Scroll untuk membaca artikel
Farah Nabilla | Dita Alvinasari
Minggu, 02 Oktober 2022 | 11:30 WIB
Aparat keamanan menembakkan gas air mata untuk menghalau suporter yang masuk lapangan usai pertandingan sepak bola BRI Liga 1 antara Arema melawan Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto/tom.

BeritaHits.id - Derby panas Jawa Timur antara Arema FC vs Persebaya diliputi dengan aksi kerusuhan yang menewaskan ratusan orang meliputi penonton hingga aparat kepolisian.

Kini, peristiwa maut ini begitu menggemparkan publik.

Pemantik aksi kerusuhan ini bermula ketika tuan rumah, yaitu Arema harus dipermalukan oleh tim tamu. Arema kalah dengan skor 2-3.

Akibat tim kecintaannya kalah, suporter Arema mulai bertindak anarkis. Mereka mulai masuk ke dalam lapangan.

Baca Juga: Tragedi Stadion Kanjuruan: IPW Desak Copot Kapolres Malang hingga Penjarakan Penyelenggara Liga 1 dan Ketua PSSI Mundur!

Para suporter yang turun ke lapangan lantas terlibat bentrok dengan aparat keamanan. Mereka bahkan sampai merusak mobil kepolisian yang berada di luar stadion.

Pihak kemanan lantas berusaha mengurai massa yang turun ke lapangan dengan menembakkan gas air mata.

Sayangnya, akibat tembakkan gas air mata tersebut, membuat para suporter yang berada di tribun penonton langsung panik menyelamatkan diri.

Akibat dari kejadian ini, sebanyak 127 orang menjadi korban dalam tragedi kerusuhan ini.

Imbas dari kejadian yang memakan korban hingga ratusan suporter sepak bola hingga aparat kepolisian ini membuat akun Twitter @DivHumas_Polri diserbu oleh para warganet.

Baca Juga: Insiden Stadion Kanjuruhan Tewaskan 127 Orang, Lampaui Tragedi Hillsborough Inggris

Kolom komentar pada cuitan terakhirnya pada Sabtu (1/10/22), dipenuhi dengan komentar warganet yang menyinggung soal tragedi kelam dalam dunia sepak bola ini.

Warganet melontarkan kalimat-kalimat pedas atas kejadian tersebut. Selain itu, warganet juga meminta agar Divisi Humas Polri mengusut tuntas kejadian ini.

"Oknum kok sekampung pakai peralatan resmi. Gob*** as*. Lu digaji rakyat, tapi kelakuan lu kayak nggak tahu diri," kata warganet.

"Akibat SDM Polisi yang tidak kompeten, bukan mengamankan kericuhan malah menambah ricuh. Kalian pembunuh," tambah warganet lain.

"Mengingat tragedi 30 September dengan menambah tragedi 1 Oktober," imbuh warganet lain.

"Mohon diusut Pak kejadian di Kanjuruhan. Kenapa bisa nembakin gas air mata di stadion? Padahal udah dilarang sama FIFA loh," komentar warganet lainnya lagi.

Load More