Scroll untuk membaca artikel
Ruth Meliana | Fita Nofiana
Kamis, 12 Oktober 2023 | 18:32 WIB
Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka. [Suara.com/Bagaskara]

BeritaHits.id - Nama Gibran Rakabuming Raka belakangan disodor-sodorkan menjadi calon wakil presiden (cawapres). Terkait munculnya nama Gibran, politikus senior Panda Nababan mempertanyaakn etika politik keluarga Presiden Joko Widodo atau Jokowi jika Gibran maju cawapres.

Pasalnya menurut Panda, jika Gibran maju cawapres untuk partai lain, maka keluarga Jokowi melupakan peran besar PDI Perjuangan pada karier politik mereka.

"Saya mau mengingatkan, saya ada satu etika, kalau Presiden Jokowi bilang berpolitik dengan berpolitik dengan budi pekerti," ujar Panda Nababan seperti dikutip dari kanal YouTube CNN.

Lebih lanjut Panda Nababan menyebut majunya Gibran sebagai Wali Kota Solo adalah bentuk permohonan Jokowi yang dikabulkan Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: NasDem Gak Sreg Lihat Gibran Jadi Cawapres: Gubernur Saja Dulu, Jangan Instan

Panda menyatakan bahwa sebelum Gibran dimajukan jadi Wali Kota Solo, PDIP sebenarnya sudah memiliki calon yang bakal diajukan, yakni pasangan Achmad Purnomo-Teguh Prakosa.

Gibran Rakabuming Raka bertemu dengan politisi senior PDIP Panda Nababan di sela-sela mendampingi Ganjar Pranowo safari politik di Bogor, Sabtu (22/7/2023). [Dok. DPP PDIP]

"Itu sebelum dia jadi wali kota, proses pemilihan Wali Kota Solo dari ranting cabang sudah terproses empat bulan memilih Purnomo-Teguh, tetapi Jokowi meminta ke Ibu Mega biar anaknya," kata Panda.

Padahal pada Peraturan Partai (PP) PDIP nomor 25 menyebutkan jika ingin menjabat, maka perlu berproses di partai terlebih dahulu selama dua tahun.

Sementara pemilihan wali kota di kubu PDIP biasanya dipilih dari bawah mulai ranting hingga cabang. Namun karena permintaan dari Jokowi, Megawati melanggar aturannya sendiri.

"Mega karena sayangnya pada Jokowi diabaikan itu [PP] diistimewakan lah itu," tandasnya.

Baca Juga: "Sebentar Lagi Ketum Parpol Membungkuk pada Mantan Pedagang Martabak"

Hal ini yang membuat Panda merasa ironis jika Gibran meninggalkan PDIP demi jabatan cawapres.

"Alangkah tragisnya dengan gampang ditinggal kalau Gibran maju [cawapres] keluar dari PDI Perjuangan enggak kebayang tata kramanya budayanya," tutur Panda.

"Apakah iya keluarga jokowi punya karakter seperti itu, pengorbanan di jajaran PDI Perjuangan solo yang sudah melakukan proses demokrasi dari ranting dan dapat Purnomo-Teguh sudah dikirim ke Jakarta, Jokowi datang minta anaknya, dengan pengorbanan besar PDIP luluskan lah anaknya," paparnya.

Load More