BeritaHits.id - Saat ini sedang viral gerakan BDS di media sosial untuk memboikot peredaran produk yang disebut mendukung Israel demi wujud solidaritas kemanusiaan terhadap Palestina.
Gerakan ini terus disebarkan di media sosial dan menyasar sejumlah produk, misalnya saja waralaba makanan cepat saji McDonald’s hingga kopi Starbucks.
Namun sebenarnya seperti apa hukum melakukan boikot produk yang merupakan bagian dari BDS alias Boycott, Divestment and Sanctions?
Ustaz Khalid Basalamah pernah membagikan pandangannya tentang kegiatan memboikot produk-produk Israel di salah satu ceramahnya, seperti dilihat di video unggahan kanal YouTube abdul rouf.
Baca Juga: Resmi Kirim 51,5 Ton Bantuan, Jokowi: Indonesia Terus Bersama Palestina
“Ustaz apakah kalau kita menggunakan produk-produk dari Israel kita sama saja mendukung atau membantu mereka membunuh orang Muslim di Palestina? Haruskah kita boikot?” kata Ustaz Khalid Basalamah membacakan pertanyaan jemaahnya, seperti dikutip pada Sabtu (4/11/2023).
“Lebih baik, tentu itu lebih ideal,” jawab Ustaz Khalid Basalamah setelahnya dengan nada tegas.
Meski begitu, sang pendakwah ternyata tidak setuju apabila aktivitas mengonsumsi produk-produk Israel dinilai sebagai tindakan haram. Begini penjelasan Ustaz Khalid Basalamah.
“Tapi kita tidak bisa mengatakan haram gitu ya, haram untuk mengonsumsi. Selama itu masih halal, maka halal dalam agama kita,” tutur Ustaz Khalid Basalamah.
“Yang jelas lebih aman kalau kita tahu mereka sedang memerangi kaum Muslim, maka berhentilah memakai produk itu. Beli produk kaum Muslim. Kenapa harus membeli produk non-Muslim kalau masih ada kaum Muslim yang punya? Jadi kita lebih baik alihkan ke kaum Muslimin,” lanjutnya.
Baca Juga: Seruan Aksi Boikot Produk Israel di Medsos, Apakah Berpengaruh Terhadap Ekonomi Israel?
Sementara itu, BDS merupakan singkatan dari Boycott, Divestment and Sanctions alias Boikot, Divestasi, dan Sanksi.
Gerakan ini dimaksudkan untuk menggunakan boikot ekonomi dan budaya terhadap Israel, divestasi keuangan dari negara, serta sanksi pemerintah untuk menekan pemerintah Israel agar mematuhi hukum internasional. Pasalnya diketahui Israel mengambil banyak sekali kebijakan kontroversial terhadap Palestina.
Berita Terkait
-
Biden Kecam ICC atas Surat Perintah Penangkapan terhadap Netanyahu: Keterlaluan!
-
DK PBB Gagal Sahkan Gencatan Senjata Gaza, Malaysia Beri Kecaman Keras
-
Taki Ada Timnas Indonesia, Ini 3 Negara yang Belum Menang di Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia
-
Hizbullah Tantang Israel, Tolak Syarat Gencatan Senjata!
-
Israel Kembali Gempur Gaza, 66 Tewas dalam Semalam Termasuk Anak-anak yang Sedang Tidur
Tag
Terpopuler
- Kejanggalan LHKPN Andika Perkasa: Harta Tembus Rp198 M, Harga Rumah di Amerika Disebut Tak Masuk Akal
- Marc Klok: Jika Timnas Indonesia Kalah yang Disalahkan Pasti...
- Niat Pamer Skill, Pratama Arhan Diejek: Kalau Ada Pelatih Baru, Lu Nggak Dipakai Han
- Datang ke Acara Ultah Anak Atta Halilintar, Gelagat Baim Wong Disorot: Sama Cewek Pelukan, Sama Cowok Salaman
- Menilik Merek dan Harga Baju Kiano saat Pesta Ulang Tahun Azura, Outfit-nya Jadi Perbincangan Netizen
Pilihan
-
Harga Emas Antam Terbang Tinggi Jelang akhir Pekan, Tembus Rp1.520.000/Gram
-
Dinilai Hina Janda, Ridwan Kamil Kena Semprot Susi Pudjiastuti: Mau Omong Apa?
-
5 HP Samsung Rp 1 Jutaan dengan Kamera 50 MP, Murah Meriah Terbaik November 2024!
-
Profil Sutikno, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta yang Usul Pajak Kantin Sekolah
-
Tax Amnesty Dianggap Kebijakan Blunder, Berpotensi Picu Moral Hazard?
Terkini
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!
-
Depresi Usai Jadi Korban KDRT, Dokter Qory Mulai Tenang Usai Bertemu Ketiga Anak