Scroll untuk membaca artikel
Elvariza Opita
Rabu, 04 Oktober 2023 | 18:44 WIB
Pakar Psikologi Forensik Reza Indragiri Amriel. (YouTube/metrotvnews)

BeritaHits.id - Sosok ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel turut menyita perhatian karena mengaku coba disogok oleh pihak-pihak tertentu dalam kasus kopi sianida yang menewaskan Wayan Mirna Salihin. Hal ini terungkap di film dokumenter “Ice Cold: Murder, Coffee and Jessica Wongso” dan menampilkan sedikit kutipan Reza di akhir tayangan.


“Sampai sekarang, hanya pada kasus si Mirna, ada pihak tertentu yang sampai menelepon saya dan meminta saya untuk berhenti bicara,” ujar Reza, dikutip pada Rabu (4/10/2023).


“Ada pihak tertentu yang memasukkan uang ke dalam tas saya, maka saya tafsirkan hal itu merupakan cara agar saya tidak banyak bicara dalam kasus ini,” imbuhnya.


Tentu menjadi pertanyaan mengapa Reza sampai harus coba dibungkam seperti itu. Bila dilihat dari beberapa wawancara lawasnya, Reza sendiri konsisten menilai Jessica Kumala Wongso bukanlah pelaku yang sudah meracuni Mirna sampai meninggal dunia.

Baca Juga: Katanya Teman, Jessica Wongso Malah Terciduk Ogah Lakukan Ini Meski Mirna Kejang-kejang

Terdakwa Jessica Kumala Wongso menjalani persidangan yang beragendakan pembacaan vonis oleh majelis hakim di Pengadilan Jakarta Pusat, Kamis (27/10). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]


Malah di salah satu episode Indonesia Lawyers Club episode 2 Februari 2016, psikolog forensik yang juga menjadi saksi ahli di kasus Ferdy Sambo tersebut menilai Mirna bukanlah korban yang sebenarnya ditarget alias salah sasaran pembunuhan.


Hal ini bermula dari paparan keempat unsur sebuah pembunuhan. “Pembunuh ini harus memastikan bahwa instrumen yang dia gunakan itu sebanding dengan sasaran kejahatannya,” terang Reza.


Reza lalu menjabarkan instrumen pembunuhannya, yakni racun sianida yang sangat berbahaya. Bahkan saking berbahayanya, Reza menyebut sianida harus dibeli dengan melampirkan identitas pembelinya agar jangan sampai jatuh ke pihak berbahaya.


“Mari kita simpulkan, sianida sebesar 15 gram adalah sebuah zat yang luar biasa, yang katakanlah eksklusif. Lalu kita bandingkan dengan korbannya,” tutur Reza.


“Nyawa hanya satu, tapi kalau kita lihat status sosial korban yang menurut saya adalah orang biasa, mungkin sama seperti saya, dalam artian yang bersangkutan tidak menempati jabatan strategis tertentu, bukan orang yang menempati posisi politik tinggi, ada terlibat dalam rivalitas bisnis atau skandal-skandal elite lainnya,” sambungnya.

Baca Juga: Kata Suami Mirna Salihin Usai Jessica Wongso Divonis 20 Tahun Penjara: Nggak Bisa Balikin Mirna


Dua aspek inilah yang kemudian dibandingkan oleh Reza dan dinilainya tidak setara. “Dengan menggunakan zat yang sedemikian eksklusif itu, berarti rasionalitas seolah-olah tidak berjalan. Bagaimana mungkin orang yang biasa dihabisi dengan zat yang luar biasa?” jelas Reza.


Karena itulah Reza menilai ini adalah pembunuhan berencana yang sangat matang dalam proses persiapannya, rapi dalam perencanaannya, tetapi berantakan dalam eksekusinya.


“Sehingga zat yang luar biasa yakni sianida sebesar 15 gram, justru menyasar orang yang di waktu yang salah, di tempat yang salah, dan menenggak minuman yang salah pula. Jadi apakah Mirna adalah korban yang sungguh-sungguh ingin disasar dalam kasus pembunuhan berencana ini? Sekali lagi spekulasi saya mengatakan tidak,” tandas Reza.

Load More