BeritaHits.id - Anak-anak Jenderal Ahmad Yani, menuntut pemerintah yang mengeluarkan Inpres dan Keppres di mana mengakui kesalahan dan memberi ganti rugi kepada keluarga mantan anggota PKI.
Anak-anak salah satu pahlawan revolusi itu merasa dikhianati oleh negara yang menrut mereka juga berlaku adil pada para keturunan jederal yang gugur dalam peristiwa G30S.
Soal sang ayah yang gugur di peristiwa berdarah itu, dua anak Jenderal Ahmad Yani yakni Untung Mufreni A Yani dan Rully A Yani. Pada podcast bersama Deddy Corbuzier, keduanya bercerita soal malam mencekam saat sang ayah ditembak oleh anggota Cakabirawa.
Untung menyebutkan bahwa kala itu di malam hari beberapa orang dari Cakrabirawa mendatangi rumahnya. Kala itu Cakrabirawa itu meminta sang ayah untuk menemui Presiden Soekarno.
Baca Juga: Kisah Sarwo Edhie Wibowo Mundur dari Tentara Namun Digagalkan Ahmad Yani
Dipanggil Soekarno, Ahmad Yani meminta untuk mandi dan berganti pakaian terlebih dahulu.
"Dilarang [mandi] yang larang pangkatnya sersan yang dibangunin [A Yani] jenderal bintang tiga, karena mereka kasar sama Pak Yani dipukul salah satu, diambil senjatanya, terus dikasih kembali," ungkap Untung.
"Marah pak Yani dia tutup pintu, pintu kaca. Langsung salah satu mereka bilang sama namanya Giadi, Giadi tembak itu. Tembak benar langsung tembak dari belakang, kaca pecah tebus, ada tujuh [tembakan]," tambahnya.
Untung sendiri kali itu masih duduk di bangku SD. Dia bersama saudaranya kemudian mendatangi sang ayah.
"Tahu saya saya ada di dalam, saya bangun karena ribut ramai, jatuh lah bapak di lantai, katanya meninggalnya di kendaraan," ujar Untung.
Baca Juga: Sedang Latihan Tempur, Ahmad Yani Malah Pergi Cari Kopi
"Kalau di rumah begitu, diseret kayak binatang. Di film kan ditarik kakinya diangkat tangannya, sebenarnya dipegang kakinya langsung dibawa keluar, diseret kayak binatang, kita ngejar bapak kita diseret cakrabirawa, cakrabrawa bilang siapa yang ikut saya tembak," kenangnya.
Berita Terkait
-
Dilabeli G30 S, Habis Rizieq Cs Gugat Jokowi ke PN Jakpus, Begini Isi Gugatannya!
-
Profil Yunus Yosfiah, Jenderal TNI yang Melarang Penayangan Film G30S/PKI Sejak 1998
-
Mengapa PKI Tidak Dibubarkan Soekarno Bahkan Setelah G30S? Ini 5 Alasannya
-
6 Fakta Lubang Buaya dalam Sejarah G30S dan PKI pada Peristiwa 1965
-
Korban G30S PKI yang Selamat, AH Nasution Lolos dari Maut Meski Harus Ditebus Nyawa Putrinya
Terpopuler
- Ragnar Oratmangoen: Saya Mau Keluar dari...
- Rusuh Lagi! Indonesia Siap-siap Sanksi FIFA, Piala Dunia 2026 Pupus?
- Apa Sanksi Pakai Ijazah Palsu? Razman Arif dan Firdaus Oiwobo Diduga Tak Diakui Universitas Ibnu Chaldun
- Aset Disita gegara Harvey Moeis, Doa Sandra Dewi Terkabul? 'Tuhan Ambil Semua yang Kita Punya...'
- Lolly Kembali Main TikTok, Penampilannya Jadi Sorotan: Aura Kemiskinan Vadel Badjideh Terhempas
Pilihan
-
Dukungan Penuh Pemerintah, IKN Tetap Dibangun dengan Skema Alternatif
-
Perjuangan 83 Petani Kutim: Lahan Bertahun-tahun Dikelola, Kini Diklaim Pihak Lain
-
Persija vs Persib Bandung, Ridwan Kamil Dukung Siapa?
-
Jordi Amat Bongkar Dugaan Kasus Pencurian Umur: Delapan Pemain..
-
Sejarah dan Makna Tradisi Nyekar Makam Sebelum Puasa Ramadan
Terkini
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!
-
Depresi Usai Jadi Korban KDRT, Dokter Qory Mulai Tenang Usai Bertemu Ketiga Anak