Polres setempat banyak memunculkan tanda tanya dan hal-hal yang mencurigakan.

"Sulit memeriksa Sambo, sulit memeriksa istrinya gak bisa sentuh. Setelah dibentuk timsus baru bisa disentuh. Itupun tidak langsung," kata Mahfud saat jadi tamu di acara podcast Closethedoor dikutip Beritahits.id pada Jumat, (12/8/2022).

Baca Juga: Tak Lagi Dampingi Bharada E, Deolipa Yumara Minta Bayaran Rp 15 Triliun dan Ancam Gugat Perdata

Mahfud mencoba menjelaskan kembali apa yang dia lewati dalam mengawal kasus Sambo tersebut.

Ketika kasus ini mencuat ke permukaan, publik dibuat heboh pemberitaan pada media massa mengenai polisi tembak polisi di rumah dinas polisi. Satu orang meninggal dunia yang tak lain adalah Brigadir J.

Saat itu polisi mengungkap motif penembakan tersebut dipicu adanya pelecehan seksual yang menimpa istri Irjen Sambo yaitu Putri Candrawati.

Pelaku pelecehan yang dituduhkan adalah Brigadir J yang tak lain adalah ajudan sang istri jenderal. Hal inilah yang membuat Bharada E terpaksa melepaskan tembakannya ke arah Brigadir J.

"Skenario adanya tembak menembak memang mendebarkan. Itu jebakan psikologis untuk orang-orang tertentu untuk mendukung tembak-menembak," ujar Mahfud.

Baca Juga: Deddy Corbuzier Syok, Mahfud MD Sebut Ferdy Sambo Nangis-Nangis ke Kompolnas: Huhuhu Saya Terhina, Dizalimi

Lalu Mahfud menyebutkan orang-orang yang terkecoh oleh skenario Sambo.

Sambo Undang Kompolnas ( Komisi Kepolisian Nasional)

Pada peristiwa tersebut, Mahfud yang saat itu masih berada di Mekkah turut mencari tahu segala kemungkinan yang terjadi. Termasuk berkomunikasi dengan anggota Kompolnas Benny Mamoto yang turut membenarkan kejadian tersebut.

Tak hanya Kompolnas, Mahfud MD juga mencari informasi lewat Komnas Ham juga DPR. Mahfud menyebut beberapa orang dihubungi Sambo.

"Beberapa orang dihubungi Sambo cuman hanya nangis saja, (dia bilang--Red)'Saya terhina saya dizalimi', sambil nangis-nangis," tutur mantan ketua MK itu.

Usai kepulangannya dari Mekkah, Mahfud memanggil Benny Mamoto untuk memberikan perspektif lain agar kasus tersebut tidak di belokan.

"Saya panggil Benny Mamoto yang bilang bahwa kejadiannya itu benar padahal ada perspektif lain yang mungkin masuk akal," tambah Mahfud.

"Dia jawab begitu ada peristiwa dan bapak ada di Mekkah saya langsung ke Polres Jakarta Selatan saya mendapat penjelasan begitu dari Kaporles. Kata saya, kenapa Anda langsung percaya orang itu gak masuk akal," ketusnya.

"Menurut saya, (yang disampaikan--Red) pengacara Kamaruddin lebih layak untuk bisa dipertimbangkan sebagai modus," tambahnya.

Mahfud berkata lagi, kini kasus tersebut bak bisul yang sudah keluar batunya.

"Kalau teknis hukum sih saya kira tidak terlalu masalah karena sudah diumumkan sendiri tersangkanya jenderal itu dan buktinya sudah kuat," katanya.

Sebelumnya diberitakan, polri mengungkapkan perkembangan terbaru terkait dengan kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J. Terbaru, Mabes Polri telah mengumumkan Irjen Ferdy Sambo sebagai tersangka baru dalam kasus meninggalnya Brigadir J.

Load More