BeritaHits.id - Pertanyaan-pertanyaan tes wawasan kebangsaan yang diikuti pegawai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah menjadi sorotan. Salah satunya adalah mengenai isu pertanyaan bersedia melepas jilbab bagi pegawai perempuan.
Mantan Juru Bicara (Jubir) KPK Febri Diansyah mengkritik dugaan pertanyaan kontroversial tersebut. Melalui akun Twitternya, ia mengaku sudah tidak sanggup berkata apa-apa lagi.
"Begitu mengetahui ini, saya benar-benar gak tau harus bicara apa. Wawasan kebangsaan apa yang ingin dilihat dari pertanyaan ke pegawai perempuan 'Apakah bersedia lepas jilbab?'," kritik Febri di Twitter seperti dikutip oleh BeritaHits.Id, Sabtu (8/5/2021).
Febri lantas meminta pemerintah segera mengklarifikasi mengenai beredarnya pertanyaan-pertanyaan kontroversial yang diduga bagian dari tes wawasan kebangsaan KPK.
Baca Juga: KPK Dilemahkan, PP Muhammadiyah Akan Dampingi Novel Baswedan CS
"Semoga segera ada klarifikasi resmi KPK, Kemenpan (Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi) dan BKN (Badan Kepegawaian Negara) tentang tes wawasan kebangsaan ini," desak Febri.
Lebih lanjut Febri juga meminta seluruh pihak terkait untuk transparan mengenai kontroversi tes wawasan kebangsaan yang membuat 75 pegawai KPK tidak lolos. Salah satunya adalah penyidik senior KPK Novel Baswedan.
"Transparanlah. Buka seluruh proses, kertas kerja dan rekaman tes wawasan kebangsaan tersebut. Masyarakat berhak tahu," tegas Febri.
Kritikan Febri itu langsung banjir dukungan dari warganet. Mereka mengkritik habis-habisan mengenai dugaan tes wawasan kebangsaan soal ketersediaan melepas jilbab.
"Menurut saya pertanyaan itu melecehkan hak kaum perempuan yang ingin menjaga kehormatannya. Jelas pertanyaan ini menggiring kearah sekularitas, liberalis," kritik warganet.
Baca Juga: Cara Melaporkan ASN Terima Gratifikasi Lebaran, Langsung ke KPK
"Keterlaluan jika benar ada pertanyaan ini. Sungguh keterlaluan. DPR apakah diam saja?," tanya warganet.
- 1
- 2
Berita Terkait
-
Di Hardiknas 2025, KPK Peringatkan Guru dan Dosen: Gratifikasi Bukan Rezeki
-
Kasus Pengadaan Lahan JTTS, KPK Panggil Bekas Cawawako Kota Bandar Lampung Aryodhia
-
Dua Faktor di Balik Pengunduran Diri Hasan Nasbi
-
Ironi Hari Pendidikan, KPK Soroti Kecurangan Saat UTBK: Itu Perilaku Koruptif
-
KPK Respons Prabowo Dukung RUU Perampasan Aset: Sinyal Agar Segera Disahkan DPR
Terpopuler
- Joey Pelupessy Mengeluh Usai Bela Timnas Indonesia: Saya Tidak Bisa...
- Selamat Tinggal Denny Landzaat, Bisa Cabut dari Patrick Kluivert
- 10 Aturan Tagih Hutang Pinjol Legal OJK 2025, Debt Collector Jangan Ancam-ancam Nasabah!
- Timnas Indonesia Segera Punya Striker Naturalisasi Baru? Penyerang Gesit Haus Gol
- Hibah Tanah UNY Jadi Penyesalan? Pemkab Gunungkidul Geram Atlet Ditarik Biaya
Pilihan
-
Bali Blackout, Update Terkini Listrik di Pulau Dewata Padam
-
Sekolah Perintis Peradaban Magelang: Mengajar Anak Menjadi Tuan atas Diri Sendiri
-
Prabowo Bakal Kenakan Tarif Pajak Tinggi Buat Orang Kaya RI
-
Ahmad Dhani Hubungi Rayen Pono usai Dilaporkan, tapi Bukan Ngajak Damai Malah Meledek: Arogan!
-
6 Rekomendasi HP Mirip iPhone, Mulai Rp 1,1 Jutaan Terbaik Mei 2025
Terkini
-
Hak Jawab Warga Manglongsari soal Berita 'Hidup Ditemani Anjing, Penderita Kanker di Wonosobo Diamuk Warga'
-
Tentara Israel Ancam Mau Penjarakan Warganet Indonesia: Interpol Bakal Bertindak!
-
Reaksi Gibran Saat Iriana Jokowi Disebut Dalang di Balik Pencalonannya: Enggak Usah Dibesar-besarkan
-
Selvi Ananda Disebut Tak Restui Suaminya Maju Cawapres, Gibran: Itu Gosip!
-
Depresi Usai Jadi Korban KDRT, Dokter Qory Mulai Tenang Usai Bertemu Ketiga Anak