Scroll untuk membaca artikel
Dany Garjito | Evi Nur Afiah
Selasa, 26 Juli 2022 | 14:45 WIB
Ilustrasi orang tua marah kepada anaknya (Pexels/August de Richelieu)

BeritaHits.id - Seorang bocah laki-laki berusia sekitar 6 tahun ditemukan warga dalam keadaan kebingungan. Bocah tersebut mengaku kabur dari rumahnya lalu tinggal di jalanan.

Berdasarkan keterangan perempuan sekaligus perekaman video, anak laki-laki yang tidak disebutkan nama nya mengakui kabur dari rumah karena takut dengan ayahnya yang galak.

"Bapaknya galak?," tanya perempuan berkacamata di balik rekaman video seperti dikutip Beritahits.id pad Selasa, (26/7/2022).

Bocah laki-laki itu kemudian menganggukan kepalanya seolah-olah mengamini ucapan si perempuan yang mewawancarai dirinya.

Baca Juga: Ridwan Kamil Dinobatkan jadi Ayah Inspiratif dan Keluarga Teladan di Indonesia, Apa Alasannya?

Bocah laki-laki ini diduga kabur dari rumah karena ayahnya sakit (Instagram/ @kodil0127).

Kala ditanya di mana tempat tinggalnya, bocah ini mengaku berasal dari Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

Anak ini seorang diri naik kereta dari Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, sampai akhirnya tiba di Rangkasbitung, Kabupaten Lebak Banten. Kiranya sudah lebih dari Seminggu anak laki-laki tersebut kabur dari rumah orang tuanya.

Perekaman video juga berencana melaporkan kejadian tersebut kepada pihak kepolisian agar si anak laki-laki dapat dijemput orang tuanya.

"Lapor ke polisi yah biar orang tuamu jemput," katanya.

Waspada! 5 Dampak Negatif Sering Memarahi Anak

Baca Juga: Dikira Calon Pelanggannya, PSK Ini dapat Pesan WA Ternyata Kenalan Ayahnya, Netizen: Auto Kaget Pasti Ini

Meski tiap orang tua mungkin menjalani pola asuh yang berbeda, tujuannya pasti sama. Yakni, menginginkan yang terbaik bagi buah hatinya.

Namun, tak semua hal yang berniat baik, akan berdampak baik pula. Pola asuh yang terlalu keras, misalnya sering memarahi anak, baik itu meneriaki, membentak, atau bahkan mengumpat, bukanlah cara yang tepat dalam mengasuh anak. Karena secara jangka panjang, akan berdampak buruk bagi kondisi psikologis anak.

Di bawah ini akan dibahas beberapa contoh dampak buruk akibat sering memarahi anak.

1. Semakin memperburuk masalah perilaku mereka

Namanya anak-anak, ada saja tingkah laku mereka. Termasuk yang menguji kesabaran para orang tua. Sebaiknya, hindari mendisiplinkan anak dengan cara membentak.

Mungkin hal tersebut bisa meredakan perilaku buruk mereka. Tapi, itu hanya sementara. Dalam jangka panjang, justru perilaku mereka akan lebih buruk lagi.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam Society for Research in Child Development, meneliti tentang perilaku anak 13 tahun. Para partisipan ini tinggal di keluarga yang menerapkan disiplin dengan cara yang keras, termasuk sering memarahi anak. Hasilnya, perilaku anak-anak tersebut semakin memburuk di tahun berikutnya.

2. Mempengaruhi perkembangan otak anak

Manusia lebih cepat memproses informasi negatif dibanding positif. Itulah kenapa, kita lebih mudah untuk menyebutkan kekurangan-kekurangan kita, dibanding kelebihan kita. Dan pola asuh yang keras, yang lebih mengandalkan cara negatif (misalnya dengan membentak anak), ternyata juga berpengaruh terhadap perkembangan otak mereka.

Penelitian tahun 2011 yang dimuat dalam jurnal NeuroImage, membandingkan kondisi otak lewat MRI, antara anak yang dulunya sering dibentak dibandingkan anak yang dulunya tidak mengalami kekerasan verbal. Hasilnya, terdapat perbedaan fisik yang signifikan di bagian otak, yang bertanggung jawab pada pemrosesan bahasa dan suara.

3. Menyebabkan anak depresi

Selain membuat anak sedih, terluka, ataupun takut, sering memarahi anak bisa pula membuat mereka rentan depresi. Kondisi ini bisa ditandai dengan perilaku memberontak, penggunaan obat-obat terlarang, atau melakukan seks bebas.

4. Berdampak negatif terhadap kesehatan fisik anak

Stres yang diakibatkan kekerasan psikis dari orang tua, bisa menyebabkan anak memiliki masalah kesehatan di saat mereka dewasa. Kesimpulan ini diperoleh dari penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Psychological Bulletin. Dari situ ditemukan bahwa stres di masa kanak-kanak akan meningkatkan risiko terkena penyakit kronis serta kematian dini.

5. Anak menjadi penakut dan tidak percaya diri

Walaupun anak berbuat salah, tak menjadikannya benar untuk dimarahi apalagi dibentak. Banyak cara mendisiplinkan anak tanpa harus menggunakan “urat”.

Sering memarahi anak bisa membuat anak tumbuh jadi pribadi penakut. Karena terbiasa takut dengan bentakan orang tuanya. Anak pun jadi tumbuh tidak percaya diri, akibat merasa bahwa apa yang ia lakukan selalu salah di mata orang tuanya.

Nah, itulah beberapa poin dari bahayanya sering memarahi anak. Mendidik anak memang tidak gampang. Namun, saat ini sudah banyak sekali media yang bisa menjadi sumber ilmu untuk mengasuh anak dengan cara lebih baik. Semoga ayah bunda tidak pernah lelah untuk selalu belajar, sehingga buah hati bisa tumbuh jadi anak yang sehat lahir batin.

Load More