Scroll untuk membaca artikel
Agatha Vidya Nariswari | Elvariza Opita
Selasa, 24 Oktober 2023 | 20:07 WIB
Wakil Ketua Umum Bidang Penggalangan Pemilih dan co-chair Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Golkar Ridwan Kamil. [Suara.com/Dea]

BeritaHits.id - Menjelang berakhirnya masa pendaftaran peserta Pilpres 2024, Partai Golkar akhirnya mengusung Gibran Rakabuming Raka sebagai cawapres Prabowo Subianto. Pilihan ini pun kemudian disepakati secara aklamasi oleh Koalisi Indonesia Maju per Minggu (22/10/2023).


Terpilihnya Gibran tentu menuai pro dan kontra. Pasalnya Gibran belum memenuhi batas minimal usia capres-cawapres sehingga bisa dianggap terlalu muda, serta karena pengalaman politiknya yang masih minim dan disebut-sebut cuma mengandalkan nama besar sang ayah, Presiden Joko Widodo.


Namun menariknya, perkara pemimpin muda yang mentereng karena prestasi orangtuanya ini malah pernah dibahas oleh Wakil Ketua Umum Partai Golkar, Ridwan Kamil. Blak-blakan eks Gubernur Jawa Barat itu meminta supaya jangan memilih pemimpin muda yang mendompleng nama besar orangtuanya.


“Bung Karno dulu jadi ketua partai (sewaktu) usianya muda, nggak masalah. Pemimpin-pemimpin banyak yang muda nggak masalah. Yang penting, mudanya itu berkapasitas,” ujar Kang Emil.

Baca Juga: Rombongan Prabowo-Gibran Diprediksi Bikin Macet Jakarta Besok, Gerindra Minta Maaf ke Warga Ibu Kota


“Jangan dipilih dia muda tapi karena bapaknya misalkan, jangan begitu, menurut saya,” lanjutnya, dikutip dari akun Twitter @bumnbersatu, Selasa (24/10/2023).


Bagi Kang Emil, tidak ada yang salah dengan pemimpin muda selama memang mempunyai kapasitas untuk mengemban amanahnya. “(Jangan) karena nama keluarganya, orangtuanya,” tuturnya.


Dalam kesempatan tersebut, Kang Emil juga menyinggung soal kekuasaan yang membuat candu orang-orang yang sudah merasakannya. Hal ini bermula dari sentilan Denny Chandra terhadap banyaknya politikus senior yang lama mempertahankan jabatannya.


“Si anak muda sekarang kalau mau masuk ke jajaran partai-partai politik, itu orang-orang tuanya masih betah berkuasa, itu masalahnya, sehingga mereka (sulit) untuk naik, jadi kaderisasinya mentok,” ungkap sang komedian.


“Itu karena kekuasaan itu addicted,” jawab Kang Emil. “Makanya legawa itu mudah diucapkan susah diterapkan.”

Baca Juga: Ditanya Persiapan Daftar di KPU Besok, Prabowo Subianto: InsyaAllah


Pernyataan Kang Emil ini pun disoroti oleh warganet, seperti komentar berikut, “Wong dia akan kampanyekan bocillll.

Load More