Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Hernawan
Rabu, 10 Maret 2021 | 16:49 WIB
Jenderal TNI (purn) Luhut Pandjaitan (Antara)

BeritaHits.id - Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan tampaknya sadar bahwa selama ini sering dituding bersahabat karib dengan China.

Bahkan, dia mengatakan banyak anggapan muncul yang menyebutnya sebagai antek-antek China.

Soal tudingan antek China, Luhut merespons secara terbuka saat membuka Rakernas Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Selasa (9/3/2021).

"Orang bilang dulu saya anteknya China. Dalam hati saya bilang, 'nenek kau antek China, emang lu bisa beli gue'," kata Luhut seperti dikutip Suara.com.

Baca Juga: Putri Pendiri Partai Demokrat Kenang Wasiat Ayah: Loyal dan Menjaga Pak SBY

"Namun saya mana yang bisa memberikan keuntungan bagi Republik ini, itu akan dekati dengan baik, dan Amerika juga memberikan keuntungan," sambungnya.

Luhut di Rakernas BPPT (YouTube).

Luhut dengan tegas membantah anggapan yang menyebutkan bahwa dia lebih berpihak kepada China tersebut.

Pasalnya, pihaknya mengklaim selama ini tetap berhubungan dengan pejabat dari berbagai negara lainnya.

Luhut mengungkit kerja sama dengan Uni Emirat Arab (UEA) yang menghasilkan 16 poin kesepakatan, bukan China maupun Amerika Serikat.

Meski begitu, kata dia, kerja sama antara Indonesia dengan China tetap berjalan di banyak proyek strategis nasional lainnya.

Baca Juga: Singgung Ani Yudhoyono, Marzuki Alie: Saya Berpartai Bukan Kejar Jabatan

Lebih lanjut, Luhut mengungkapkan alasan di balik pemerintah Indonesia melakukan kerja sama dengan China.

Menurut Luhut, China memiliki kelebihan daripada lainnya yakni kerap memberikan apa permintaan dari Indonesia.

"Diantaranya yakni China mau berbagi teknologi dalam proses kerja sama. Hal ini untuk percepatan pemulihan ekonomi. BPPT harus sukses dalam melakukan reverse engineering. Saya kira iu sangat penting. Jangan kita mulai dari nol. Kita harus leap frog. Di mana untuk bisa itu kita harus bisa nempel dulu baru loncat. Apabila nol saja kita begini terus ngikutin di belakang," tegas Luhut.

"Jadi itu sebabnya kenapa saya datang dengan China. Kenapa? Karena China menurut saya sangat generous untuk memberikan teknologinya. Sampai hari ini apa saja yang kita minta dia mau dan itu membuat kita bisa kejar," lanjutnya.

Soal China, Luhut dalam kesempatan itu juga mengungkit anggapan yang menyebut TKA China akan menggusur orang lokal dalam ranah pekerjaan.

Padahal, kata Luhut, jumlah TKA China yang datang ke Indonesia pun jumlahnya sangat kecil. Dia mencontohkan dengan kasus di Kawasan Industri Konawe, Sulawesi Tenggara.

Load More