Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya | Hernawan
Senin, 18 Januari 2021 | 09:31 WIB
Beredar klaim yang menyebut vaksin Sinovac Jokowi masih utuh saat dicabut (Turnbackhoax.id).

dr Daeng menegaskan, penyuntikkan oleh Prof Abdul Muthalib sudah benar karena dia disuntik oleh orang yang sama.

"Kedua, kenapa saya bantah, saya juga disuntik oleh orang yang sama yang menyuntik presiden, masuk ke otot suntikannya," tegas dr Daeng.

Terkait reaksi ADE yang bisa saja muncul usai divaksin, hal itu dibantah oleh dr Daeng. Dr Daeng menerangkan bahwa vaksin Sinovac sudah diuji klinis oleh PT Bio Farma dan peneliti dari Universitas Padjajaran. Dalam hasil penelitian sebagaimana dilaporkan ke BPOM, tidak ada reaksi tersebut.

"Maka sekali lagi saya tegaskan, itu hanya opini karena penulis tidak berdasarkan fakta dan uji klinis. Sehingga pendapat itu tidak boleh diikuti, tidak valid, dan tidak kredibel," kata dr Daeng.

Baca Juga: Disuntik Vaksin Sinovac, Dua Tenaga Kesehatan Pusing dan Pegal

Menurut dr Daeng, PB IDI sudah berdoordinasi dengan IDI Cirebon yang menaungi Taufiq Waly. Ke depan, dia berharap para dokter untuk bisa mengeluarkan pendapat perihal vaksin berdasarkan data-data ilmiah dan hasil uji klinis.

Sementara itu, si penyuntik vaksin, Prof.dr. Abdul Muthalib mengaku sedikit gemetaran saat menyuntikkan vaksin Covid-19 ke Presiden Jokowi. Pasalnya, hal itu menjadi kali pertamanya sepanjang berkarir di dunia kesehatan.

Kendati begitu, Prof.dr. Abdul Muthalib mengaku bersyukur tidak ada halangan saat dirinya menyuntikkan vaksin Covid-19 ke Jokowi.

Disadur dari Medcom.id, dalam video penyuntikan yang disiarkan langsung, tampak jelas suntik menancap. Dari perhitungan Tim Cek Fakta Medcom, jarum suntik itu menancap di tubuh presiden sekitar sembilan detik.

KESIMPULAN

Baca Juga: Komjen Listyo Diserang Isu SARA, Natalius Pigai Sindir Kapolri Mayoritas

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa klaim dengan narasi menyebut cairan vaksin yang disuntikkan ke Presiden Jokowi masih utuh saat dicabut keliru.

Unggahan itu masuk dalam kategori Konten yang Menyesatkan.

Load More