Scroll untuk membaca artikel
Agatha Vidya Nariswari | Dita Alvinasari
Rabu, 01 November 2023 | 08:57 WIB
Ilustrasi Presiden Joko Widodo atau Jokowi. (Suara.com/Ema)

BeritaHits.id - Politisi senior PDIP Panda Nababan mengaku merasa dipermainkan oleh Presiden Joko Widodo alias Jokowi yang kini mulai melancarkan manuver jelang Pilpres 2024.

Jokowi dinilai lebih condong mendukung calon presiden usungan Koalisi Indonesia Maju (KIM) Prabowo Subianto, apalagi setelah Gibran Rakabuming Raka menjadi calon wakil presiden dari Prabowo.

Dikutip dari obrolan Panda Nababan di Total Politik, awalnya, anak buah Megawati Soekarnoputri ini mengungkit momen ketika Jokowi berpidato di acara Puncak Musra Indonesia yang digelar di Istora Senayan pada bulan Mei lalu.

Diketahui, di acara tersebut, Jokowi meminta agar masyarakat tidak grasah-grusuh dalam memilih calon pemimpin di Pilpres 2024.

Baca Juga: Hasil Survei Prabowo-Gibran Teratas, Projo Optimis Bakal Menang Satu Putaran di Pilpres 2024

Politikus senior PDIP Panda Nababan. (Suara.com/Novian)

"Contoh-contoh saja, waktu di Senayan. Jadi saya sedih sepertinya dia tidak berwibawa lagi. Jokowi ngomong, 'Jangan grasah-grusuh, sabar, tunggu instruksi saya'," ungkap Panda, dikutip Rabu (1/11/2023).

Panda Nababan lantas melompat ke momen ketika Ketua Umum Pro Jokowi (Projo) yakni Budi Arie berubah haluan mendukung Prabowo Subianto selang empat jam setelah mantan wali kota Solo itu berpidato di Istora Senayan.

"Empat jam setelah itu, Budi Arie lari ke Kartanegara, ke Prabowo," ujar Panda.

Melihat realita tersebut, Panda merasa jika pihaknya dipermainkan oleh Jokowi. Ia juga merasa tak ada harganya di mata orang nomor 1 RI tersebut.

"Jadi enggak ada harga. Sedih aku sebagai temannya Jokowi dipermainkan gitu. Enggak dihargai. Dia bilang tunggu jangan ini. Dianggap itu enggak ada artinya. Seenak kau ngomong," kata Panda.

Baca Juga: Benarkan Jokowi Minta 3 Periode ke Megawati, Panda Nababan Ngode Prabowo-Gibran Bisa Batal Maju

"Aku sedih sebagai orang yang pernah dekat dengan Jokowi, enggak ada harga gitu lho, diperlakukan kayak gitu," imbuhnya.

Dalam obrolan ini, Panda Nababan juga sempat menceritakan momen ketika dirinya menjadi sosok pertama yang mengusulkan Jokowi menjadi bakal calon presiden dari PDIP untuk Pilpres 2014.

"Melihat bagaimana situasi hari ini. Saya jadi melihat dulu dari awal. Pas seperti 10 tahun lalu ada Rakernas di Agropark Ancol waktu itu, dia duduk di dekat saya yang namanya Jokowi," beber Panda.

"Waktu itu suasana calon presiden itu menjadi bahan perbincangan. Tidak ada dari 34 DPD itu yang menyatakan siapa ini calon dari PDIP. PDIP Jawa Barat diam, Jawa Tengah diam. Saya waktu itu ketua DPD Sumatera Utara naik ke podium. Saya canangkanlah di situ calon presiden Republik Indonesia 2014-2019 Jokowi," lanjutnya.

Panda Nababan menjelaskan jika di momen tersebut, pentolan partai berlambang banteng moncong putih itu tampak marah setelah dirinya mengumumkan nama Jokowi sebagai salah satu bakal calon presiden.

"Histeris semua, Mega mukanya ditekuk, aku lihat dia marah, kesal karena aku mendahuluinya," terangnya.

Load More