Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya | Hernawan
Rabu, 03 Februari 2021 | 06:57 WIB
Pegiat media sosial, Permadi Arya alias Abu Janda, usai menjalani pemeriksaan Direktorat Tindak Pidana Siber (Dit Tipidsiber) Bareskrim Polri terkait kasus ujaran kebencian 'Islam Arogan', Senin (1/2/2021) malam. [Suara.com/Muhammad Yasir]

Kata Abu Janda, salah satu hal yang bisa ditonjolkan darinya adalah cara untuk menangkal radikalisme di Indonesia dengan cara yang unik, mengaitkan dengan humor dan komedi.

"Istilah orang Jawa itu ngece. Saat itu, BBC bahkan sempat menulis tentang aku dengan judul melawan radikalisme dengan humor. Nah itu asal usul Abu Janda, sampai sekarang. Aku ambil nama Abu Jandal, namun L nya aku hilangin," terang Abu Janda.

Lebih lanjut, Abu Janda mengomentari julukan yang kata dia sempat dilontarkan oleh penceramah Felix Siauw. Dia tegas menolak anggapan sebagaimana dilempar yang menyebut Abu Janda merupakan bapak dari para janda.

Sejak dari sana, Abu Janda mengaku jika konten merupakan bagian hidupnya sehari-hari. Bahkan, dia meraup untung dari sana.

Baca Juga: Ingin Moeldoko Ketum, Eks Petinggi Demokrat Ingatkan Tak Bisa Larang KLB

"Aku outsourcing, ada yang fee-nya per konten. Ada yang minta bulanan. Itu sudah jadi profesi. Sementara untuk tema, saya memang fokus ke radikalisme dan intoleransi," tandas Abu Janda.

Load More