Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Evi Nur Afiah
Rabu, 07 September 2022 | 13:11 WIB
Ekspresi Puan Maharani saat Rapat Paripurna (Instagram/ @memomedsos).

BeritaHits.id - Ekspresi Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Puan Maharani disorot warganet saat memimpin Rapat Paripurna pembahasan Tingkat II RUU tentang pertanggungjawaban atas Pelaksanaan APBN TA 2021.

Raut wajah tak sedap Puan Maharani ini terlihat saat Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menyampaikan instruksi menolak kenaikan BBM bersubsidi.

Hal ini sekaligus mendukung aspirasi masyarakat yang keberatan dengan kebijakan pemerintah tersebut.

Potongan video yang menangkap ekspresi tak enak Puan, diunggah lewat akun Instagram dengan nama pengguna @memomedsos. Di sisi lain, warganet menilai sosok politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mirip dengan Rara Pawang hujan.

Baca Juga: Harga Sembako di Cianjur Mulai Merangkak Naik, Pedagang Hanya Bisa Pasrah

"Mbak Rara Pawang Hujan bisa ya duduk di kursi tersebut," kata neter dikutip Beritahits.id pada Rabu, (7/9/2022).

"Mba Rara kadang-kadang. Mukanya judes banget," ujar warganet.

"Pimpinannya mirip mbak Rara si pawang hujan

"Si tukang matikan mic santai menyaksikan drama yang terjadi, soalnya sudah nggak bisa dengar," cuit publik.

Semula, Anggota Komisi VII DPR dari Fraksi PKS, Mulyanto menyampaikan interupsi menolak kenaikan BBM bersubsidi. Rapat dipimpin oleh Puan Maharani sendiri.

"Kami ingin menyampaikan aspirasi masyarakat melalui PKS. Dengan ini kami menyatakan fraksi PKS menolak kenaikan harga BBM bersubsidi," kata Mulyanto.

Baca Juga: 5 Fakta Perayaan Ulang Tahun Puan Maharani saat Ada Demo Kenaikan BBM

Menurut pihaknya, kebijakan soal kenaikan BBM bersubsidi sudah jelas akan membebani masyarakat terlebih lagi kenaikannya cukup besar. Tak heran jika masyarakat melakukan demo.

Buntut penolakan ini, PKS memilih walk out dari Rapat Paripurna yang diselenggarakan pada Selasa, (6/9/2022).

Sebelumnya diberitakan, Presiden Joko Widodo memutuskan menyesuaikan harga BBM bersubsidi.

Adapun kenaikan harga BBM subsidi jenis Pertalite dari Rp7.650 per liter menjadi Rp10.000 per liter, solar subsidi dari Rp5.150 per liter menjadi Rp6.800 per liter, Pertamax nonsubsidi naik dari Rp12.000 jadi Rp14.500 per liter.

Kenaikan harga BBM bersubsidi itu mencermati anggaran subsidi dan kompensasi energi yang ditanggung pemerintah naik sampai Rp502,4 triliun dari awalnya Rp152,5 triliun.

Sedangkan sebagian besar subsidi dinikmati masyarakat dengan ekonomi menengah ke atas.

"Lebih dari 70 persen subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu yaitu pemilik mobil-mobil pribadi," kata Presiden Joko Widodo dalam jumpa pers pengumuman penyesuaian harga BBM bersubsidi di Istana Merdeka, Jakarta, Sabtu (3/9/2022).

Load More