Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Chyntia Sami Bhayangkara
Senin, 19 April 2021 | 18:52 WIB
Mobil Esemka. (Suara.com/Ari)

BeritaHits.id - Eks Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI), Tengku Zulkarnain atau Tengku Zul mengaku heran dengan orang-orang yang membanggakan mobil Esemka.

Pasalnya, Tengku Zul menyebut komponen mobil Esemka hanya 60 persen dari produk lokal, sisa komponen merupakan produk impor.

Dalam cuitannya di akun Twitter @ustadtengkuzul, Tengku Zul membagikan artikel salah satu media online yang mewartakan komponen mobil Esemka dibandingkan dengan mobil-mobil lainnya.

"Tim sorak ramai-ramai banggain Esemka, lha komponennya saja cuma 60 persen buatan lokal sisanya impor," kata Tengku Zul seperti dikutip Beritahits.id, Senin (19/4/2021).

Baca Juga: Pasangan di Aceh Dimandikan Air Got, Tengku Zul: Gejala Apakah Itu?

Menurut Tengku Zul, ia lebih memilih mobil lainnya seperti Avanza atau Innova ibandingkan Esemka.

Pasalnya, mobil-mobil tersebut menggunakan komponen lokal lebih dari 60 persen.

Ia juga sempat menyindir para buzzer yang tak menyadari objek yang dibelanya ternyata tak memakai produk impor.

"Mending beli Inova 85 persen lokal, Avanza 95 persen lokal. Bangga kok sama asing? Hahaha buzzer kapan sadar?" tukasnya.

Tengku Zul komentari komponen impor di mobil Esemka (Twitter/ustadtengkuzul)

Ada Campur Tangan China

Baca Juga: Fanpage UAS Hingga Buya Yahya Menghilang, Tengku Zul: Gejala Apakah Itu?

Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto tak menampik adanya campur tangan China dalam produksi mobil Esemka. Menurut dia, hadirnya mobil Esemka berkat kerja sama antara Changan Star Truck dengan Produsen Esemka PT Solo Manufaktur Kreasi.

Airlangga menjelaskan, kerja sama yang dilakukan tersebut biasanya disebut multiple platform. Kerja sama ini juga biasa dilakukan beberapa negara untuk menciptakan mobil nasional.

"Ya pasti antara pabrikan punya kerja sama. Seperti dulu Proton pernah kerja sama dengan Suzuki Indonesia sehingga impor Complete Knocked Down (CKD) atau mobil jadi dari Indonesia. Di Indonesia namanya Suzuki Ertiga di sana namanya Proton," kata dia saat ditemui di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta, Selasa (10/9/2019).

Airlangga pun membantah Indonesia menjilplak karya dari China. Dia menerangkan, kerja sama yang dilakukan dengan China itu adalah hal yang wajar.

Dia mencontohkan, mobil nasional milik Vietnam, VietFast yang juga menjiplak model mobil BMW. Tapi perakitaannya tetap dilakukan di Vietnam.

"Ya kan kalau mobil multiplatform kan biasa kita engga pernah bilang Vietnam jiplak BMW kan enggak karena mereka ada perjanjian. kita engga bisa bilang juga jiplak Toyota jiplak Daihatsu. Orang pabrik Toyota Avanza kan diproduksinya di Daihatsu," tutur dia.

"Jadi sudah biasa multiple platform. Mercedes di Korea jadinya Ssangyong. Kita engga bisa bilang Ssangyong jiplak. Ini bukan soal jiplak-jiplakan tapi multisource dan multiplatform dan mereka punya kerja sama," Airlangga menambahkan.

Load More