Scroll untuk membaca artikel
Reza Gunadha | Ruth Meliana Dwi Indriani
Selasa, 03 Agustus 2021 | 21:35 WIB
Akidi Tio, Penyumbang Rp2 Triliun bagi penanganan COVID 19 di Sumsel [istm]

BeritaHits.id - Huru-hara sumbangan Rp 2 Triliun dari keluarga Akidi Tio memang menggegerkan seisi negara. Apalagi, dana Rp 2 Triliun yang tidak kunjung cair disebut-sebut sebagai prank terbesar dan terbaik.

Analisis Kajian Intelijen Ridlwan Habib ikut mengomentari mengenai masalah sumbangan Rp 2 Triliun dari anak Akidi Tio, Heriyanti. Ia menebak motif Heriyati yang tiba-tiba muncul ke publik dan membuat kegemparan.

Ridlwan menyinggung soal isu Heriyanti yang memiliki hutang mencapai Rp3 Miliar. Untuk diketahui, isu tersebut berembus dari keterangan narasumber Dahlan Iskan.

"Kalau dari data yang beredar, ada laporan Polisi terhadap yang bersangkutan. Sesuai dengan keterangan narasumber Dahlan Iskan, yang belum terbayar utangnya. Kalau dilihat rekam jejaknya Heryanti tampak bermasalah," kata Ridlwan, Selasa (3/8/2021).

Baca Juga: Terungkap! Jumlah Uang Tidak Sampai Rp 2 Triliun, Anak Akidi Tio Sesak Napas

Jika benar, maka Heriyati sengaja menyeret pemerintah ke dalam masalahnya. Hal itu dilakukan agar ia bisa mencairkan dana yang masih tersangkut di Bank Singapura.

"Entah apakah ini jadi momentum bagi dia untuk memaksa pemerintah membantunya. Seperti untuk ikut mengurusi adanya dana yang tersangkut di Bank Singapura," jelas Ridlwan.

"Karena dia merasa ini ada satu celah, daripada malu, maka dia harus mati-matian siapapun untuk bantu dia, semacam bergaining," lanjutnya.

Lebih lanjut Ridlwan turut mengkritik pemerintah. Menurutnya, semua kehebohan ini tidak terjadi jika intelijen dilibatkan sejak awal.

"Ini aneh! Harusnya Forkopimda yang didalamnya ada Kapolda, Danrem, dan perangkat Pemda sejak awal sudah bisa minta bantuan pada Dirjen Pajak untuk melakukan pengecekan," tegasnya.

Baca Juga: Batal Diperiksa karena Sesak Napas, Anak Akidi Tio Berstatus Saksi

Apalagi, pemerintah setempat juga bisa meminta bantuan kepada Direktur Intelijen untuk menelusuri keberadaan uang tersebut. Hal ini karena pihak intelijen sangat terlatih dalam hal tersebut.

"Padahal mereka sangat terlatih untuk melakukan penelusuran rekening, dan forensik digital. Idealnya cek background itu dilakukan sejak awal sebelum melakukan penyerahan simbolis," ucap Ridlwan.

Selain itu, pihak intelijen seharusnya juga bisa mengungkap siapa sosok Akidi Tio secara cepat. Termasuk harta kekayaannya dan kebenaran uang sumbangan senilai Rp 2 Triliun.

Sebab, intelijen sejauh ini memiliki perangkat-perangkat kemampuan penelusuran, terutama yang berkaitan dengan intelijen tax perpajakan. Di bawah 3 sub direktorat, mereka bisa dengan cepat mengatasi permasalahan forensik digital sampai money laundry (pencucian uang).

Kendati demikian, Ridlwan memahami wajar jika pemerintah kecolongan. Ia menyebut kondisi psikologis para pimpinan di masa pandemi menjadi gelap mata.

Apalagi, ketika tiba-tiba disodori dana besar oleh seorang dermawan. Pemerintah dengan mudah percaya tanpa mengecek latar belakang penyumbang terlebih dahulu.

Load More