Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Ruth Meliana Dwi Indriani
Senin, 09 Agustus 2021 | 11:15 WIB
Rachland Nashidik.[Twitter/@RachlanNashidik]

BeritaHits.id - Politikus Partai Demokrat, Rachland Nashidik menjadi sorotan setelah jejak digitalnya terbongkar. Seorang warganet mengungkap cuitan lawasnya yang dinilai menistakan lagu Indonesia Raya dan simbol negara.

Hal ini dibagikan pengguna akun Twitter @MurtadhaOne1 pada Minggu (8/8/2021). Ia membagikan video yang memperlihatkan postingan Rachland Nashidik saat menyinggung lagu Indonesia Raya.

"Rekam jejak digital politisi Partai Demokrat, Rachland Nashidik menista Indonesia Raya dan simbol-simbol negara," cuit akun Twitter @MurtadhaOne1 seperti dikutip BeritaHits.id, Senin (9/8/2021).

"Kualitas politisi @PDemokrat serendah ini. Mengolok-olok lagu kebangsaan Indonesia Raya dan lambang negara. Pidana ini @CCICPolri @DivHumas_Polri," lanjutnya.

Baca Juga: Viral Tren Pamer Saldo ATM di TikTok, Warganet Merajuk 'Ikoy Ikoy'

Dalam video, terungkap Rachland Nashidik membagikan sebuah poster berisi lagu Indonesia Raya. Poster itu memiliki latar belakang potret Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Ini lebih menarik," tulis Rachland Nashidik dalam narasinya.

Jejak Digital Rachland Nashidik Diduga Menistakan Indonesia Raya. (Twitter/@MurtadhaOne1)

Cuitan Rachland Nashidik itu disorot tajam oleh akun @MurtadhaOne1. Menurutnya, politisi Partai Demokrat itu telah menjadikan lagu Indonesia Raya sebagai bahan guyonan.

Lebih lanjut, akun ini menyindir Rachland Nashidik yang mungkin menganggap lagu ciptaan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) lebih sakral, dibandingkan lagu kebangsaan Indoenesia.

"Lagu kebangsaan dibuat main-main mungkin bagi politisi Partai Demokrat, lagu ciptaan SBY lebih sakral daripada lagu kebangsaan Indonesia Raya," tulis @MurtadhaOne1.

Baca Juga: Gus Mus Sindir Maraknya Baliho Tokoh Politik, Warganet: Disindir Mbah Yai Lho, Gak Berkah

Warganet ini mengingatkan momen membanggakan saat lagu Indonesia Raya berkumandang di Olimpiade Tokyo. Karena itu, ia mengecam aksi Rachland Nashidik.

"Belum lama kemarin, banyak dari kita meneteskan air mata saat Indonesia Raya dikumandangkan di Olimpiade Tokyo. Lalu bisa-bisanya ada politisi @pdemokrat tiba-tiba hanya karena benci sama situasi, dia mencela dan menghina lagu Indonesia Raya?" tulis @MurtadhaOne1.

Jejak Digital Rachland Nashidik Diduga Menistakan Indonesia Raya. (Twitter/@MurtadhaOne1)

"Masa iya yang musti marah hanya pendukung Jokowi? Seluruh rakyat Indonesia berhak marah sama politisi
@pdemokrat, penista lagu kebangsaan tersebut," lanjutnya.

Sementara itu, Rachland Nashidik memberi klarifikasi lewat video mengenai hal ini. Ia mengatakan akun Twitternya dibajak pada sejak 29 Juli sampai 7 Agustus 2021.

"Twitter saya dibajak dan tidak bisa lagi digunakan. Akun saya itu sekarang berganti nama, bukan nama asli tetapi nama orang lain, nama yang tidak saya kenal," kata Rachland Nashidik dalam video.

Ia mengaku tidak tahu siapa pihak yang membajak Twitternya, lalu menyerukan aksi anti demokrasi. Menurutnya, pihak itu memang sengaja membajak Twitternya karena dirinya aktif mengkritik pemerintah.

"Saya tidak tahu siapa pihak yang bertanggung jawab atas perbuatan anti demokrasi itu. Yang pasti dia tidak suka dengan isi tweet-tweet saya," beber Rachland Nashidik.

Jejak Digital Rachland Nashidik Diduga Menistakan Indonesia Raya. (Twitter/@MurtadhaOne1)

"Saya memang kerap melancarkan kritik kepada pemerintah dan Presiden Jokowi, khususnya tentang penanganan Covid-19 yang memakan begitu banyak jiwa," lanjutnya.

Video klarifikasi Rachland Nashidik itu kembali disorot oleh @MurtadhaOne1 karena dinilai berkelit. Menurutnya, penjelasan politisi Demokrat itu tidak masuk akal.

"Penista lagu kebangsaan Indonesia ini mencoba berkelit, bilang kalau akunnya diretas sejak tanggal 7 Agustus.
Padahal sejak 29 Juli dia sudah menista lagu kebangsaan Indonesia dengan gambar yang sama," tulis @MurtadhaOne1.

"Tolong penista ini diamankan dulu pak @CCICPolri @DivHumas_Polri. Dari kemarahan rakyat," desaknya.

Load More