Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Dwi Atika Nurjanah
Kamis, 07 Januari 2021 | 12:43 WIB
Cek Fakta: Ikan Tongkol dan Ikan Tembang Disebut Bawa Penyakit Baru (turnbackhoax.id)

BeritaHits.id - Beredar kabar di media sosial yang menyebutkan bahwa ikan tongkol dan ikan tembang telah menjadi penyebaran penyakit baru. Benarkah demikian?

Narasi tersebut disampaikan oleh akun Facebook Nona Radja yang membagikan sebuah gambar tangkapan layar pada Senin (4/1/2021). Unggahan itu pun telah dibagikan warganet hingga 4,1 ribu kali dan mendapat 32 komentar.

Tampak di dalam tangkapan layar itu, terlihat dua orang laki-laki terbaring di sebuah ruang perawatan.

"Kasi tahu semua para keluarga kita. Jangan beli ikan dulu, soalnnya ada penyebaran penyakit yang mengandung makanan ikan, terkhususnya ikan tongkol dan tembang. Pokoknya semua ikan. Semoga disampaikan di keluarga kita semua. Kasi tahu semua, tolong," tulis keterangan di tangkapan layar itu.

Baca Juga: Video TikTok Seorang Perempuan Dicium Teman-teman Prianya, Mendadak Viral!

Kemudian Nona Radja menuliskan sebuah keterangan di unggahan tangkapan layar foto tersebut.

"Untuk keselamatan dan kebaikan kita. Kita stop beli ikan dulu karena ada penyakit baru sekarang. Mohon diinfokan kepada sekeluarga kita,” tulis Nona Radja

Cek Fakta: Ikan Tongkol dan Ikan Tembang Disebut Bawa Penyakit Baru (turnbackhoax.id)

Lantas, benarkah klaim tersebut?

PENJELASAN
Berdasarkan penelusuran Turnbackhoax.id -- jaringan Suara.com, klaim yang menyatakan adanya penyebaran penyakit baru melalui ikan tongkol dan ikan tembang adalah klaim yang keliru.

Peristiwa di foto itu tidak terkait dengan penyebaran penyakit baru, melainkan foto yang menunjukkan warga Kecamatan Kodi Blaghar, Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD), NTT yang keracunan ikan tembang pada Senin (4/1/2021).

Baca Juga: Viral Nama Unik 3 Bersaudara Dot Com, Ini Kisah di Baliknya

Di Indonesia sendiri, kasus keracunan ikan pernah beberapa kali terjadi sebelumnya.

Dilansir dari Turnbackhoax.id, ketika memasukkan kata kunci 'keracunan ikan tembang' di mesin pencari gambar Google, menemukan sebuah petunjuk dari video yang diunggah oleh kanal YouTube Anselrufus Channel pada Selasa (5/1/2021), terkait warga Kodi, Sumba Barat Daya (SBD), Nusa Tenggara Timur, yang keracunan ikan.

Dalam video ini, tepatnya pada menit 5:28, tampak seorang laki-laki yang mengenakan jaket merah dengan tulisan berwarna putih sama dengan yang terlihat dalam foto yang terdapat dalam gambar tangkapan layar sebelumnya. Laki-laki itu sedang menemani laki-laki yang sedang terbaring mengenakan kaus coklat-kuning.

Cek Fakta: Ikan Tongkol dan Ikan Tembang Disebut Bawa Penyakit Baru (turnbackhoax.id)

Menurut Turnbackhoax.id, sejumlah portal berita turut memberitakan bahwa memang terdapat belasan warga di Kecamatan Kodi Blaghar keracunan ikan tembang. Bahkan, akibat peristiwa itu ada satu warga yang meninggal dan 12 lainnya kritis.

Kepala Polsek Kodi Bangedo, Ajun Komisaris Agus Supriyanto, membenarkan peristiwa itu. Dia menjelaskan, awalnya seorang warga bernama Hendrikus Ndara Milla membeli 40 ikan seharga Rp 20 ribu dari pedagang yang bernama Hendrikus Hona Kandi.  Diketahui ikan tersebut juga dibagikan kepada anggota keluarga di kampung yang sama.

Kemudian, ikan tersebut dimasak oleh Paulina Capa, kerabat dekat Hona Rehi. Keduanya pun menyantap ikan itu.

Setelah makan, korban sempat ke kebun, namun pulang sekitar pukul 13.30. Saat itulah, Hona Rehi muntah-muntah dan lemas,” ujar Agus.

Melihat hal itu, kerabat korban memberinya air minum. Namun, nyawa Hona Rehi tak tertolong sebelum dilarikan ke rumah sakit.

Tepat pukul 19.00, korban meninggal di rumahnya,” kata Agus.

Agus Supriyanto turut mengimbau warga agar lebih berhati-hati dalam mengkonsumsi ikan yang mereka beli.

Turnbackhoax.id yang melansir dari American Academy of Allergy Asthma and Immunology menjelaskan, keracunan histamin (scombrotoxin fish poisoning) merupakan salah satu jenis keracunan makanan.

Beberapa jenis ikan secara alami memiliki zat kimia bernama histidin (asam amino) berkadar tinggi, di antaranya tongkol, makarel, sarden (salah satu spesiesnya adalah ikan tembang), tuna, teri, haring, dan lain-lain.

Asam amino esensial di beberapa ikan dapat berubah menjadi histamin saat terkontaminasi bakteri. Bakteri tersebut adalah bagian dari mikroflora alami kulit, insang, dan usus ikan yang baru ditangkap.

Menurut laman resmi Centre for Food Safety Hong Kong yang dikutip oleh Turnbackhoax.id, tingginya kandungan histamin dalam ikan dan produk ikan tergantung jenis ikan, kontrol suhu, dan waktu.

Pembentukan histamin dapat terjadi di sepanjang rantai pasokan ikan dan produk ikan, mulai dari ikan yang baru ditangkap nelayan, dibawa berlayar sampai ke pelabuhan, dijajakan pedagang, sampai ke dapur.

Dari hasil penelitian, keracunan histamin terdeteksi di sampel ikan yang dibiarkan di suhu ruangan selama 24 jam. Namun, histamin tidak terdeteksi saat sampel ikan disimpan di suhu 2 derajat Celcius sepanjang 7 hari.

KESIMPULAN
Dari penjelasan sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa klaim yang menyebut ikan tongkol dan ikan tembang membawa penyebaran penyakit baru adalah hoaks. Melainkan berita tentang sejumlah warga yang keracunan ikan.

Klaim tersebut masuk dalam kategori konten yang menyesatkan.

Load More