BeritaHits.id - Mantan Menko Perekonomian Rizal Ramli menanggapi pernyataan Menkopolhukam Mahfud MD terkait sikap pemerintah terhadap dualisme kepemimpinan di tubuh Partai Demokrat.
Lewat sebuah cuitan di akun Twitternya yang diunggah Sabtu (6/3/2021) Rizal Ramli mengomentari sebuah artikel berita yang memuat pernyataan Mahfud MD.
Mahfud menyebut pemerintah akan sikapi kisruh Partai Demokrat seperti SBY menyikapi kisruh PKB pada tahun 2008 lalu. Untuk itu, Rizal Ramli mempertanyakan mengapa sejarah bisa terulang kembali.
"Mas @mohmahfudmd, kok sejarah berulang kembali?" tulis Rizal Ramli.
Baca Juga: Mahfud MD Sebut KLB Partai Demokrat Belum Menjadi Masalah Hukum
Ia juga menuliskan sebuah kalimat dalam Bahasa Prancis yang kurang lebih berbunyi 'Sejarah berulang, apakah itu sifat manusia?'.
"L'histoire se répète, c'est la nature humaine?" tulis Rizal Ramli.
Sebelumnya, Rizal Ramli juga sudah membuat cuitan yang menyinggung soal partai keluarga. Cuitan tersebut diduga sebagai tanggapan atas kisruh yang terjadi di tubuh Partai Demokrat.
"Kebanyakan partai-partai dikelola tidak demokratis, bagaikan partai keluarga (CV, bukan PT, apalagi demokratis)," tulis Rizal Ramli, Sabtu (6/3/2021).
"Oligarki itu diperkuat dengan aturan Ketum bisa recall anggota DPR (harusnya yang recall pemilih). Partai keluarga sulit untuk mendapatkan loyalitas tanpa fulus. Quo vadis?" tulis Rizal lagi.
Baca Juga: Mahfud MD: Kalau Pemerintah Larang KLB Demokrat Nanti Dinilai Intervensi

Menanggapi cuitan tersebut, para warganet lantas menuliskan bergam komentar. Beberapa dari mereka ada yang sepakat dengan pernyataan Rizal Ramli, ada juga yang memiliki pendapat lain.
"Nah.. ini dia yang membingungkan, yang milih kan rakyat tapi partai seenaknya menggantinya jika tidak berkenan, demokrasi yang aneh..." tulis warganet dengan akun @GerryMurli****.
"Intinya soal uang lebih royal Pak Moeldoko daripada Pak SBY ke kader Demokrat maksudnya bang?" tanya warganet dengan akun @Daniel13***.
"Tiket untuk menjadi anggota Dewan adalah Partai, pendorongnya adalah masyarakat. Kalau tidak ada turut campur Penguasa untuk kepentingan 2024, pasti partai akan damai-damai saja. Tidak selamanya Oligarki itu buruk dan tidak selamanya Demokrasi itu terbaik," tulis warganet lain dengan akun @GAKi***.
Berita Terkait
-
Bule Ngamuk di Bali Positif Narkoba, DPR Geram: Kenapa Malah Dideportasi?
-
Mahfud MD: UGM Bukan yang Memalsukan Ijazah Jokowi, Tak Perlu Terlibat
-
Hakim 'Lepas' Koruptor CPO, PKB: Lembaga Hukum Bermasalah, Investasi Bisa Runtuh
-
Geram Ulah Dokter Priguna Rudakpaksa Keluarga Pasien, Arzeti PKB Minta Pihak RS Juga Tanggung Jawab
-
Usai Ditemui Prabowo, PSI Berharap Megawati Bisa Bertemu dengan Jokowi dan SBY
Terpopuler
- Advokat Hotma Sitompul Meninggal Dunia di RSCM
- Hotma Sitompul Wafat, Pengakuan Bams eks Samsons soal Skandal Ayah Sambung dan Mantan Istri Disorot
- 10 HP Midrange Terkencang Versi AnTuTu Maret 2025: Xiaomi Nomor 1, Dimensity Unggul
- 6 Rekomendasi Parfum Indomaret Wangi Mewah Harga Murah
- Pemutihan Pajak Kendaraan Jatim 2025 Kapan Dibuka? Jangan sampai Ketinggalan, Cek Jadwalnya!
Pilihan
-
Jadwal Dan Rute Lengkap Bus Trans Metro Dewata di Bali Mulai Besok 20 April 2025
-
Polemik Tolak Rencana Kremasi Murdaya Poo di Borobudur
-
8 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
5 Rekomendasi HP Murah Rp 1 Jutaan Memori 256 GB Terbaik April 2025
-
Hasil BRI Liga 1: Comeback Sempurna, Persib Bandung Diambang Juara
Terkini
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!
-
Depresi Usai Jadi Korban KDRT, Dokter Qory Mulai Tenang Usai Bertemu Ketiga Anak