BeritaHits.id - Sempat viral citra radar cuaca dari Badan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) yang menampilkan langit Yogyakarta 'bolong' tidak ada wan hujan. Bagaimana citra radar cuaca langit Jogja bolong seperti yang viral?
Menanggapi citra radar cuaca yang viral tersebut, BMKG memastikan kalau hal tersebut bukan mistis. Yakni fenomena 'Cone of Silence' yang terjadi di langit Yogyakarta.
Mengutip dari postingan BMKG di Instagram dalam akun @infobmkg (8/11/2023), foto citra radar cuaca langit Yogyakarta bolong tersebut bisa dijelaskan secara ilmiah.
"Beberapa hari lalu muncul berita di media sosial yang cukup viral mengenai 'blocking' hujan di Yogyakarta, yang dapat dilihat dari Citra radar cuaca BMKG berupa daerah lingkaran kosong tanpa hujan." tulis BMKG.
"Kejadian ini kemudian dikaitkan dengan hal-hal yang bersifat non-ilmiah atau mistis." lanjut BMKG di Instagram.
Disebutkan BMKG, fenomena langit bolong tersebut adalah fenomena 'Cone of Silence' yang terkait dengan kemampuan radar dalam mengamati cuaca.
Menurut BMKG, penampakan ini bisa terjadi akibat radar yang tidak dapat mengamati cuaca secara menyeluruh karena keterbatasan dari alat tersebut.
Pada umumnya, rada tidak melakukan scanning atau pemindaian hingga elevasi 90 derajat atau tegak lurus, sehingga ada daerah yang tidak bisa diamati.
Kejadian seperti dalam citra radar cuaca yang menampilkan langit Jogja bolong tersebut dinamakan 'Cone of Silence'.
Baca Juga: BMKG: Tsunami Minor Terjadi di Pulau Banda Usai Gempa Tanimbar
Scanning radar pada biasanya dilakukan dengan elevasi 0,5 hingga 19,5 derajat. Dengan elevasi ini, hanya bisa mendeteksi awan menengah sampai radius 20 km dari pusat radar.
Dampaknya, bagian yang dekat dengan radar terlihat bolong atau membentuk lingkaran seperti pada citra radar cuaca yang viral.
BMKG menyampaikan jika daerah lingkaran kosong di Yogyakarta tersebut karena radar tidak mampu mengamati tegak lurus ke atas, walaupun ada awan menengah tebal di atasnya.
"Itu sesuai dengan teori 'Cone of Silence' sehingga radar hanya dapat mendeteksi awan menengah sampai radius kurang lebih 20 km dari pusat radar" jelas BMKG.
Sebagaimana diketahui, cara kerja radar cuaca adalah dengan melepaskan sinyal gelombang elektromagnetik dengan frekuensi microwave ke atmosfer.
Setibanya di atmosfer, sebagian sinyal yang mencapai target akan terpantul kembali ke sistem penerima radar.
Berita Terkait
Terpopuler
- 6 HP RAM 8 GB Paling Murah dengan Spesifikasi Gaming, Mulai Rp1 Jutaan
- 5 Tablet Snapdragon Mulai Rp1 Jutaan, Cocok untuk Pekerja Kantoran
- 7 Rekomendasi Sepatu Jalan Kaki Terbaik Budget Pekerja yang Naik Kendaraan Umum
- 7 Rekomendasi Body Lotion dengan SPF 50 untuk Usia 40 Tahun ke Atas
- 7 Pilihan Sepatu Lokal Selevel Hoka untuk Lari dan Bergaya, Mulai Rp300 Ribuan
Pilihan
-
Video Brutal Latja SPN Polda NTT Bocor, Dua Siswa Dipukuli Senior Bikin Publik Murka
-
Rolas Sitinjak: Kriminalisasi Busuk dalam Kasus Tambang Ilegal PT Position, Polisi Pun Jadi Korban
-
Menkeu Purbaya Ungkap Ada K/L yang Balikin Duit Rp3,5 T Gara-Gara Tak Sanggup Belanja!
-
Vinfast Serius Garap Pasar Indonesia, Ini Strategi di Tengah Gempuran Mobil China
-
Minta Restu Merger, GoTo dan Grab Tawarkan 'Saham Emas' ke Danantara
Terkini
-
Gempa Magnitudo 4,9 Guncang Garut Hari Ini, Berikut Info BMKG
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!