Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Dita Alvinasari
Sabtu, 10 September 2022 | 13:17 WIB
Cara warga Madura beri sumbangan uang tunai yang bikin publik minder (Instagram/ andreli_48)

BeritaHits.id - Publik dibuat minder dengan cara warga Madura memberikan sumbangan uang tunai di salah satu pesta pernikahan yang digelar di daerahnya.

Pasalnya, uang sumbangan tersebut bukan diberikan dalam bentuk amplopan, tapi berupa rentengan uang yang dirangkai di sebilah kayu.

Rentengan uang tersebut bahkan ditata di depan tempat acara dan dijadikan sebagai pagar.

Penampakan tersebut dapat dilihat melalui unggahan akun Instagram @andreli_48 pada Jumat (09/09/22).

Baca Juga: Dear Pengguna Tiktok, Pakai Cara Ini Untuk Mendapatkan Uang

"Pagar duit atau warga Madura menyebut Sogukan. Nyumbang tanpa amplop, namun direnteng dan dipajang jadikan pagar," tulis akun pengunggah video.

Dalam video tersebut, dapat dilihat pagar di luar tempat acara pernikahan yang terbuat dari rentengan uang dari para tamu undangan.

Uang-uang tersebut ditempelkan di sebilah kayu yang kemudian ditancapkan dalam batang pohon pisang.

Dapat dilihat bahwa rata-rata rentengan uang tersebut terdiri dari uang Rp100.000 dan Rp50.000.

Di setiap satu renteng uang, terdapat keterangan siapa pemberi sumbangan tersebut.

Baca Juga: Uang Australia Bakal Diganti Setelah Ratu Elizabeth II Tutup Usia?

Respons Netizen

Video ini pun lantas menjadi sorotan netizen. Netizen cukup terkaget-kaget melihat tradisi tersebut.

"Fix pagar duit yang nyata. Bukan kaleng-kaleng," ujar netizen.

"Yang nyumbang Rp5000 auto minggir," tambah netizen lain.

"Yang Rp2000 kelihatan banget ya," tulis netizen lain.

"Madura keras jangan dilawan," imbuh netizen lain.

"Ada angin kencang bubar," komentar netizen lainnya lagi.

Mengenal Tradisi Sogukan di Madura

Melansir dari beberapa sumber, Sogukan merupakan tradisi untuk membantu meringankan beban masyarakat yang menggelar acara hajatan atau selebrasi dalam bentuk sumbangan.

Sumbangan ini diberikan masyarakat sekitar kepada yang menggelar hajatan atau selebrasi sehingga beban yang dipikul tidak terlalu berat.

Tradisi ini mengandung nilai resiprositas atau timbal balik, yaitu bentuk tolong-menolong yang didasari adanya kepentingan yang sama dalam hidup bermasyarakat.

Load More