Scroll untuk membaca artikel
Rifan Aditya | Hernawan
Senin, 12 April 2021 | 09:21 WIB
Rocky Gerung. (Suara.com/Muhamad Yasir)

BeritaHits.id - Pengamat politik Rocky Gerung ikut mengomentari polemik PT Pelayaran Nasional Indonesia (PT Pelni) membatalkan pengajian mengundang sejumlah penceramah yang beberapa diantaranya dicap radikal.

Rocky Gerung menyoroti kerja Komisaris PT Pelni Dede Budhyarto dan menyinggung adanya dua kedunguan.

Hal itu disampaikan Rocky Gerung dalam video berjudul "Komisaris BUMN Berubah Jadi Mata-mata Dewan Ideologi" yang dibagikan melalui kanal YouTube miliknya, Senin (12/4/2021).

Rocky Gerung semula mengungkit permasalahan intoleransi yang menurutnya kerap diperbicangkan dan menjadi 'mainan' sejak lama.

Baca Juga: Viral Pengantin Resepsi saat Hamil 8 Bulan, 'Tunggu Anak Sekalian Bun'

"Seolah hal yang paling mendebarkan timbulnya intoleransi. Itu mainan yang puluhan ribu kali dipakai. Apa gak belajar. Problem kita bukan itu," kata Rocky Gerung seperti dikutip beritahits.id.

Rocky Gerung soal PT Pelni dan pengajian ustaz dicap radikal (YouTube).

Rocky Gerung kemudian menyinggung soal haluan pekerjaan seorang komisaris yang seharusnya bukan lebih mengurusi soal pengajian.

"Paling buruk yaitu komisaris jadi mata-mata dewan ideologi. Sebetulnya dewan ideologi beroperasi dimana-mana. Komisaris kan harusnya membaca keluar masuk uang perusahaan, bukan keluar masuk masjid," tegas Rocky Gerung.

"Itu soalnya. Bayangkan komisaris memantau pikiran batin, bukan uang, Dia lupa membaca neraca perusahan yang sudah bangkrut," sambungnya.

Rocky Gerung kemudian menyoroti aksi Dede Budhyarto yang mengunjungi Ulama NU Cholil Nafis untuk meminta maaf.

Baca Juga: Viral Driver Ojol Antar Pesanan Ratusan Kilometer, Barangnya Bikin Cemas

Pasalnya sebagaimana diketahui, Cholil Nafis masuk dalam daftar calon penceramah yang sedianya akan digelar PT Pelni itu.

Menurut Rocky Gerung, aksi Dede Budhyarto mengunjungi Cholif Nafis semakin menunjukkan adanya dua kedunguan.

"Dia bikin dua kedunguan. Kedunguan pertama melarang, kedua dia minta maaf. Harusnya minta maaf ke rakyat," tukas Rocky Gerung.

"Pak Kyai (Cholil Nafis) mungkin biasa, wong (Dede Budhyarto) gak ngerti apa-apa, tapi rakyat keburu noton. Harusnya dia datang ke rakyat minta maaf. Minta maaf dia pun gak tahu caranya," tambahnya.

Berkunjungnya Dede Budhyarto ke Cholil Nafis kata Rocky Gerung tidak bisa membuat publik melupakan adanya kedunguan.

Justru sebaliknya, hal itu menurut Rocky Gerung menegaskan bahwa komisaris PT Pelni hanya ingin menyasar orang tertentu.

"Kalau orang pro kekuasaan disasar, minta maaf. Kalau ada orang yang tidak punya kaitan kekuasaan, tetap gak akan minta maaf," tegas Rocky Gerung.

"Dua kali kedunguan. Hal biasalah. Bagian dari IQ 200 sekolam," tandasnya.

Load More