Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Nur Afitria Cika Handayani
Kamis, 07 Januari 2021 | 19:05 WIB
Gelandangan yang ditemui Mensos Risma

BeritaHits.id - Aksi blusukan Menteri Sosial Tri Rismaharini masih menjadi perbincangan warganet. Risma dinilai terlalu berlebihan sebagai Menteri Sosial.

Bahkan, ada warganet yang menyebut Risma masih seolah menjadi seorang gubernur.

Tak hanya itu, warganet pun bahkan membongkar soal tuna wisma yang ditemui Risma di pinggiran jalan di Ibu Kota.

Warganet menemukan foto dua orang tuna wisma yang ditemui Risma tengah makan di salah satu restoran.

Baca Juga: Usai Gisel Minta Maaf, Warganet: Ya, Sempat Ngelak Akhirnya Ngaku

Hal itu kemudian membuat warganet menambah cibiran yang dilontarkan kepada Risma.

Nyinyiran warganet. (Twitter/GeiszChalifah)

Ada warganet yang menyebut, Ibu Kota lebih kejam daripada ibu tiri.

"Sekejam-kejamnya Ibu Tiri masih lebih kejam Ibukota," tulis akun GeiszChalifah.

Kemudian, seorang warganet ada yang menimpali. Dia seperti mengingatkan Risma bahwa ini merupakan Jakarta.

"Ini Jakarta Mbok! Masyarakatnya punya otak dan nggak gampang kemakan sinetron sampah, norak tak bermutu," ujar akun IsNanggala.

Baca Juga: Blusukan Risma Dikritik, Pengamat Politik: Enggak Salah Tapi Bosan Saja

Bahkan, ada juga yang menyebut Risma lebih kejam daripada ibukota.

"Sekejam-kejamnya ibukota masih kejam Ibu Risma. Sebab taga-teganya mengeksplotasi manusia demi kepentingan politiknya," timpal akun AbuAlkhafi5.

Settingan atau Bukan? Ini Sosok Gelandangan yang Ditemui Mensos Risma

Sosok penyandang masalah kesejahteraan sosial atau gelandangan di kawasan Jalan Sudirman, Jakarta Pusat, yang ditemui Menteri Sosial Tri Rismaharini tengah menjadi sorotan.

Pasalnya, gelandangan yang ditemui Risma itu dianggap sudah diatur atau settingan demi pencitraan sang menteri.

Kontroversi ini dimulai saat pemilik akun Facebook bernama Adhe Idol mengakui mengenal sosok gelandangan yang ditemui Risma pada Senin (4/1/2021) lalu itu.

Adhe mengunggah foto dua orang berambut putih dan bertopi yang diduga PMKS tengah makan bersama.

"Kalau yang menghadap ke depan atau yang rambutnya putih atau ubanan kayak kenal itu, tukang jualan poster Soekarno, memang dia orang PDIP. Lokasi jualannya Jalan Minangkabau Manggarai, selain itu dia juga jualan kelapa muda. Terciduk juga," ujar warganet dengan nama Adhe Idol itu.

Suara.com mencoba menelusuri kebenaran dari keterangan Adhe Idol tersebut. Di lokasi, pria itu berhasil ditemui agak jauh dari tempat jualan poster Soekarno dan es kelapa Jalan Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan.

Kepada Suara.com, pria gondrong berambut putih itu mengaku bernama Nur Saman (69) yang sudah menggelandang sejak 20 tahun lalu.

Ia mengakui kerap mencari sampah plastik hingga ke kawasan Setiabudi, Sudirman, dan Thamrin.

"Saya emang kan suka nyari-nyari kardus, nyari botol air," ujar Nur Saman di lokasi, Rabu (6/1/2021).

Saat ditemui, Nur Saman sedang meminum kopi sambil mengisap rokok di pinggiran kali tepat di perpecahan jalan menuju Pasar Raya Manggarai.

Rambutnya gondrong dan berwarna putih seperti yang terlihat ketika ditemui Risma.

Ia meletakkan barang-barangnya seperti botol air mineral, terpal, dan peralatan lainnya di samping pipa kali itu.

Pria yang sudah tak lagi memiliki istri tersebut mengakui sedang menunggu temannya untuk pergi memulung menjelang malam.

Saman juga membantah dirinya bekerja di toko poster Soekarno dan termasuk orang PDIP. Ia menyatakan selama ini suka tidur di sekitaran Jalan Minangkabau dengan terpal dan kardus miliknya.

"Kalau tidur ya di sini, pos-pos sini, gelar plastik (terpal)," tuturnya.

Kesehariannya, selain memulung sampah plastik dan kardus bersama temannya, Saman bekerja serabutan membantu toko es kelapa.

Namun ia tak menjadi pemilik warung atau pramusaji, melainkan hanya membersihkan sampah kelapa yang dipotong.

"Kalau yang (es) kelapa nggak, paling bantuin sampahnya aja, masukin karung, terus rotannya ke samping," ucap Saman.

Tak hanya itu, ia juga suka membantu di bengkel tambal ban. Sebab, pegawai bengkel yang bernama soleh disebutnya suka bepergian mereparasi bangku.

"Entar saya dikasih upah sama dia, kadang-kadang makan, duit Rp 10.000 gitu. Kalau bisa dapat tiga motor, itu saya satu motor, Rp 15 ribu buat saya, yang Rp 30.000 buat si ibu (pemilik bengkel)," katanya.

Saman mengatakan, sejak kecil tinggal di kawasan Tanah Abang dan menggelandang bersama keluarganya. Ia memiliki mantan istri yang sekarang sakit-sakitan tinggal di Cibinong, Bogor.

"Kalau ada uang Rp 200.000 gitu, saya ke Cibinong beli obat. Sekarang dia (mantan istrinya) sakit parah, gak bisa jalan. Kalau sudah 2-3 hari saya balik lagi ke sini," kata dia memungkasi.

Load More